12. Hari ke dua puluh

1.1K 115 11
                                    

Tersisa dua puluh hari lagi untuk Seokjin dan yang lainnya mengabdi pada masyarakat. Tugas utama atau program kerja mereka sudah terlaksana dengan baik. Mungkin sisa dua puluh hari ini akan mereka habis kan untuk membantu warga yang sekira nya memang membutuhkan pertolongan mereka.

Contoh nya pagi ini, mereka diminta untuk membantu ibu RT dalam melakukan kegiatan posyandu. Sedikit banyak nya Seokjin dan jessi sudah paham dasar dasar untuk posyandu. Namun tetap bidan yang melakukan tugas utama.

Anak anak balita dari panti asuhan yang berada di desa itu juga di perbolehkan untuk di periksa.

"Oweekkk ooweekkk" Suara tangis seorang bayi dari panti yang sedang di gendong oleh ibu panti nya.

Ini kesempatan bagus untuk yoona membuktikan pada Seokjin bahwa ia cocok menjadi ibu dari anak anak nya kelak.

Yoona mencoba mengambil alih bayi berusia satu tahun itu, menimang nya sedikit kasar.

Bayi itu semakin menangis namun yoona enggan untuk mengembalikan bayi itu pada ibu panti. Ditambah lagi ibu panti merasa tidak enak dengan mahasiswa kkn yang merasa excited dengan anak anak panti nya.

Yoona mendekati jungkook yang sedang duduk di meja daftar tamu. Kegiatan yang di lakukan yoona tak luput dari pandangan Seokjin sejak yoona mendekati jungkook.

Yoona hanya berniat untuk pamer pada jungkook bahwa ia lebih baik di banding jungkook. Apalagi yoona tau saat ini dirinya sedang di perhatikan oleh Seokjin. Walaupun ia tak tau maksud dari tatapan itu.

Bayi itu semakin rewel dan banyak bergerak karna minta di lepaskan. Yoona kewalahan, genggaman nya pada bayi itu  semakin tak kokoh.

"Awww bayi sialan" Pekik yoona saat bayi itu mencakar wajah nya. Yoona dengan spontan menghempaskan bayi itu ke atas meja jungkook. Untung dengan sigap nya jungkook menangkap si bayi sebelum terjadi benturan hebat di tubuh si bayi.

"Yakk!! Yoona kau hampir saja melukai bayi itu" Jessi yang sedang mengukur tinggi badan anak anak tak sengaja melihat apa yang di lakukan oleh yoona.

"Bayi itu melukai wajah ku!!" Kesal yoona.

"Dari awal bayi itu tidak suka pada mu, kau saja yang memaksa" Jimin memandang sewot ke arah yoona.

Karna terkejut bayi itu menangis kuat di gendongan jungkook. Dengan erat ia memeluk leher jungkook.

Jungkook yang memiliki hati sangat lembut tidak bisa untuk tidak ikut menangis mendengar isakan si bayi.
"Tidak apa apa, kamu hanya terkejut... Semua baik baik saja" Ucap jungkook berusaha menenangkan si bayi sambil menghapus jejak air mata si bayi.

Tak berapa lama bayi itu kembali tenang, bahkan lebih tenang dari saat pertama kali datang bersama ibu panti. Bagaimana bisa jungkook menaklukan bayi itu?

Seokjin menghampiri jungkook yang membelakangi nya.

"Sayang, kita periksa bayi nya dulu ya" Ucap Seokjin lembut pada jungkook. Sebentar, sayang? Yoona tidak salah dengar kan?

Yoona memang tau kalau Seokjin dan jungkook sudah resmi berpacaran, tapi ia tidak menduga bahwa Seokjin bisa dengan romantis memanggil kata sayang kepada jungkook.

Yoona berlari meninggalkan lokasi posyandu tersebut. Ia merasa sangat marah dan di permalukan untuk pertama kali nya. Padahal dirinya sendiri lah yang melakukan itu.

Jungkook menemani bayi itu dari tahap awal yaitu menimbang bobot tubuh nya dan sampai pada tahap suntik vaksin.

.
.
.

Dikarenakan kesibukan selama KKN, Seokjin belum pernah mengajak jungkook untuk berkencan.

Sore ini setelah semua kegiatan mereka selesai Seokjin membawa jungkook untuk sekedar duduk berdua di pinggir pantai.

Jungkook menyandarkan tubuh nya di dada seokjin yang lebar dan kokoh. Sedangkan Seokjin mengistirahatkan tangan nya di pinggang ramping jungkook, memeluk nya erat.

"Maaf ya, kakak belum bisa ajak kamu nonton atau pergi kencan ke tempat yang bagus"

"Dimana aja asal sama kakak, aku suka"

"Mana bisa gitu, aku gak mau bawa kamu ke tempat yang menyeramkan"

"Kenapa? Se menyeramkan apapun itu, kakak pasti akan jadi pahlawan ku. Yakan?" Jungkook menengadah kan kepala nya untuk menatap Seokjin.

"Tentu sayang" Seokjin mengecup bibir merona jungkook yang semakin tampak indah karna terkena pantulan sinar matahari sore.

Seokjin melepas ciuman mereka, tangan nya mencubit gemas pipi kemerahan jungkook.

"Kenapa Tuhan sangat baik padamu kookie"

"Maksud kakak?"

"Lihat, kau memiliki kulit yang halus, mata yang besar, hidung mancung, bibir berwarna pink alami. Dan semua itu terletak di wajah yang sangat kecil. Bahkan telapak tangan ku lebih besar di banding wajah mungil mu. Menggemaskan"

"Hahaha kakak haha gelii jangan gigit pipi kookie hahah" Sangking gemas nya Seokjin menggigiti pipi embul itu dengan main main tidak kuat. Sampai wajah jungkook basah dan ada sedikit bekas gigi Seokjin tercetak di sana.

"Aku seneng liat kamu ceria kaya gini kook"

"Semua itu karna kakak dan untuk kakak"

"Aku sangat menyayangi mu Kook, aku cinta kamu, dan kamu milik aku"

Jungkook tak mampu menjawab, dengan ekspresi yang jungkook berikan serta seluruh wajah nya yang memerah hingga ke leher, Seokjin sudah tau bahwa jungkook juga mencintai nya.






Tbc.





🐹🐰

Halooo
Maaf baru nongol hehhe
Kemaren lagi sibuk di real life.
Di chapter selanjut nya yoona ngulah nih, kita kasih pelajaran yaw🙈


Papayyy🕊

Agape | Jinkook ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang