1.5 - Yoon Jaehyuk

8K 257 59
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Es Krim Stroberi"



Pukul dua pagi, irisku setengah terbuka mendengar helaan napas panjang yang terus berderai. Ada satu presensi yang duduk didekat jendela berdampingan dengan pemandangan kelap-kelip kota. Aku mengerjap berusaha mengumpulkan nyawa. Melirik samping tempat Jaehyuk berbaring. Ternyata kosong, berarti sosok itu adalah Jaehyuk. Apa yang sedang dia lakukan? Aku duduk sembari mengucek mata.

"Eoki?~"

Dia langsung menoleh sedikit kaget mendengar suaraku. "Eh~ aku menggangu tidur mu, ya?"

Tak segera menjawab, aku diam selama beberapa detik, kemudian menggeleng manja. "Kamu mau pergi ke kantor sebentar lagi?"

"Tidak Sayang. Maaf ya, aku tidak bisa tidur. Kamu lanjutkan saja tidurnya." Jaehyuk menyahut datar, kemudian berpaling. Kembali memperhatikan gemerlap kota dihadapannya.

Dari cara bicara dan gelagatnya menyiratkan sesuatu hal yang tidak baik-baik saja. Biasanya alunan kata milik Jaehyuk hangat dan ceria. Aku jadi cemas.
Saat ujung jari kakiku menyentuh lantai, berniat menghampirinya untuk memberi pelukan hangat, Jaehyuk menginterupsi,

"Tolong biarkan aku sendiri dulu."

Tanpa menunggu sahutan dariku dia pergi. Meninggalkan ku dikamar sendiri. Padahal aku berniat menghiburnya, memberi semangat, sejenak untuk sekedar melepas penat. Tapi dia memilih menghindari ku.

Kenapa?

Aku kembali berbaring, menarik selimut bersama rona kesedihan dan pikiran yang bercabang. Aku tidak boleh egosentris tapi bahkan di otakku hanya memikirkan cara bagaimana agar aku bisa menghiburnya. Apa itu patut disebut egois?

Tak terasa mataku kembali terkatup. Sampai pukul tujuh pagi tiba, semerbak aroma alam segar menyeruak indra penciuman ku, memaksa untuk terbangun dari alam mimpi. Aku hapal betul baunya, pasti parfum Jaehyuk.
Menatap langit-langit sebentar, aku mendudukkan diri. Terlihat Jaehyuk sedang berdiri didepan cermin sembari memakai dasi.

"Pagi Eoki~" Aku menyapa, masih mengumpulkan sisa nyawa.

"Iya Sayang. Selamat pagi." Jaehyuk menyahut datar, kemudian menyambar tas kerjanya. Saat aku mengulurkan tangan ingin memeluknya dari belakang, dia tergesa keluar kamar. Aku merengut, sedikit kecewa tapi langsung mengekor. Memperhatikannya memakai sepatu di depan pintu utama.

"Eoki sarapan dulu. Aku bisa bergerak cepat, kok," tawarku. Berharap dia setuju.

"Maaf, ini sudah hampir terlambat. Aku berangkat, ya." Jaehyuk yang sudah selesai memakai sepatu berdiri tegap. Tanpa menunggu respons ku langsung membuka pintu dan berlari keluar. Mengurungkan susunan kata yang sudah siap aku untai.

Sweet Ice Cream || TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang