11. Hari ke empat belas

1.2K 120 27
                                    

Pagi yang cerah ditambah dengan semilir angin dari pantai tak juga merubah raut wajah kelompok KKN yang tengah resah itu.

Mereka sudah menerima telpon dari dosen pembimbing lapangan mereka, dan katanya ia akan datang di acara peresmian pasar tradisional yang mahasiswa nya bentuk.

Seharusnya di jam sekarang ini, mereka membantu pedagang untuk menyiapkan barang dagangan nya di pasar. Tapi sejak tadi mereka berdiri di depan pasar, tak ada satu pun warga atau pedagang yang datang.

Seokjin menyurai rambut nya kebelakang, wajah nya terlihat putus asa. Entah apa yang akan ia katakan pada anggota nya kalau mereka telah gagal. Semangat yang dari awal ia bentuk kini runtuh berkeping.

Sedangkan jungkook? Ia terlihat seperti menunggu seseorang yang telah berjanji padanya akan datang. Walaupun bisa saja orang itu ingkar janji. Tapi tak sanggup ia menunggu akhir nya jungkook pergi dari sana, berlari entah kemana.

"Kalian lihat itu! Jungkook yang selalu kalian bela lebih memilih melarikan diri dari pada menghadapi ini bersama sama" Yoona maju kedepan dan menunjuk ke arah jungkook yang berlari semakin jauh.

Tak ada sanggahan apa pun dari mereka semua. Seokjin yang lebih memilih untuk berfikir memutar otak nya, dan yang lain berfikir mungkin memang jungkook ingin lari dari masalah.

Setengah jam kemudian, dari jarak yang tak terlalu jauh tampak kepala desa serta beberapa anggota nya yang ternyata juga ikut di luar perkiraan sedang berjalan ke arah pasar.

"Tamat sudah" Gumam umji.

"Hampir tamat, jika pak ho Seok datang itu baru nama nya tamat. Sad ending" Jessi menatap kosong ke arah para aparat desa itu. Pak ho Seok adalah dosen pembimbing lapangan mereka. Dikenal sebagai dosen yang ketat akan aturan.

"Selamat pagi semua nya" Sapa kepala desa dengan ramah disertai senyuman.

"Pagi pak" Jawab mereka serempak.

"Gimana persiapan nya? Aman kan?"

Semua menunggu Seokjin untuk menjawab pertanyaan kepala desa.

"Ekhem, untuk persiapan sih aman aman aja pak" Ucapan Seokjin seperti menggantung. Bagaimana cara nya agar Seokjin bisa mengatakan bahwa tidak ada warga yang datang walaupun hanya untuk menjadi tamu.

"Sudah jam segini kenapa masih sepi?" Pak kepala desa melihat ke arah jam tangan nya yang menunjukkan pukul sembilan pagi.

Hening

Tak tau harus jawab bagaimana

Sampai lah sebuah mobil berhenti di parkiran. Seorang pria dengan pakaian rapi keluar dari mobil tersebut. Menghampiri para mahasiswa nya yang tengah berdiri bersama aparat desa.

"Pak ho Seok beneran dateng guys" Jimin berbisik histeris. Membuat suasana semakin panik.

"Selamat pagi pak kepala desa, pagi anak anak" Sapa pak ho Seok dan berjabat tangan dengan kepala desa.

"Maaf saya terlambat. Tapi kelihatan nya acara belum di mulai?" Pak ho Seok melihat tali panjang yang ada pita di tengah nya masih menyatu belum di gunting sebagai tanda peresmian.

"Ekhem.. Ada sesuatu yang harus saya sampai kan kepada pak ho Seok dan pak kepala desa. Tapi sebelum itu lebih baik kita duduk dulu"

Mereka sepakat dengan Seokjin, dan bergerak menuju kursi kursi yang sudah di tata oleh anggota nya sebelum nya.

"Ada apa jin? Apa yang ingin kamu katakan?" Baru saja duduk, pak ho Seok langsung bertanya tak sabaran.

"Begini pak.. Ada sedikit kesalah pahaman antara kami dan warga. Hingga warga memutuskan... "

Agape | Jinkook ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang