1.6 - Kim Junkyu

6.6K 237 21
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Sakura Mekar"



"Kyu~ ayo bangun. Kamu bilang mau menemaniku ke Yeouido Park. Festivalnya sudah dibuka, nanti bisa kehabisan permen poppgi tau!"

Aku mengusik pria yang masih tertelungkup dibawah selimut berwarna cokelat muda. Menarik hidungnya, menggoyangkan kesana-kemari setelah beberapa detik tak ada pergerakan. Dia hanya menggeliat, lalu bergeser memunggungi ku dan memeluk bantal guling. Mencari posisi yang lebih nyaman untuk memperdalam eksplorasinya di dunia mimpi.

Aku menghembuskan napas panjang, menggosok pundak luas itu, lalu mendekatkan bibirku pada indra pendengarannya. "Junkyu~ bunga sakuranya berguguran, bagaimana kalau aku tidak dapat momen seperti tahun lalu. Ayo bangun~"

Usai berbisik, aku sengaja meniup telinganya berulang kali. Berharap mampu menggerakkan kelopak mata itu untuk segera menunjukkan eksistensi. Lagi, itu percuma. Junkyu menutup telinganya dengan jemari yang terbungkus selimut.

Aku masih mencoba sabar, berguling ke hadapannya, ikut berbaring sembari mengelus pipi kenyal Junkyu. Mencubit, menarik dan menepuk-nepuk benda empuk itu sebentar.

"Kim Junkyu Sayang~ Cintaku, Suamiku yang paling gemas tolong bangun~" Kali ini aku sedikit geram. Menarik pipinya lebih bertenaga lagi.

Masih tidak ada hasil.

Membangunkan pria koala itu benar-benar membuatku frustasi. Apalagi ini akhir pekan, biasanya dia tidak akan bangun sebelum matahari berada tepat diatas kepala.
Untuk terakhir kali aku memberi tamparan berona emosi pada pipinya. Refleks Junkyu melenguh risih, kembali bergeser sembari meracau,

"Ih, jangan mengganggu!"

Aku menuruni ranjang. Menatap gundukan selimut dengan tangan yang mengepal. "Ku beri waktu sepuluh detik kalau kamu tidak bangun juga bersiaplah menerima kejutan!"

Aku mulai menghitung. Sampai detik ke sembilan Junkyu masih menyibukkan diri di dunia mimpi, aku langsung berancang-ancang. Bersiap memberinya 'kejutan'. Pada detik ke sepuluh aku berlari, meloncat dan menjatuhkan diri pada Junkyu. Sengaja member penekanan agar dia terkejut.

Seketika melotot, Junkyu yang sedikit kesulitan bernapas lantas berteriak, "Sa—

sakit! kamu apa-apaan, sih?!"

Dengan santainya aku yang duduk di atas pinggang Junkyu bersedekap. Tidak berniat untuk menyingkirkan diri.

"Kamu sendiri yang bilang jam sepuluh kita berangkat. Ini sudah jam sebelas tau!" sungut ku, mengguratkan rasa kesal setengah mati.

"Tunggu setengah jam lagi, aku masih mengantuk." Junkyu bergeser ke pinggir ranjang, membuat ku merosot jatuh ke kasur. Dia kembali menarik selimut, memeluk bantal guling dan memejamkan mata tanpa merasa berdosa sedikitpun.

Sweet Ice Cream || TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang