#08 Sesuatu terjadi

3.1K 241 8
                                    

Enjoy~




Sejak 3 hari Jaehyun meninggalkan kedua jagoan dan istri manisnya, Renjun mengurus Jeno dan Jaehyun sendiri, tanpa meminta bantuan dari keluarganya yang lain. Namun beberapa kali teman Renjun yang bernama Lee Heeseung itu menyempatkan waktu untuk menemani hari-hari Renjun agar tidak terlalu membosankan. Karena Heeseung juga sedang ditinggal oleh suaminya, Park Jongseong untuk keperluan bisnis di luar negara mereka.

"Heeseungie, jangan melelahkan dirimu cantik. Kasihan bayimu, jaga kesehatan selagi suamimu tidak ada dirumah."

"Renjunku sayang, ini kemauan anakku tahu. Lagi pula aku bosan berada di rumah sendiri, lebih baik aku membantumu memasak dan bermain bersama dua jagoan tampanmu itu. Hitung-hitung juga aku ingin belajar sebagai ibu nanti ketika Sunooku lahir."

Renjun mengusap gundukan perut Heeseung yang sebenarnya tidak terlalu besar itu, karena Heeseung baru saja menginjak usia kehamilan 5 bulan. Rasanya sedikit rindu dengan sensasi hamil.

"Hari ini apa kau mau kita jalan-jalan saja? aku juga ingin membeli peralatan bayi, bisa menemani ku?"

Renjun mengangguk, menuruti kemauan ibu hamil muda didepannya ini. Juga ia ingin membeli beberapa barang untuk Jeno dan Jaemin.

"Baiklah. Lagi pula aku juga ingin mengajak kedua bayiku menghirup udara luar. Berjanjilah kepadaku, jika sudah tidak kuat berjalan, katakan kepadaku dan kita harus menyudahinya. Kau tidak boleh terlalu lelah, Heeseung."

Calon ibu dengan hidung terlewat mancung itu mengangguk paham seperti anak anjing, dimana Renjun gemas dan mengelus kedua pipi tembam milik Heeseung.


Calon ibu dengan hidung terlewat mancung itu mengangguk paham seperti anak anjing, dimana Renjun gemas dan mengelus kedua pipi tembam milik Heeseung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Renjunie, bagaimana dengan ini? atau ini? auh... tapi yang kau pegang itu juga bagus. Bagaimana ini..."

Renjun menghela nafas kecil, tersenyum dengan tingkah Heeseung yang sedang dilema membeli sepasang sepatu bayi.

"Sesuaikan dengan tema bayimu saja, katanya tema kamar Sunoo berwarna putih dan biru laut, lebih baik kau membeli sepatu yang bewarna senada saja." tutur Renjun sembari mengelus gundukan perut Heeseung dengan lembut.

Ia sudah melewati masa-masa dimana ia dilema membeli ini dan itu. Rasanya gemas sekali ketika Renjun melihat temannya yang kini  kebingungan memilih kebutuhan bayi seperti dirinya dulu. Jika Tuhan memberikan izin untuk Renjun dan Jaehyun menjadi seorang ibu dan ayah untuk 3 anak pun akan Renjun sanggupi. Euforia saat-saat kehamilan membuat Renjun ingin merasakan kesenangan itu lagi.

Setelah mengeluh lelah, akhirnya calon ibu dan ibu dari kedua pangeran kecil itu memutuskan untuk pulang. Heeseung meminta agar langsung pulang ke kediamannya sendiri karena ibu mertuanya ingin mampir.

Renjun dibantu dengan Seojun, membawa kedua pangeran yang tertidur itu kedalam rumah mewah mereka. Submissive manis itu mengganti pakaian kedua putra mereka menjadi piyama tidur. Setelah melakukan kegiatannya dengan kedua jagoan Jung, ia memutuskan untuk membersihkan diri dan beranjak istirahat. Tenang saja, selama Jung Jaehyun itu meninggalkan istrinya, kedua jagoannya itu tidur di satu kamar dan satu ranjang dengan Renjun. Pinggiran kasur Renjun beri pagar berupa bantalan agar Jaemin yang berada di pinggir tidak jatuh ke bawah. Jadi mereka tidak sendiri, Renjun selalu mengawasi.

Renjun kini berada di meja rias, memoles wajah ayunya dengan beberapa produk skincare mahal agar kulit lembut, kenyal, dan seperti susu itu tetap terawat dengan baik, namun kegiatannya berhenti di tengah-tengah kala ia mendengar pintu kamarnya dibuka dan melihat suaminya yang telah kembali dengan wajah yang sulit diartikan.

"Sayang?" ucap Renjun beranjak dari kursinya dan mendekat kearah sang suami.

Jaehyun menatap istrinya dengan lekat, kemudian memeluk Renjun tanpa aba-aba hingga badan Renjun sedikit limbung. Renjun tidak mengerti mengapa raut Jaehyun seperti sedang menahan amarah namun ada ketakutan disana.

