1. Firman & Agnes

246 21 18
                                    

                     WAJIB VOTE
             SEBELUM MEMBACA

Dret, Dret, Dret.

Mendengar ponselnya bunyi Agnes langsung geram dan melihat siapa yang telah menganggu dirinya sedang asik nonton Drakor. Ketika melihat nama max wakil ketua mafia tanpa basa basi ia langsung mengangkatnya.

" Hallo, gimana apakah sudah ketemu?" Tanya Agnes to the point.

" Iya nes gue udah nemuin si Tomo dan dia udah gue kurung di tempat biasa" jawab max di seberang sana.

"Kerja bagus, gue segera otw" ucap Agnes lalu mematikan sambungan telepon.

"Rasakan Tomo sebentar lagi lu bakal
mati di tangan gue," ucap Agnes sambil menyeringai.

🍂🍂🍂🍂

" Selamat datang bos, mari saya antar" ucap anak buah yang berjaga di gerbang depan.

"Dimana kalian menemukan penghianat itu?" Tanya Agnes tanpa berniat menjawab ucapan anak buahnya.

" Kami melacak keberadaan pak Tomo yang sedang berada di hotel permata indah dan kami langsung
menangkapnya." Jawab anak buah Agnes.

" Kerja bagus gue sangat suka dengan kinerja kalian" ucap Agnes sambil menepuk pundak anak buahnya.

Markas mereka berupa sebuah gedung besar yang sangat luas dan mewah juga. Di lindungi dengan dinding kokoh tebal dan tinggi yang menjulang mengitari gedung itu. Tapi bisa dikatakan gedung besar dan luasnya tak terkira itu mempunyai sisi sisi keindahan tersendiri.

Terdapat taman, dan beberapa tempat yang di bentuk agar markas mereka terlihat Indah, letak markas itu berada di tengah hutan yang jarang sekali di datangi orang orang karena beredar berita tentang 4 orang yang di terkam binatang buas sehingga hal itu menyebabkan orang orang takut menginjakkan kaki kesana. Tapi sebenarnya itu hanyalah kebohongan semata agar semua orang tidak pergi kesana, terkecuali bagi Agnes dan para anteng antengnya. Licik? Ya. Itulah Agnes. Bisa memanipulasi sesuatu sehingga dapat di percaya oleh orang orang.

" Hai penghianat, apakah kau senang?" Tanya Agnes yang baru masuk kedalam ruang itu, ruang dimana para para korban di bunuh.

" Bangsat!, lepaskan saya" Teriak Tomo sambil memberontak.

" Jangan kasar kasar gitu dong sayang, tenang kita main dulu nanti baru aku akan melepaskanmu dan sekalian melepaskan nyawamu" ujar Agnes sambil menatap sengit ke arah Tomo.

"Tidak! Saya tidak mau. Tolong maafkan saya, saya berjanji tidak akan berkhianat lagi" pinta Tomo kepada Agnes.

"Cih lo pikir gue bakal maafin penghianat kek lo, jangan harap " ucap Agnes meludah ke sembarangan tempat.

"Max bawa kemari senjata gue " perintah Agnes kepada max.

Tanpa menjawab max langsung mengambil berbagai macam senjata tajam dan ia langsung memberikan kepada Agnes.

" Sembilan benda tajam ada di tangan gue dan gue mau lo pilih satu di antara mereka semua " ujar Agnes sambil menunjuk ke sembilan senjata itu di hadapan Tomo.

" Tidak saya tidak mau mati. Apa kamu tidak kasian dengan anak istri saya yang sedang menunggu kedatangan saya" teriak Tomo ketakutan.

" Pak Tomo, pak Tomo lo lupa gue siapa, gue seorang ketua mafia, apa ada sejarah ketua mafia mengasihani musuhnya?" Tanya Agnes sambil mengores pipi kiri Tomo dengan pisau cutter kesayangannya.

"AAARRGHH, JAUHI TANGAN KAMU DARI PIPI SAYA" teriak Tomo ketakutan.

"Oh baiklah "ujar Agnes lalu menjauhkan tangannya pada pipi Tomo.

A Dan F (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang