Ayam dan nasi goreng sarapan untuk kali ini, Soonyoung masih melihat makanannya itu tanpa harus memakan nya sekalipun. Rasanya sangat malas harus memasukkan sesendok makanan ke mulut nya itu.
Disebrang meja makan ada Sunoo yang tengah lahap memakan sarapan, tidak lupa Bunda, Ayah dan Haerin yang juga ada disana.
"Dimakan bukan dilihatin kayak begitu."
"Abang gak laper."
Bunda menatap tajam ke Soonyoung. "Ck, jadi manusia gak pernah ngehargain orang lain."
Dengan terpaksa soonyoung memakan sarapannya walupun hanya sedikit. Setidaknya sang Bunda tau.
"Yah"
Semua atensi beralih ke Sunoo. Sang ayah menaikkan alisnya untuk menanggapi. Sunoo tersenyum licik melihat ayahnya itu.
"Kemarin disekolah ada yang malakin Sunoo. Maksa pula!"
"Siapa yang berani kayak gitu?"
"Tuh," Sunoo menunjuk soonyoung dengan dagunya. "Tanya aja sama anak kesayangan ayah."
Soonyoung mendelik kaget, apa–apaan nih. Masih pagi saja sudah menuduh ia yang tidak benar. Soonyoung menggeleng melihat ayahnya yang tampak akan marah.
"E–enggak yah," Sanggalnya dengan cepat. "Abang gak pernah ngelakuin itu."
"Kamu kenapa kayak gitu bang?! Masih kurang uang jajan kamu? Bisa–bisanya maksa ngambil duit orang lain."
"Abang bener–bener gak kayak gitu, yah"
"Bohong" Sentak Sunoo.
"Jelas–jelas kemarin maksa minta buat ke warnet." Lanjutnya lagi.
"Lo–”
Soonyoung berhenti bicara ketika bundanya itu sengaja memotong ucapannya.
"Jadi gini kerjaannya disekolah?!"
"Udah dibayarin mahal–mahal, dikasih fasilitas lumayan. Masih aja gak tau diri, gini nih yang bikin masalah!" Sindir Bundanya dengan sinis.
Soonyoung mendorong piringnya dengan kesal, bangkit dari kursinya dengan menahan amarah ke keluarga nya.
"Abang!" Bentak Ayah, "Kurang ajar kamu!"
"Silahkan salahin abang terus! Emang gak pernah bener dimata kalian," Sentak Soonyoung.
"Kalau gak suka kenapa gak buang abang aja dari kecil!"
"Gak perlu kalian marahin abang terus–terusan!"
"JAGA MULUT KAMU!!" Bentak sang kepala keluarga keras.
Sunoo dan Haerin tersentak kaget, Haerin mencoba memberi isyarat agar abangnya itu berhenti melawan. Sedangkan sunoo, dia sendiri sudah gemetar ketakutan.
Soonyoung memejamkan matanya dengan menarik nafas dalam, sebelum ia berkata lirih dengan Ayah dan bunda.
"Maaf Yah, Bun karena harus cape–cape ngebesarin anak yang gak berguna."
Soonyoung menatap keluarga nya ini dengan mata yang berkaca–kaca, wajahnya sudah merah menahan emosinya itu.
"Kalian memang gak suka abang dari dulu," Ucap soonyoung, matanya melihat kearah sunoo.
"Semenjak dia lahir ayah sama Bunda jadi jahat."
"Abang benci lahir duluan. "
Setelahnya Soonyoung pergi keluar membanting pintu rumahnya dengan kencang. Menghiraukan teriakan dari orangtuanya di dalam.
°°°°
"Keterlaluan lo!"
Haerin memukul kepala Sunoo kencang, sampai–sampai kakaknya itu meringis.
"Gara-gara lo abang dimarahin!" Haerin menatap sinis Sunoo. "Lo berhati iblis tau gak!"
"Apaan sih!" Kesal Sunoo.
"Kenapa lo nyalahin gw anjir!"
Haerin tidak tahan lagi ingin memukul wajah songong kakaknya itu. "Gara-gara lo abang gak pulang setan! Gimana kalau dia kenapa–napa diluar?!"
Sunoo menangkis tangan Haerin yang ingin memukul lebih ke dirinya.
"Dia emang salah geh! Kenapa lo terus ngebela dia sih!"
"Dia abang gw kalau lo lupa!"
"Dia baik! Gak kayak lo yang kayak setan!" Pekik Haerin yang ingin menangis.
"Gw benci sama lo KWON SUNOO!"
Setelahnya Haerin pergi berlari keluar dari kamar Sunoo. Haerin menelungkupkan wajahnya di bantal, sembari menangis sedih karena abangnya tidak pulang kerumah.
"Kalau abang gak pulang gimana?"
"Kalau kenapa–napa gimanaaa, huhuuuu."
"Pulang bang––"
Haerin terus berkata sambil menangis dibalik bantal, mengingat ini sudah jam 10 malam dan Abangnya itu tak kunjung pulang kerumah.
Mondar–mandir tidak jelas tat kala telponnya sedari tadi tidak diangkat oleh anaknya itu. Sekali, dua kali bahkan sudah ke dua puluh kali ia menelpon tetap saja tidak diangkat.
"Mana sih nih anak."
Sang Bunda melihat ponselnya yang terus dijawab oleh operator dan bukan si abang lah yang menjawab.
"Yah, udah pulang?" Tanya Bundanya melihat Sang suami yang baru masuk kedalam rumah.
"Belum, telepon nya diangkat?"
Menghela nafas lelah ketika melihat jawaban dari istrinya. Sekarang sudah mau jam 12 malam, kemana coba perginya si soonyoung.
Kedua orang tua itu merenung ketika mengingat kelakuan mereka tadi pagi. Apa Soonyoung bener–bener kabur dari rumah?
Gimana kalau anaknya itu kenapa–napa?
"Pulang nak––"
°°°°
Seperti biasa votenya kawan!!
Luv uuu🍃
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry Abang ~ Kwon Soonyoung
Short StorySoonyoung tuh istimewa, dia punya kemampuan dan kelebihan sendiri. Tapi kenapa harus dibandingin sih? Kan capek ya.. 🪶by/ @lezzh__ ~ 15 Maret 2023 ~