1.2 - Takata Mashiho

7.8K 270 10
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"MAKAN MALAM"



Suara ketukan pintu depan itu mengguncang fokus ku yang tertuju pada buku. Terburu berlari dan membukanya, ke dua bola mataku terbeliak seketika mendapati sosok dibaliknya.

"Shiho-kun!" Aku berteriak gembira, sedikit terkejut juga. Tak menyangka dengan pemandangan yang kulihat sekarang.

"Aku pulang, Sayang~" ucapnya, menyunggingkan senyum lebar. Menampakkan deretan gigi kelincinya yang manis.

Senyuman ku merekah indah, lantas menyahut, "Selamat datang suamiku~"

Dia membuka kedua tangan, tanpa penjelasan memintaku untuk datang ke dalam pelukan. Dengan senang hati, aku berhamburan. Saking gembiranya, saat tubuh kami saling bertemu pelukan itu berputar layaknya di film-drama. Sangat romantis dan sedikit dramatis.

Beberapa menit setelah puas saling merengkuh, dia menarikku masuk ke dalam rumah. Melonggarkan dasi, dan menghempaskan diri ke atas sofa lebih dulu. Aku pun ikut duduk disisinya.

Sudah lepas selama seminggu suamiku--Takata Mashiho-- pergi keluar kota untuk mengurus pekerjaannya. Sebelum menikah dia memang sudah memberitahu ku kalau ada peluncuran produk baru di perusahaan. Jadi dia akan cukup sibuk kesana-kemari. Setelah penantian panjang bagaikan seribu tahun, akhirnya semua itu selesai. Aku bisa memandangi wajah tampan itu sedekat ini.

"Shiho-kun mau minum teh atau mandi dulu?" tanyaku, menyita atensinya.

"Aku mandi... kamu buat teh." Mashiho menjawab cepat. Tapi jemarinya malah meraup tanganku dan menelusupkannya ke sela jemariku.

Awalnya kami saling mengulum senyum, melepaskan rasa rindu lewat sorot mata. Sesekali aku memalingkan muka dan tertawa tanpa suara karena salah tingkah. Tentu berhasil mengundang gelak kecilnya. Ratusan sekon kemudian aku bingung, padahal berniat melangkah ke dapur. Tapi dia semakin membungkus tanganku, lebih intens dari sebelumnya.

"Sayang, kamu bilang mau mandi." Aku mengingatkan.

Mashiho nampaknya masih enggan melepas genggaman. Masih setia menatapku dengan seksama.

"Nanti mau nonton film?" tanyanya, berniat mengalihkan subjek pembicaraan.

Aku langsung mengernyit, heran. Sebenarnya setengah tidak setuju, aku sangat yakin dia kurang istirahat beberapa hari lalu.

"Memangnya Shiho-kun tidak lelah? ku pikir mau langsung tidur." Aku bertanya, sedikit khawatir.

Dia menggeleng pelan. "Aku masih ingin terjaga bersamamu."

Setelah untaian kalimat itu, iris kami berbaur. Beberapa detik saling menganalisis satu sama lain. Aku menelan ludah, menemukan satu perasaan yang tak cukup hanya didefinisikan dengan bait puisi yang paling cantik sekalipun. Mashiho terlihat sedikit menurunkan pandangannya, menuju bibirku dan perlahan bergerak memperpendek jarak.
Lembut. Dan kehangatan kecil terbentuk saat belah bibir kami bertemu. Singkat. Namun sensasinya mampu membuatku terasa diterjang badai kecil. Senyuman seketika tumbuh, sama halnya dengan dia. Perasaan kami benar-benar seperti bunga yang baru mekar.

Sweet Ice Cream || TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang