1.3 - Kanemoto Yoshinori

7K 240 32
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Gigitan Harimau Lembut"



"Yoshi-kun... masih lama, ya?"

Dengan raut panik menahan buang air kecil, aku memperhatikan Yoshi yang sedang fokus menyetir mobil. Jemariku mengguncang lengannya beberapa kali, tanda sudah tidak sanggup untuk menahan lebih lama lagi.

"Iya, Sayang... masih sekitar lima belas menit." Pria Kanemoto itu menjawab, ikut panik melihat gerak-gerik ku seperti cacing kepanasan. "Atau kamu mau kita berhenti disini? Aku temani ke pinggir hutan."

Aku mengerang, ingin menangis mendengar sarannya. Menyadari keberadaan kami sekarang ada dilereng gunung, pemandangan di luar jendela mobil benar-benar gelap. Tentu berhasil membuat pikiran ku bercabang, memikirkan berbagai macam jenis hewan hutan dan yang lainnya. Itu mengerikan,

bagaimana kalau mendadak ada harimau atau laba-laba yang menghampiri? bisa mati muda nanti.

"Tidak mau!" Aku menggeleng cepat. Kemudian merengek layaknya anak kecil.

Yoshi terlihat semakin tertekan, menginjak pedal gas dalam-dalam. Butuh waktu sehari hari semalam untuk sampai ke desa Shiiba, perfektur Mizayaki dari Kobe. Rasanya benar-benar melelahkan, ingin sekali tidur terlentang dikasur yang empuk.

"Jadi kamu mau bagaimana?" Dia bertanya lagi, takut aku mengeluarkannya didalam mobil.

Setelah beberapa detik berpikir, akhirnya tidak ada pilihan lain selain berhenti dan masuk ke pinggir hutan. Aku menggandeng tangan Yoshi begitu erat, memberi tanda bahwa aku benar-benar takut. Selain hewan, mungkin saja ada psikopat yang berkeliaran.

Ah, sungguh mengerikan!

"Sudah?" Yoshi memastikan yang berdiri tak jauh dari ku.

"Berikan air minumnya, Yoshi-kun~" Aku mengulurkan tangan, meminta air mineral dalam botol untuk membasuh. Setelah selesai dan mencuci tangan, aku terbirit menghampirinya. Tungkai Yoshi langsung bergerak maju, namun aku segera menarik lengannya.

"Ada apa?"

"Aku takut. Yoshi-kun tolong gedong aku~" Sedikit memohon, nada bicaraku merendah sembari memasang tampang memelas. Berharap dia akan menuruti permintaan ku, takut kalau-kalau menginjak ular atau apapun jenis hewan melata.

Terdengar helaan napas panjang darinya, tetapi Yoshi tidak banyak bicara. Dia langsung sedikit membungkuk, mengizinkan ku naik ke atas punggungnya.

"Terima kasih, Yoshi-kun~ maaf sudah merepotkan mu," bisikku, ketika dia sudah mulai melangkah dengan stabil. Senyum senang merekah dalam pasrasku.

"Iya, Sayang... aku senang direpotkan, kok." Yoshi menyahut. Nada bicaranya terdengar tulus, hormon serotonin ku jadi semakin meningkat. Refleks mempererat pegangan padanya.

Sweet Ice Cream || TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang