"Death must be so beautiful. To lie in the soft brown earth, with the grasses waving above one's head, and listen to silence. To have no yesterday, and no tomorrow. To forget time, to forgive life, to be at peace."
— Oscar Wilde, The Canterville Ghost
﹉﹉﹉
Hari kedelapan.
Hari di mana harusnya Jeff ngelepasin Barcode pergi dari hidupnya. Tapi, Jeff bersyukur karena semalem dia bilang soal perasaannya. Dia memilih buat stay bareng sama Barcode, ngelanjutin cerita yang pernah hampir selesai.
Jeff nampaknya udah bangun dari tadi. Dia sengaja nggak buka matanya, karena masih pengin nikmatin suasana meluk Barcode.
Akhirnya, setelah banyak tangis yang menyesakkan dadanya dua hari yang lalu, Jeff bisa bernafas lega. Mulai dari detik ini dan seterusnya, Jeff berjanji ke dirinya sendiri buat selalu ada di samping Barcode. Pelan-pelan, Jeff akan menebus semua kesalahan yang dia perbuat selama dia nggak ada, juga menebus waktu yang hilang dengan ngebahagiain Barcode. Dia akan berbenah diri.
Di benaknya saat ini, Jeff lagi nyusun rencana buat ke depan. Dia pengin ngajak Barcode ke suatu tempat yang bagus. Mungkin dia harus batalin beberapa kontrak terbarunya dulu demi bisa ngewujudin itu. Jeff juga harus ngobrolin kepindahannya ke sini sama manajernya. Yang terpenting, dia harus selalu sama Barcode.
Jeff ngerjapin matanya ketika cahaya matahari memaksa masuk ke celah-celah gorden. Cuaca hari ini keliatannya cerah, lebih tenang, dan lebih sejuk dari sebelumnya. What a perfect morning.
"Good morning..." Mata si Satur perlahan terbuka sepenuhnya. Hal pertama yang menyambutnya adalah, Barcode yang masih terlelap dalam tidur.
Dengan penuh kelembutan, Jeff bawa jemarinya buat mengelus rambut, pipi, dan alis yang lebih muda. Terakhir, telapak tangannya menangkup pipi Barcode yang terasa dingin. Entah itu cuma perasaannya aja, atau memang suhu tubuh Jeff yang lebih hangat dibanding Barcode.
Sekitar tiga menit Jeff pandangi lamat-lamat wajah Barcode. Tapi, entah kenapa, ada sesuatu yang aneh.
Di keheningan kamar mereka, Jeff sama sekali nggak mendengar deru napas kekasihnya.
"Code...?" Tepat setelah Jeff memanggilnya, cairan merah mengalir gitu aja dari hidung Barcode. Sepasang matanya pun nggak kunjung terbuka.
Buat sesaat, Jeff membelalak, tubuhnya menegang dengan sebelah tangannya yang masih menangkup pipi Barcode. Darah itu belum berhenti keluar dari hidung yang paling muda, dan itu sontak bikin Jeff terlonjak kaget.
"Angel?" Jeff bangun seketika. Ibu jarinya otomatis mengusap darah yang mengalir di bawah hidung Barcode, yang kini bahkan mengalir sampai ke leher. Kedua pupilnya melebar dan jantung Jeff berdebar sangat keras ketika rasa panik tiba-tiba menyergap dalam sekejap.
"K-kenapa..." Jeff nggak mampu nerusin kalimatnya. Dia kalut dan tenggorokannya tercekat. Dalam kondisi yang baru bangun tidur, Jeff kebingungan ngeliat Barcode yang mimisan. Tangan Jeff bergetar, perasaan nggak nyaman tiba-tiba menjalar di sekujur tubuhnya. "Berdarah..."
"Hey, Code..?" Jeff menyentuh tangan Barcode dan menggenggamnya. Tapi hanya dingin yang terasa. Tangan itu terkulai lemah tanpa ada tanda-tanda reaksi Barcode terbangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Days [JeffBarcode]
Fiksi Penggemar7 hari. 7 hari waktu yang Barcode punya buat ngabisin sisa hidupnya bersama Jeff.