Chapter 3

1.6K 99 1
                                    

Sky mengerjapkan matanya dan tertegun saat melihat tangan Chris melingkar di pinggangnya. Bukankah sekarang hari Kamis? Kenapa Chris ada di sini? Sky melirik ke arah nakas dan melihat jam yang menunjukkan pukul tujuh pagi. Seharusnya Chris sudah berangkat sejak jam empat pagi, seperti biasanya.

"Chris... kok masih di sini?" tanya Sky dengan suara parau seraya mengguncang bahu Chris dan dia tertegun saat merasakan napas panas Chris, juga dia mengecek suhu tubuh laki-laki itu. Panas. Tidak. Dia tidak bisa... tidak...

Sky pun bergerak turun dari kasur dan sempat terjatuh, tubuhnya gemetar. Memori buruk itu kembali dan dia merangkak meraih ponselnya yang berada di nakas tempat tidur. Dicarinya nomer telepon Rhino dan tangannya gemetar, dia menutup matanya dan mengatur napasnya.

"Hyung... hyung... tolong... hiks..." ucap Sky dengan suara bergetar dan terisak, terdengar suara Rhino dari sambungan telepon, mencoba menenangkannya.

"Chris... panas. Demam... kayak... Joel waktu... hiks... itu... hyung... gue... gue gak bisa... hiks..." ucap Sky terisak dan dia bergegas merangkak keluar dari kamar dan duduk memeluk lututnya. Tubuhnya bergetar hebat. Dia ingat semuanya. Semua memori buruk itu. Memori saat dia bergegas pergi di tengah liburannya bersama teman-temannya di Busan untuk menghampiri Joel yang sakit, menemani laki-laki itu, tapi... keesokan paginya dia justru diusir oleh laki-laki itu.

"Nggak... gak mau... gak mau... gue... hiks... gue salah... apa... hiks... gak mau..." ucap Sky terisak, tubuhnya bergetar hebat dan dibenamkannya kepalanya ke lututnya dan dia berteriak saat merasakan sentuhan panas di kulitnya.

"Sky? Kenapa?" tanya Chris. Ya, Chris bangun. Kepalanya sakit, pandangannya sedikit kabur, tapi dia tidak melihat Sky di pelukannya jadi dia pun keluar dan terkejut saat melihat Sky meringkuk di sofa.

"Nggak... hiks... jangan usir gue... hiks... gue... gue akan di sini... hiks... gue gak akan pergi hang out sama temen-temen gue hiks... pas lo sakit... hiks... jangan... marah... hiks..." ucap Sky masih memeluk lututnya, tubuhnya gemetar, sama sekali tidak menatapnya. Chris tidak mengerti.

"Hei... hei... Sky... gue Chris... Sky..." ucap Chris mencoba memanggil Sky. Kepalanya bagaikan dipukul palu besar, tetapi melihat Sky seperti ini membuatnya menghiraukan rasa sakitnya sendiri.

Sky kemudian menolehkan kepalanya dan hati Chris mencelos saat melihat raut wajah Sky yang begitu ketakutan dengan air mata berlinang di pipinya. "Hiks... gak mau... hiks... janji... hiks..." isak Sky. Chris masih tidak mengerti maksud dari ucapan laki-laki itu tapi perhatiannya teralihkan saat terdengar suara pin di pintu apartemennya dan kemudian pintu itu terbuka. Rhino datang dan langsung berjalan cepat menghampiri mereka, memeluk Sky.

"Hiks... hyung... hiks..." Sky langsung memeluk Rhino erat dan menenggalamkan wajahnya di dada laki-laki itu. Rhino mengusap rambut dan juga punggung Sky perlahan, berusaha menenangkannya.

"Sky... keluar. Jangan diem di situ. Keluar dari memori itu, please. Sky... sekarang lo ada di rumah. Di rumah lo sendiri. Gak akan ada yang berhak marahin lo, ngatur kapan lo harus pulang atau pun ngusir lo dari sini. Lo bisa atur hidup lo sendiri. Sky... please pulang," ucap Rhino, berbicara di telinga Sky dan perlahan tubuh Sky melemas.

Rhino kemudian menatap Chris yang berdiri bersandar di tembok. Ya, tubuhnya lemas dan panas. "Hyung, lo bisa ke rumah sakit sendiri? Atau mau gue anterin?" tanya Rhino. Chris tidak mempunyai tenaga untuk merespon, matanya sulit untuk dibuka karena kepalanya benar-benar sakit.

***

"Gue gak punya hak untuk ngejelasin apa yang terjadi tadi pagi," ucap Rhino, melajukan mobilnya keluar dari rumah sakit. Chris duduk di sebelahnya, wajahnya terlihat sedikit pucat tapi setidaknya laki-laki itu kini bisa membuka matanya.

Hard To Love (ChanMin) ⚠️🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang