Suara adzan di pagi hari sudah berkumandang sejak masih gelap gulita yang menyelimuti di pagi hari.
"Amin"
Soonyoung mengusap wajahnya, membereskan alat sholat dan menaruhnya di atas meja belajar.
Melihat kantung mata yang terlihat sedikit menghitam membuat soonyoung bad mood seketika.
"Yahh, berkurang deh kegantengan gw." Ujar Soonyoung menyisir rambutnya yang baru saja ia cukur kemarin.
Pemuda itu mengoleskan salep dipunggung tangannya. Kalau dilihat–lihat tangannya itu membengkak, mana bolong–bolong pula.
Bodoh sih, pake segala ditusuk pulpen geh.
Ia membuat susu coklat dengan air panas dari dispenser. Matanya melirik dua adiknya itu yang sibuk menonton TV di pagi hari.
Sedangkan ia, boro–boro menonton TV, menghidupkan TV pas pagi–pagi aja udah dimarah tuh sama orang tuanya.
Pilih kasih gak sih?
"Bekasnya dicuci, gak usah ditumpuk di wastafel." Kata Bunda dengan sinis.
"Iya"
Soonyoung melihat sang ayah yang baru saja keluar dari kamar, setelan jas yang rapih sudah melekat di tubuh pria itu.
"Yah" Panggil Soonyoung, menghampiri ayahnya.
"Apa?"
"Abang boleh minta laptop baru gak?"
"Emang yang lama kenapa?" Ayahnya menatap lekat putra sulungnya itu. "Butuh banget emang?"
Soonyoung mengangguk, "laptop abang udah sering hang, sedangkan tugas sekolah abang banyak, yah."
Belum sempat ayahnya itu menjawab, suara dari sang Bunda sudah mengintrupsi pembicaraan yang membuat suasana hati soonyoung langsung berubah.
"Alesan," Sinis bundanya, "Anak kamu itu bukan buat nugas, tapi main game."
"Nah, sampe mata item gara–gara begadang. Apaan coba gak berfaedah banget." lanjutnya.
Soonyoung menebalkan telinganya, letih kalau terus–terusan mendengarkan ucapan bundanya itu, seperti benar–benar benci sekali kalau ia bahagia.
"Nanti ayah beliin, kalau gak sibuk ya." Kata Ayah mengusap rambut Soonyoung.
"Kamu mau–"
"Udah bun, masih pagi gak usah ribut. Pusing ayah dengernya." Sang ayah memotong ucapan bundanya itu. Sedangkan Bunda menatap marah ke soonyoung.
°°°°
"Bang, bagi duit dong."
Soonyoung memutar matanya, melihat adik laki-laki nya itu. Belum juga ia masuk kedalam kelas sudah dipalak saja oleh adiknya ini.
"Gw cuma bawa pas–pasan, belum lagi mau beli bensin nanti."
"Bohong."
"Ya ampun dek, lo juga kan udah dikasih uang sama Bunda. Masa masih kurang sih,"
Sunoo mendecih kesal, punya abang gak beguna banget sih. Dia kan mau pergi ke warnet sama temen-temennya. Sekedar minta uang sedikit aja gak dikasih.
"Ck, pelit banget sih!"
"Dih, emang gak ada kali. Gak usah maksa!" Kesal Soonyoung.
"Yaudah sih,"
Soonyoung menatap sunoo yang sudah pergi. Masa bodo, kalau anak itu marah. Lagian dia tidak mau terus–terusan mengalah.
Cape tau kalau harus ngalah terus.
Tak terasa, waktu sekolah telah usai. Soonyoung berbincang–bincang dengan Doyoung dan Wonwoo tentang rencana untuk pergi healing ke luar kota, Sembari berjalan menuju area parkiran sekolah.
"Anjir, motor gw siapa yang ngempesin?!"
Soonyoung kaget tat kala melihat ban motornya benar–benar sangat mengempes.
"Tadi pagi kempes gak?" Tanya Wonwoo.
"Kagak won, orang gw berangkat tadi masih aman aja geh."
Doyoung memegang ban motor soonyoung, melihat sesuatu yang janggal. "Ini mah sengaja dirobek ban dalemnya, Soon."
"Tuh, liat aja bekas congkelan bannya." Tunjuk Doyoung.
"Gila jahat banget tuh yang ngelakuin." Kata Wonwoo.
"Anjir lah!" Kesal Soonyoung ketika melihat apa yang Doyoung katakan.
Ada masalah apa sih sama dia, kenapa usil banget kali ya. Keterlaluan bercandanya, bisa gak sih hidupnya ini tenang sebentar?
°°°°
Adik pertama Soonyoung, btw cuma beda 2 tahun ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry Abang ~ Kwon Soonyoung
Short StorySoonyoung tuh istimewa, dia punya kemampuan dan kelebihan sendiri. Tapi kenapa harus dibandingin sih? Kan capek ya.. 🪶by/ @lezzh__ ~ 15 Maret 2023 ~