Kembang api menyala, percikannya memancarkan binar yang terang. Rambut menari di terpa semilir angin, debur ombak mendebur pantai, dua anak manusia sedang tersenyum Bahagia. Yang satunya berlari didepan, ia memancing dengan ulah nakalnya, menarik ikat rambut temannya seraya berkata. "Hei pirang, coba tangkap aku"
Si pirang yang sedang murung menatap kembang api yang menyala perlahan mulai tersenyum. Selangkah demi selangkah kakinya bergerak pelan, lalu berubah makin cepat diatas pasir, ia mengejar anak usil yang mengganggunya. "Awas kau ya.. Aku akan mengejarmu" seketika semua duka dan kemelut dalam hidup itu hilang.
Pasir yang gembur itu begitu nyaman ditelapak kaki, betemu dinginnya air laut dimalam hari, keduanya sibuk tertawa seakan tak ada hari esok untuk tertawa lagi. Walau percik kembang api yang tertancap meredup. Perlahan di gantikan oleh rintik air hujan yang mendadak turun lebat.
"Hujan, bagaimana ini ?" Tanya Roseanne pada Lisa.
Si rambut sebahu malah tersenyum dan tertawa lepas. "Bahkan kesialaan pun selalu ikut meski di waktu Bahagia sekalipun !" ucapnya.
"Tak perlu khawatir, nikmati saja" ia malah berbaring diatas pasir pantai sambil mengembangkan kedua tangannya lebar lebar.
Si pirang hanya menurut, ia ikut berbaring, menjadikan lengan Manoban sebagai bantalnya. Menikmati tiap tetes air hujan yang turun menusuk kulit wajah, rasanya seperti langit memberi pijatan pada wajah yang kerap menangis itu.
Roseanne menoleh pada Lisa, ia lihat Lisa sedang menutup mata, tersenyum menikmati air hujan dan mendengar ombak. Bulu matanya lentik, hidung mancung, dan bibir penuh bak buah peach yang ranum. Roseanne berpikir pikir didalam hati, orang gila mana yang sudah menghiburnya. Dengan cara absurd, justru dengan semua keanehan itu, wanita ini berhasil mengangkat kesedihannya.
Tak pelak tangannya reflek memeluk pinggan Manoban erat. Ia memeluk tubuh Lisa erat hingga Lisa sendiri sadar akan itu. "Kamu kenapa ?" Tanya Manoban. "Aku kedinginan" Jawab Roseanne. Padahal tidak, gadis itu sedang menyamarkan tangisnya dengan menyembunyikan wajahnya di tubuh Manoban. Ia sangat bersyukur mengenal orang ini. ia benar benar bersyukur, seharusnya keserakahan itu tak hadir, seharusnya ia tak berekspektasi lebih. Sebab kehadiran orang ini saja didalam hidupnya adalah sebuah anugrah. Apa lagi yang ia harapkan sekarang ?
"Kau sudah kedinginan ? kalau begitu ayo mencari tempat yang hangat" Ucap Lisa, ia mengajak Roseanne bangkit dan meninggalkan bibir pantai.
Yang jelas keduanya tak bisa kembali ke hotel dalam keadaan basah kuyup seperti ini. Bisa bisa rekan kerja mereka bertanya, Apa yang mereka lakukan di malam hujan lebat begitu ? Itu pun pakaian mereka dilumuri oleh pasir pantai yang menempel. Alhasil keduanya sepakat untuk memilih tidak kembali lagi kehotel untuk malam ini. Acara kantor itupun mereka lewatkan.
Ada banyak motel di sekitar pantai, Salah satunya bahkan sudah memiliki fasilitas yang lengkap, bahkan disediakan pakaian ganti juga. Disanalah Lisa dan Roseanne memilih menginap, mereka memesan satu kamar saja untuk berdua, dirasa satu kamar sudah melebihi apa yang mereka butuhkan sekarang.
Lisa sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian hotel yang kering. Sementara Roseanne, ia sibuk mengeringkan rambutnya yang panjang itu, teramat sulit baginya untuk mengeringkan rambutnya yang tebal dan panjang. Melihatnya kesulitan sendiri lantas istri Kim Jennie itu mendekat ke pinggir ranjang.
"Aku akan membantumu" Ucap Lisa. ia ambil sisir itu dari tangan Roseanne. Membuat si gadis rambut pirang berdegup jantungnya. "e-oh.. b-baiklah.." Roseanne hanya pasrah, membiarkan Lisa menyisir rambutnya dengan lemah lembut.
Sehingga semua bagiannya kembali tertatur dan licin. Tergerai lemah layaknya biasa dengan kilauannya. Lantas Manoban pun bicara, "Kamu tahu Roseanne ? Apa yang aku pikirkan ketika pertama kali aku melihatmu ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA ROTI [EBOOK]
أدب الهواةBagiku, pernikahan itu mirip dengan Dua roti sarapan pagi. Dua roti yang berbeda, disatukan, dengan cinta sebagai menteganya. Dan mentega ? Itu bisa habis. Sebenarnya, ada banyak cara untuk menikmati agar Dua Roti ini tetap bersatu. Tapi, Bagaiman...