Epilog

1.7K 85 12
                                    

Sky membuka matanya saat mendengar tangisan Earth, tetapi Chris langsung mengecup keningnya "Kamu tidur aja. Aku yang urus Earth," ucap Chris seraya turun dari kasur dan mengambil Earth dari box bayi. Digendongnya si bayi dan dibawanya keluar kamar.

Chris masuk ke dalam kamar Earth dan mengambil popok, membaringkan bayi itu sambil menepuk-nepuknya pelan seraya mengganti popoknya dan kembali menggendongnya untuk menenangkannya.

"Sshh... shhh... shh..." suara dari mulut Chris seraya menimang Earth. Sepertinya hari ini mereka kecolongan. Biasanya Sky tidak membiarkan Earth tidur terlalu lama di siang hari supaya bayi itu tidak terbangun di malam hari. Tapi, Sky terlihat begitu lelah. Menjaga Earth seharian sendirian pasti melelahkan.

"Earth, kita tidur lagi ya," bisik Chris seraya menimang Earth dan si bayi terlihat menggeliat. Tangisannya sudah tidak terdengar lagi, tapi Chris tau bahwa anaknya itu akan kembali menangis jika dia meletakkannya di box bayi sekarang.

Setelah hampir sejam, Chris pun kembali ke kamar dan meletakkan Earth di dalam boxnya. Ditetepuk-tepuknya paha si bayi untuk membuatnya tetap tidur. Earth memang punya kamar sendiri, tapi mereka memutuskan untuk tidur bersama Earth di kamar saat malam hari, memindahkan boxnya ke kamar, mungkin sampai bulan depan saat Earth berusia tiga bulan.

Chris pun kembali ke atas kasur dan Sky langusung bergerak ke arahnya, memeluknya dan bergumam "Makasih!" Chris mengecup kening suaminya dan mengeratkan pelukannya, keduanya pun kembali tidur.

Rutinitas pagi mereka selalu sama. Chris akan memasak sarapan sedangkan Sky berjemur bersama Earth. Chris memperhatikan Sky yang tengah mengobrol dengan Earth dan bagaimana wajah suaminya itu berbinar bahagia melihat respon dari sang anak.

Sudah dua bulan sejak kelahiran Earth dan seharusnya Sky kembali bekerja, tetapi laki-laki itu menolak. Sesuatu yang tidak dia sangka sebenarnya, mengingat bagaimana workaholic Sky hingga beberapa bulan lalu.

"Sayang, makan dulu," panggil Chris dari ambang pintu. Sky pun berdiri dan Chris mengambil Earth dari dekapannya, keduanya berjalan menuju meja makan dan Sky tersenyum melihat sarapan yang disiapkan Chris.

"Kamu gapapa pergi ke restoran siang terus? Ini udah jam delapan dan kamu masih di sini," tanya Sky seraya menyuap sarapannya. Dia pun menyuapkan makanan untuk Chris karena suaminya itu pasti belum sarapan dan hanya fokus untuk membuatkannya sarapan.

"Kamu udah berkali-kali nanya kayak gitu, sayang. Jawaban aku tetep sama," jawab Chris seraya mencium Earth dengan hidungnya, membuat si bayi menggeliat dan tersenyum.

"Sky," panggil Chris dan Sky menolehkan kepalanya, terlihat sedikit bingung karena panggilan yang tiba-tiba.

"Kamu beneran gak mau kerja lagi? Kita bisa nyewa pengasuh untuk jaga Earth kalo kamu mau kerja lagi. Aku gak mau kamu ngelepas hal yang kamu suka," tanya Chris dengan wajah serius, tetapi Sky tidak langsung menjawab, justru menyuapinya dengan makanan lagi.

"Aku mau liat tumbuh kembang Earth dan hal itu gak akan terulang lagi. Plus, aku suka seharian sama Earth. Dia udah mulai respon meskipun cuma senyum atau merengut," jawab Sky akhirnya dan tersenyum simpul, berusaha meyakinkan Chris.

Terkadang, kekhawatiran Chris padanya membuatnya tidak enak hati. Laki-laki itu selalu memastikan bahwa dirinya bahagia dan tidak terkena baby blues. Bahkan, sejak hari pertama Earth lahir, Chris sudah mengambil alih menjaga anak mereka jika Earth menangis tengah malam.

Dirinya terkadang merasa tidak enak karena Chris harus begadang bersama Earth dan pergi bekerja keesokan paginya, tapi mereka sudah membahas hal itu dan Chris meyakinkannya bahwa dia tidak kelelahan.

***

Sky menolehkan kepalanya dan tertawa saat melihat Earth yang sedang duduk di jok belakang mobil. Dia kemudian mengeluarkan ponselnya untuk mengambil foto sang anak. Chris melirik sekilas melalui kaca tengah dan ikut tertawa, menatap Earth yang ternyata tertidur di belakang.

Hard To Love (ChanMin) ⚠️🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang