10. Beda pendapat

23 7 1
                                    

Shaka kembali menjalani tugasnya sebagai mahasiswa. Ia berniat menghabiskan waktu tidur seharian setelah kemarin dihajar banyak jam kuliah dan menghabiskan waktu bersama Sefa. Pokoknya pagi ini ia ingin balas dendam dengan tidur sampai jadwal kuliahnya sore nanti.

Namun sayangnya Shaka lupa, jika ringtone ponselnya belum dinonaktifkan. Panggilan masuk menginterupsi niatnya. Shaka berdecak keras dan melihat nama Aylin di layar.

Dengan gerakan malas. Shaka mengambil ponsel dan menggeser layar. "Mas Shaka?"

"Iya, Ay? Kamu gak sekolah?" tanya Shaka dengan suara khas bangun tidurnya.

"Masih mau siap-siap. Mas Shaka baru bangun?"

"Iya. Kemarin jadwal kampus full banget. Jadi sekarang mau tidur seharian."

"Hmm. Kasihan banget ayang gantengku. Abis ketemuan sama aku. Besoknya dihajar banyak matkul."

Shaka tersenyum mendengar nada imut kekasihnya. "Mau aku buatin kopi gak, Mas? Biar seger?" kekeh Aylin.

"Buruan ke sini gih buatin kopi." Berbeda dengan Aylin. Sefa malah meminta Shaka untuk mengurangi mengkonsumsi kopi. Apalagi saat Sefa tahu jika Shaka jarang minum air putih, Sefa jelas mengomel.

"Hmm. Mas masih lama ya kuliahnya? Aku pengen sering jalan-jalan berdua sama Mas Shaka."

"Kurang satu setengah tahun. Doain lulus tepat waktu ya."

"Aamiin. Nanti kalau kerja jangan di luar kota lagi, Mas. Di sini aja."

Shaka terbahak. "Ya kalau rejekinya di luar kota, aku bisa apa, Ay?"

"Denger gitu aja aku udah kesel banget. Aku doain, Mas Shaka bisa tinggal di sini lagi pokoknya."

Shaka tidak menanggapi dengan kata-kata. Ia hanya tertawa. "Oh iya, Mas. Foto terakhir kita keluar gak dijadiin profil? Tumben gak diposting di story juga? Kayaknya udah lama foto profil Mas Shaka gak pakek fotoku?"

Shaka terdiam mendengar banyak pertanyaan dengan topik yang sama. Setelah bertukar nomor dengan Sefa, Shaka tidak pernah memakai foto Aylin. Sebelumnya sesekali ia memang memasang foto kekasihnya di nomor WhatsApp.

"Gak enak sama dosen, Ay. Kemarin disindir di kelas." Shaka terpaksa mengarang cerita.

"Ih, dosennya kayak gak pernah muda aja!" dumel Aylin. Shaka tertawa sumbang. Dulu saat berkhianat dengan Arumi, Shaka menggunakan nomor lain agar tidak ketahuan. Namun saat bersama Sefa, ia tidak banyak melakukan persiapan. Ketertarikannya pada Sefa terjadi begitu saja. Berbeda dengan Arumi yang sengaja ia dekati untuk urusan kuliah.

"Poto kita aku posting Instagram ya, Mas."

"Terserah kamu, Ay. Asal jangan yang aku lagi jelek." Untuk urusan Instagram, Shaka memiliki dua akun. Satu khusus untuk anak komunitas, dan satunya dibuat atas permintaan Aylin. Dan Sefa mengetahui akun Instagram Shaka yang berbau komunitas itu.

"Mas Shaka mah gak pernah jelek di mata aku. Ganteng selalu!" ujar Aylin.

"Haha. Berangkat sekolah gih. Udah siang."

"Oke, Sayang. Nanti kalau udah aku posting jangan lupa suka sama komentar ya. Aku berangkat sekolah dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

***

Shaka menguap di depan Sefa saat mereka sedang makan siang di kantin berdua. Melihat wajah kantuk kekasihnya, Sefa tertawa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kisah Sefa dan Mas VespaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang