SIX

17 2 0
                                    

Soonyoung meregangkan tubuhnya tat kala cahaya matahari masuk kedalam kamar. Menoleh kearah jam yang sudah menunjukkan pukul 8 pagi.

Eungh––

"A–ayah"

Dirinya langsung terduduk diatas kasur, ketika melihat sang Ayah masuk kedalam kamarnya.

"Ayah gak kerja?" Tanyanya.

"Ayah lagi cuti, kepala kamu udah diobatin?"

"Udah"

Ayahnya memegang kepala soonyoung pelan, mengecek luka yang ia perbuat saat subuh tadi. Sedangkan yang diperlakukan seperti itu hanya meringis nyeri ketika ayahnya itu menekan lukanya.

"Kepalanya pusing?" Tanya sang ayah.

"Sedikit, tapi udah minum obat kok"

"Obat apa? Jangan asal minum obat kamu!" Peringat ayahnya.

Soonyoung diam, sedangkan Ayahnya itu keluar lantas kembali dengan kotak p3k ditangannya.

"Sini ayah obatin." Kata Ayahnya menepuk kasur agar mendekat.

Soonyoung menurut. "Jangan keras–keras ya yah,"

"Hm"

Dengan telaten ayahnya itu membersihkan luka dikepala si abang. "Bunda mana yah?"

"Diluar, lagi nonton."

Soonyoung mengangguk, bundanya ini sama sekali tidak peduli dengan keadaannya. Coba saja kalau kedua adiknya yang terluka, sudah dipastikan bundanya itu akan sangat panik.

"Lain kali, jangan buat orang tua khawatir begitu bang." Kata ayah.

"Orang rumah khwatir sama kamu, gini–gini juga kamu anak ayah sama bunda." Lanjutnya.

"Iya yah"

"Maafin ayah ya, udah mukul abang."

Soonyoung mengangguk melihat ayahnya. "Maafin abang juga kalau bikin beban ayah tambah banyak."

"Hm"

Menurut soonyoung ayahnya itu baik, tapi ya gitu. Kalau ayahnya marah dan udah main tangan, tandanya ayahnya itu sudah banyak masalah.

Dibanding dengan bundanya, ayahnya itu lebih pengertian dengan soonyoung.

°°°°°


"Bang!"

"Lo udah baikan?"

Soonyoung menoleh melihat haerin yang asal masuk ke kamarnya.

"Lain kali ngetok kek," Kesalnya. "Mending kalau gw pakai baju. Coba kalau enggak."

"Ya terlihatlah aurora abang" Ejek Haerin.

"Dih, ngeselin"

Haerin berdiri dibelakang kursi belajar abangnya, melihat kertas–kertas yang penuh dengan tinta. Fokus Haerin berubah ketika melihat kepala abangnya itu diperban.

"Aw!" Pekik Soonyoung.

"Lo ngapain sih! Sakit tau!"

Haerin tersenyum. "Hehe, penasaran doang kok"

"Ya jangan dipegang gitu, sakit."

"Iya–iya maaf."

Soonyoung mendengus kesal, lantas melanjutkan lagi tugas sekolahnya yang tertinggal, dikarnakan ia tidak masuk tadi.

"Belajar mulu bang." Cibir Haerin. "Sesekali refresing napa!"

"Iyain"

"Dih! Lo tuh belajar tiap malem apa gak bosen? Gw sih males ya bang."

"Mending Main ps aja yuk kita." Ajak Haerin.

Soonyoung melihat kearah PlayStation 4 nya. "Yaudah duluan tuh, nanti gw main juga kalau udah kelar tugas nya."

"Oke"

Haerin sibuk dengan PlayStation nya, sedangkan Soonyoung sibuk menyelesaikan tugas Sekolah nya itu.

Sudah 30 menit yang lalu Soonyoung dan adiknya itu bermain Ps, tidak lupa tugas sekolah yang sudah kelar sedari tadi.

Ketika asik bermain, tiba–tiba atensi mereka berdua teralihkan pada remaja laki-laki yang baru saja masuk, tak lain yaitu Sunoo.

"Dih, main gak ngajak–ngajak." Ucap Sunoo melihat saudara nya itu bermain.

"Ngapain?! Mending keluar lo!" Ketus Haerin.

"Siapa lo nyuruh gw?!"

Haerin memutar matanya malas. Menurutnya si pengganggu ini datang hanya merusak moodnya saja.

"Keluar sih! Muak gw liat lo!" Kesal Haerin melempar bantal ke Sunoo.

"Anjing! Ngelunjak banget lo!" Sunoo menendang tubuh belakang Haerin yang sedang duduk di karpet lantai kamar.

"DEK!"

Sunoo menatap malas Soonyoung, dengan tampang sok nya sunoo melihat abangnya itu yang sok jadi pahlawan.

"Apa?! Mau berantem?" Tantang Sunoo

Soonyoung mengernyit heran. "Gak usah main tendang bisa? Lo mau ditendang gitu?"

"Dih, adek lo aja noh yang cari ribut." Kesal sunoo menunjuk Haerin yang juga menatap sengit kearahnya.

"Gak usah ribut gitu deh, gw lagi pusing dengernya." Kata Soonyoung, kembali fokus ke Ps nya.

"Sok suci lo!" Ketus Sunoo,

"Pengen muntah gw liat lo!" Lanjut Sunoo lantas pergi keluar kamar.

Haerin mengernyit julid dengan abangnya yang satu itu. "Apaan dah, caper amat dih!"

"Hush, gak boleh gitu" Kata Soonyoung.

"Eneg gw liat tingkahnya bang"

Soonyoung diam malas menanggapinya, dirinya lebih memfokuskan bermain game saja dari pada harus memikirkan tingkah kedua adiknya itu, yang ujung-ujungnya juga dirinya yang bakal jadi sasaran.

°°°°


Halo guys!!

Sorry ya baru Up lagi, Btw kalian masih pada nungguin story ini gak?

Kalau masih, aku lanjut ya.

Thankyou...

Sorry Abang ~ Kwon SoonyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang