3. Pulang Bareng

132 17 9
                                    

                       VOTE DULU
               SEBELUM MEMBACA

Jam pulang pun tiba, semua murid berbondong bondong keluar dari kelas, beda dengan dua sejoli yang berbeda kelamin itu, mereka berdua sedang ribut.

"Gue mau pulang jadi lo gak usah
Sok sokan baik nganterin gue " ucap ketus Agnes kepada Firman.

"Lo lupa atau pikun tadi kan lo udah ngizinin gue anterin lo " ucap Firman tak kalah ketus dari Agnes.

"Gak jadi gue tarik ucap gue tadi " ujar Agnes.

"Mana bisa gitu, yaudah yuk pulang
Gue mau ketemu camer" ajak Firman yang membuat Agnes jengah.

Tanpa menjawab Agnes pergi meninggalkan Firman sendiri
di kelas.

Firman pun langsung mengejar
Agnes yang pergi meninggalkannya.

Sesampai di parkiran Agnes langsung bertanya.

"Lo naik apa?" Tanya Agnes kepada Firman.

"Helikopter" jawab Firman iseng.

"Gue serius ya, yang mana punya
lo?" Tanya Agnes kembali.

"Iya, iya sorry itu motor gue warna merah" jawab Firman sambil menunjuk ke arah motor miliknya
itu.

Agnes pun berjalan menuju ke
tempat motor Firman berada, tanpa basa basi Agnes meminta kunci motor kepada Firman.

"Sini kunci" pinta Agnes.

"Eh eh apa apa lo masak gue di
boncegin cewek gak banget, nanti yang ada reputasi gue sebagai ketua geng motor jelek lagi" tolak Firman.

"Oh jadi cowok aneh kayak lo ketua geng motor, keren juga lo ya. Tapi itu gak hebat menurut gue sini kuncinya
Atau gue pulang sendiri aja" ujar Agnes mengancam Firman.

Mendengar hal itu dengan tidak rela Firman langsung memberikan kunci motornya kepada Agnes.

"Kalau gue jatuh awas lo" ancam Firman.

Tanpa peduli dengan ucapan Firman Agnes langsung naik ke atas motor sport besar itu.

"Naik atau gak gue tinggal" ujar Agnes.

"Dih yang punya siapa yang ngatur siapa " gumam Firman yang masih
di dengar oleh Agnes, Agnes tidak peduli ia hanya ingin agar cepat pulang.

Firman langsung naik di belakang, Agnes langsung menancap gas dan membawa di atas rata rata.

"Wih keren juga nih cewek, emang gue enggak salah pilih calon istri"
Ucap batin Firman.

"Selamat datang wahai mangsaku"
Batin Agnes berucap.

Sesampai di depan gerbang rumahnya Agnes langsung turun
dari motor lalu mengucapkan terima kasih kepada Firman.

"Makasih" ucap Agnes.

"Sama sama, gue boleh masuk gak ni" ucap Firman sambil memperhatikan rumah mewah milik Agnes.

"Silakan"

Setelah berkata begitu ia pun masuk ke dalam, di depan rumah sudah ada pembantu yang menunggu kedatangannya.

"Siang non kata nyonya selesai mandi non disuruh pergi ke butik" ucap bik Misna pembantu yang sudah lama berkerja di rumahnya.

"Iya bik makasih ya"

"Oh iya bik aku ada tamu jadi bibi tolong buatin minuman ya" lanjut Agnes lalu masuk ke dalam rumahnya.

"Yuk nak masuk, Mari saya antar
ke ruang tamu" ajak bik Misna.

"Iya bik"

Mereka berdua masuk ke dalam rumah, Firman mengikuti kemana bik Misna membawanya. Setiba mereka di ruang tamu bik Misna langsung menyuruh Firman duduk.

"Duduk dulu nak saya akan buat minuman " ucap bik Misna mempersilahkan Firman duduk.

"Iya bik makasih " ucap Firman sambil duduk di atas sofa.

Bik Misna pun pergi meninggalkan Firman sendiri di ruang tamu, sambil menunggu Agnes Firman melihat dan menelusuri setiap penjuru ruangan rumah Agnes.

Agnes yang baru selesai ganti baju pun langsung berjalan menuju ke ruang tamu ia melihat Firman yang sedang memandangi rumahnya.

"Dasar kek enggak pernah lihat rumah gede aja" batin Agnes berucap
Lalu ia berjalan dan duduk di sofa kosong yang berada di samping Firman.

"Man sorry gue mau ke butik jadi lo enggak papa nunggu papi gue pulang sendirian?" Tanya Agnes.

"Eh, lo ngomong apa tadi" ucap Firman yang sudah sadar dengan keberadaan Agnes.

Agnes yang merasa geram pun langsung menjawab dengan ketus.

"GUE MAU KE BUTIK JADI LO ENGGAK PAPA NUNGGU NYOKAP GUE SENDIRI?" Tanya Agnes sambil menekankan setiap kalimat.

"Eh lo mau ke butik gue anterin aja yuk" tawar Firman.

"Gak usah lo sebaiknya pulang aja deh, ingat kita masih sekolah jadi enggak usah aneh aneh deh" ucap Agnes.

"Gue tahu tapi gue pengen nikah
juga"

"Lagipula nenek gue udah tua jadi
dia nyuruh gue cariin pendamping yang cocok buat gue, makanya gue pengen yang jadi pendamping gue
itu lo" lanjut Firman menjelaskan alasan mengapa ia kekeh mengajak Agnes nikah.

"Kenapa harus gue kan masih banyak cewek di luar sana" ucap Agnes heran.

"Malam itu kan gue nabrak lo ya otomatis gue harus nikahin lo, kan untung juga gue bisa nikah sama cewek secantik lo " ucap Firman sambil bergurau.

"Enteng banget lo ngomong, gak gue gak mau, gue akuin lo itu ganteng tapi tipe gue bukan lo " tolak Agnes mentah mentah.

"Mau enggak mau gue bakal segera nikahi lo, kalau gitu gue cabut dulu bayy calon istri" ucap Firman lalu pergi meninggalkan Agnes.

"Dih enggak tahu aja dia gue ini
siapa " ujar Agnes melihat kepergian Firman.

Assalamu'alaikum

Hai gimana part-nya kalian suka gak?, Kalau suka jangan lupa bantu follow vote dan komen ya, biar aku makin semangat nulisnya.

See you 🖤🖤

A Dan F (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang