ONE

51 9 11
                                    

"Sudah dibilang belajar ya belajar! Lihat tuh Youngji, nilainya selalu bagus."

"Gak kayak kamu, Bikin malu!" Lanjutnya lagi.

Soonyoung masih diam saja mendengar ocehan Bundanya yang terus–menerus membandingkan dirinya dengan anak tetangganya itu.

"Kamu tuh anak pertama, bukannya kasih contoh yang baik malah gak bener." Kata Bunda melihat nilai UTS Soonyoung.

"Bukan abang yang gak bener, tapi bunda aja yang gak pernah hargain usaha abang."

"Berani ngejawab kamu!" Bentaknya. "Kalau papa tau, habis kamu ditangan dia."

"Terserah bun, abang cape."

Soonyoung masa bodo, mau dibunuh sekalian juga tidak peduli.

"Kamu bener–bener gak tau diri ya bang!"

Tanpa pikir panjang sekalipun, sang Bunda menyiram Teh panas ketubuh putranya itu yang masih berbalut baju putih abu.

Soonyoung tersentak kaget, sembari meringis pedih ketika kulitnya terkena teh panas tersebut.

"Abang kecewa sama bunda."

lantas pergi masuk kedalam kamar dengan menutup keras pintu bewarna putih yang ada penanda pemilik kamar itu.

°°°°

Brak!

Suara pukulan keras berasal dari pemuda yang tengah melawan rasa kantuknya dengan buku–buku tebal di atas meja belajar.

Soonyoung melihat punggung tangannya yang terus–terusan terluka setiap kali ia belajar.

"Lama-lama bolong nih tangan."

Melihat waktu yang sudah masuk pukul satu dini hari. Mata soonyoung terasa berat, tapi mau tidak mau dia harus belajar.

"Gimana sih caranya?!"

"Ini gimana kok bisa hasilnya jadi segini?!"

"Hah?! Kok gak ketemu jawabannya?"

"Anjir, remedial Fisika belum pula."

"Lier gw mah."

Soonyoung mengacak rambutnya frustasi, ingin menangis tapi tidak bisa. Ingin menjerit juga takut orang rumah kebangun.

Intinya dia benci dengan nilai-nilai sekolah!!

°°°°





Yang benci nilai sekolah, tapi takut kalau nilainya kecil.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sorry Abang ~ Kwon SoonyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang