Chapter 5

1.4K 99 12
                                    

Chris berjalan keluar dari dapur saat mendengar pintu dibuka dan ditutup, Sky sudah pulang. Namun, dia tertegun saat melihat wajah Sky, ntah kenapa dia melihat ada yang berbeda dari tatapan suaminya itu.

"Chris, gue perlu ngomong sama lo," ucap Sky tanpa menatap suaminya dan berjalan menuju ruang tamu, duduk di salah satu sofa, menanti Chris duduk di hadapannya.

Dia kemudian mengangkat kepalanya dan menatap suaminya itu "Gue mau kita cerai," ucap Sky dengan pupil bergetar dan Chris menahan napasnya. Apa maksudnya? Bukankah mereka sudah berjanji untuk...

"Gak ada penawaran. Gue mau kita cerai..." ucap Sky dan dia menarik napasnya sebelum melanjutkan kalimatnya.

"... setelah anak ini lahir," ucapnya dan Chris membulatkan matanya, tatapannya refleks beralih ke perut Sky dan dia kemudian menatap suaminya. Tunggu! Kenapa Sky memberikan dua kabar itu di waktu bersamaan?

"Lo akan tetep jadi ayah dari anak ini, tapi kita gak bisa lanjutin pernikahan kita," ucap Sky lagi, kedua tangannya terkepal.

"Gak ada penjelasan lain atau pun perdebatan," ucap Sky dan dia langsung berdiri, meraih tasnya dan berjalan menuju pintu.

"Gue akan tinggal sama orang tua gue sampe anak ini lahir," ucap Sky dan Chris hanya bisa terpaku. Otaknya masih berusaha memproses semua informasi yang masuk bersamaan.

Chris kemudian keluar dari apartemen dan dengen segera memencet lift. Ya, akhirnya dia bisa mencerna ucapan Sky dan gila saja jika suaminya bisa bertindak seenaknya seperti itu. Tidak saat kini dia mengandung buah hatinya. Mana mau Chris melepas tanggung jawabnya begitu saja.

Sky yang baru saja hendak melajukan mobilnya tertegun saat melihat Chris berdiri di depan mobilnya. Dia pun menelan ludahnya dan suaminya itu kini berdiri di sebelahnya, mengetuk kaca jendela dan menatapnya dengan wajah... sedih? Khawatir?

Tuhan! Kenapa Chris membuat ini begitu rumit padahal dia memberikan solusi yang begitu sederhana? Lagi pula, hamil dan memiliki anak tidak ada dalam perjanjian mereka. Bukankah seharusnya Chris bahagia karena dia akan terlepas dari beban itu? Dan... menurut penjelasan dokter, dirinya pasti akan mengalami mual dan lemas di tri semester pertama kehamilannya dan dia menyelamatkan Chris dari drama itu.

Sky pun membuka kunci mobilnya dan dia tertegun saat Chris membuka pintu belakang mobil dan membawa keluar tasnya. Tunggu! Apa yang laki-laki itu lakukan?

Sky melepas sabuk pengamannya dan keluar dari mobil, hendak meminta penjelasan pada suaminya itu tetapi Chris langsung meraih wajahnya dan menciumnya. Huh? Tunggu! Kenapa Chris menciumnya?

"Sky, gak ada angin gak ada hujan ngasih dua kabar sekaligus. Gak, gue gak terima perceraian, sekarang atau pun setelah anak kita lahir atau kapan pun itu. Kita udah bahas tentang hal itu dan gue udah bilang kalo gue gak mau cerai," ucap Chris dan Sky mengerjapkan matanya, terlihat raut bingung di wajahnya. Benar, mereka saat ini masih berada di parkiran basement apartemen.

"Tapi... kehamilan dan anak gak ada di perjanjian kita. Dan kayak yang udah kita bahas waktu itu kalo adanya anak bisa jadi penghambat kalo kita mau cerai dan sekarang gue kasih lo kesempatan untuk tetep bisa cerai sama gue dan gak repot-repot ngurusin gue dan anak gue," ucap Sky mencoba memberikan alasan kepada Chris, tetapi suaminya itu justru menggelengkan kepalanya dan mengambil kunci mobil yang masih terpasang dan menutup pintu mobil lalu menguncinya.

"Anak kita," ucap Chris tegas seraya menggandeng tangan Sky kembali memasuki gedung apartemen. Sky kini terlihat begitu bingung. Bukan ini skenario yang dia bayangkan saat dia pulang untuk memberi kabar ini. Dan dia benar-benar serius dengan ucapannya. Dia tidak mau mengikat Chris, menjadikan janin yang ada di dalam kandungannya sebagai alat untuk mengikat laki-laki itu.

Hard To Love (ChanMin) ⚠️🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang