Cuplikan adegan yang akan di perbaiki dimunculkan, Roseanne hendak mengisi suara jerih nafasnya di adegan panas itu. Ia berdiri di belakang mikropon, Telah siap mengenakan Hanbok yang sama ia kenakan ketika sedang melakukan adegan.
Sang pengarah suara bilang, Roseanne harus tetap menggunakan Hanbok karena suara gesekan dari kain tradisional itu sangat di butuhkan.
Anehnya ia hanya menunduk, tak satupun suara merdunya terkicau dibalik kaca itu. Sementara sang Pengarah suara telah menanti, ia menantikan irama terbaik Roseanne mengungkapkan cinta dalam deru merdu nafas yang memacu.
Nafas yang akan berhembus karena cinta, keikhlasan yang muncul bersama peluh tubuh yang mendesah.
Persis seperti adegan yang telah ia perankan, harusnya ini mudah, karena ia hanya perlu melakukan Dubbing adegan, tanpa perlu melakukan adegan panas itu lagi.
Agaknya Lalisa Manoban heran, ia menjeda adegan itu dan bertanya pada Roseanne kenapa wanita hanya diam saja dibalik bilik kaca. "Roseanne ? Apa semuanya baik baik saja ?"
"Kenapa hanya diam saja ?" Tanya Lisa.
"Aku tak bisa memunculkan perasaan itu Lisa" Jawab Roseanne tiba tiba.
"Kenapa ? Bolehkah aku tahu alasannya ?"
"Karena kupu kupu itu muncul bukan karena Monolog sendiran. tetapi karena dua orang yang mencintai. Dua orang yang berdialog."
"Bagaimana perasaan itu akan muncul ? Jika aku tak punya lawan dialognya?"
"Itu sama saja bohong Lisa. Aku tak bisa mewujudkan kupu kupu diperutku, jika aku melakukannya sendirian"
"Kalian menuntutku untuk memberikan perasaan yang nyata, sementara disini aku hanya bisa berpura dengan membayangkan"
"Bagaimana aku akan memenuhinya ?"
Sang pengarah suara yang sedang bersidekap tangan didada, ia terdiam sejenak, wajahnya berubah dan ia tampak berpikir dalam tenangnya itu.
Lalu kemudian ia mematikan microponnya. Melepas Headphone ditelinganya, ia meninggalkan meja monitor.
Roseanne terkejut saat ia lihat Lisa masuk kedalam bilik kaca, datang untuk menyusulnya. Ia menghadap Roseanne didalam bilik kaca itu lalu bertanya. "Apakah aku bisa membantumu ?"
"Apakah aku bisa mengisi wujud orang yang sudah membuatmu merasakan kupu kupu di perutmu ?"
Ucap Lisa mendadak dan sukses membuat Roseanne terkesiap. "L-Lisa ?"
Lidah Roseanne kelu, kedua tangannya dingin, namun sekujur tubuhnya di dera oleh sejuk dan hangatnya musim semi.
Ia mendengar lonceng berdenting didalam dirinya, harpa menari, dan biola mengalun. Ada perasaan sesak yang menggelora didalam perut yang tak bisa ia ungkapkan.
Apalagi ketika gadis berambut hitam sebahu itu meraih tangan Roseanne lalu memegangnya.
Tangan Lisa sungguh hangat dan lembut, Kedua mata coklat itu menatap punggung tangan Roseanne. Lalu bibirnya dengan sopan mengecup tangan Roseanne bak pemudi yang sedang menghormati seorang putri.
Mereka sama sama memperhatikan dua tangan yang mulai bertaut dan menyatu, kelima jarinya berteman, lalu menggenggam erat sejenak, sebelum dua orang itu melihat ke jendela mata masing masing.Roseanne perlahan mendekat kearah Lisa, ia jauh menelisik kedalam manik coklat itu.
Mendalami gadis yang sedang ia genggam rasanya sama seperti bermain petak umpet didalam hutan. Hei, aku mencari ketulusanmu. Aku tahu kamu berada disini, detik detik yang bergerak membuat perut geli, tawa mungil dan polos seorang gadis yang mengingat masa kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA ROTI [EBOOK]
Fiksi PenggemarBagiku, pernikahan itu mirip dengan Dua roti sarapan pagi. Dua roti yang berbeda, disatukan, dengan cinta sebagai menteganya. Dan mentega ? Itu bisa habis. Sebenarnya, ada banyak cara untuk menikmati agar Dua Roti ini tetap bersatu. Tapi, Bagaiman...