"Hei ada apa sayang? katakan padaku siapa yang membuatmu menangis seperti ini? siapa yang membuatmu sedih, cintaku?" Renjun mengelus surai Jaehyun dengan lembut ketika merasakaan tubuh Jaehyun bergetar hebat dengan pundaknya yang terasa basah.

"A-ada seseorang yang berusaha menghancurkan pernikahan kita. Jalang itu menjebakku dan mengemis meminta kusentuh. Aku marah dan menamparnya keras berkali-kali, tapi itu tak akan sebanding dengan rasa sakit yang kau terima jika kau mendengar kabar bahwa aku menyentuh wanita lain. Itu belum terjadi dan aku bersumpah tidak akan pernah terjadi, Renjun-ah. Aku tidak menyentuh siapapun... a-aku tidak pernah sudi menyentuh jalang, maafkan aku Renjun maafkan aku belum bisa menjadi suami yang baik untukmu." Jaehyun semakin mengeraskan tangisannya, yang mana membuat Renjun khawatir kedua anaknya terbangun karena tangisan pilu dari sang ayah yang terdengar begitu menyesal.

Renjun menegakkan tubuh Jaehyun tepat di hadapannya, mencium bibir suaminya dengan sayang. Tujuannya untuk menenangkan Jaehyun juga meredam tangisan Jaehyun agar tidak terlalu keras.

"Aku akan sangat kecewa jika suamiku yang sangat amat kucintai ini menyentuh orang lain." Renjun melihat sorot mata suaminya semakin menyendu, air mata kembali akan meluncur deras.

"Namun... aku akan maafkan jika itu memang  tidak terjadi. Terima kasih telah berkata jujur kepadaku, sayang. Itu bukan salahmu, kau suami dan ayah yang baik. Sudah ya menangisnya, wanita itu akan ku cubit kecil jika bertemu denganku karena sudah berani menggoda dan membuat suamiku menangis seperti ini. Padahal kan suamiku hanya mencintaiku saja, dia harus tau jika hanya aku yang bisa memuaskanmu." Ucapan Renjun disertai mengusap air mata suaminya gemas. Bak anak kecil, Jaehyun semakin melengkungkan kedua belah bibirnya ke bawah dan akan bersiap kembali menangis kencang.

Renjun terkekeh, merengkuh tubuh lemas milik suaminya untuk ia peluk. Menenangkan bak ibu yang sedang menenangkan anaknya. Tepukan halus pada punggung serta usapan lembut dari Renjun membuat Jaehyun merasa tenang dan nyaman. Renjun adalah arti sesungguhnya dari istri dan ibu yang melakukan kewajibannya dengan baik.

"Cup... cup... suamiku sayang, tidak apa. Aku tidak marah denganmu. Sudah ya menangisnya, nanti hidungmu akan berair. Oh tidak, hidung mancung ini sudah memerah seperti tomat." goda Renjun sembari mengecup hidung Jaehyun berkali-kali

"Jangan dilepaskan, aku hanya ingin denganmu saja." Ucap Jaehyun semakin mengeratkan pelukannya.

"Aku tidak akan kemana-mana. Tidak ingin mandi?" Jaehyun menggeleng di dalam pelukan Renjun. Renjun menghela nafas dan mengangguk maklum. Jaehyun sedang berada di mood yang tidak baik.

"Baiklah, kita bermalam di kamar sebelah saja ya? jika tidur disini tidak akan muat, kamar kita sudah di kuasai oleh jagoan-jagoanmu." Jaehyun mengangguk, mengangkat tubuh Renjun dan melangkah menuju bilik sebelah.

Disanalah dua sejoli yang statusnya telah berubah menjadi ibu dan ayah dari dua anak. Namun jika dipandang, kini mereka seperti dua pemuda yang sedang dimabuk asmara. Jaehyun benar-benar tidak melepas Renjun barang sedikitpun meski sudah merebahkan tubuh mereka di atas kasur. Pria tampan itu memeluk pinggang Renjun erat dengan istrinya yang senantiasa mengelus surainya.

"Jaehyunie, tidak baik jika menangis terus menerus sayang."

"Aku mencintaimu sayang, maafkan aku..."

"Aku tidak marah karena memang kau tidak bersalah. Sudah ya, apa papa yang satu ini harus diberi asi dulu agar cepat tidur dan tidak rewel lagi?"

Jaehyun mengangkat kepalanya, mengangguk antusias seperti anak kecil. Renjun terkekeh kemudian membuka kancing bajunya dan menyediakan 'satu' untuk suaminya.

"Syaratnya harus tidur dan tidak boleh menangis lagi." Jaehyun mengangguk paham, kemudian menenggelamkan kepalanya di dada sang istri. Menyusu layaknya Jaemin Jeno.



















TIBISI















geli sendiri sama part terakhir, tapi aku bangun karakter manja buat Jaehyun😭😭

JUNG'S FAMILY | JaerenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang