Saat jam istirahat, Dio dan Axel seketika beranjak dari bangku mereka.
Tadi Axel janjian dengan Tobi dan Josie di depan kelas Axel, karena kelasnya lebih dekat dari kantin.
Sekarang Dio bersama Axel berdiri di depan kelas, menunggu dua sahabat mereka. Menjaga biar solid, ceritanya kan satu geng.
Masalahnya.
"Lo belum cerita, kemarin lo sama Josie kenapa," kata Axel.
Dio bergumam, "Udah gue bilang kan kemarin. Dia kesel karena gue jujur, kalo gue nggak ada perasaan suka sama dia."
"Awalnya gimana, ngapa lo tiba-tiba bilang gitu ke Josie," Axel penasaran.
Kata Dio, "Biasa dia mau nyium gue, tapi gue tolak dan gue menghindar."
"Whoa, serius? Terus, kenapa lo gitu," Axel makin penasaran.
Belum sempat Dio menjelaskan, Tobi dan Josie datang. Tobi meringis sementara Josie tersenyum santai, tapi Dio sadar kalau Josie nggak menatapnya sama sekali.
Jujur Dio nggak tahu harus bersikap seperti apa ke Josie. Jadi, Dio mencoba ramah seperti biasanya.
"Josie," sapa Dio tanpa tersenyum tapi suaranya hangat. Namun, Josie nggak menyahutinya, bahkan nggak menoleh ke Dio.
"Udah ngumpul kita, yuk langsung ke kantin," Josie mengajak teman-temannya.
Dio merasa seperti sebagian dinding hatinya runtuh. Sumpah jelas banget Josie mengabaikan dia, nggak menganggapnya ada. Sejujurnya itu membuat Dio merasa hampa.
Gimana pun juga dia temen gue, kayak Axel dan Tobi. Sejak kita berempat temenan mulai SMP, ini pertama kalinya Josie bener-bener marah sama gue, pikir Dio.
Axel ikut merasakan ketegangan di antara Dio dan Josie. Apalagi muka Dio kelihatan kaku, begitu pula dengan Josie. Tobi pun merasakannya.
Axel dan Tobi mengatupkan bibir, kemudian masing-masing menghela napas dalam hati.
Jadi gue sama Tobi ikut kena imbasnya, ngapa sih dua manusia bodoh ini pake berseteru segala, Dio emang gabisa kalo nggak cari musuh, temennya sendiri dimusuhin,
gue pengen melerai, maksudnya bikin mereka akur lagi, tapi gue sendiri belum tau jelas permasalahannya, ntar diberesin pas pulang aja, deal, Axel membatin.
Karena memang, cerita Dio soal kenapa dia nggak rukun dengan Josie, itu tadi belum kelar. Axel nggak paham kenapa Dio nggak langsung buruan cerita semuanya.
Bisa lewat ketemuan semalam, atau chatingan, atau diobrolkan di sekolah tadi pagi. Axel nggak mengerti.
Masalahnya, Dio sudah sibuk sendiri dengan seseorang yang nggak pernah dia kenal sebelumnya dan tiba-tiba mereka dekat. Kedekatan yang nggak masuk akal.
Mendekati kantin, saat mereka berempat lagi berjalan, tiba-tiba Tobi nanya, "Lo ngapain Yo nemuin Rafael tadi pagi?"
"Oh, gue ngajakin dia bareng," jawab Dio, selalu jujur tentang apapun.
Axel jadi kepo celingukan, Josie cuma diam meskipun penasaran.
Sementara Tobi ingat tadi pagi, sekilas dia melihat Rafa masuk ke dalam kelas sambil menenteng helm setelah Rafa ketemu Dio. Ada apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
crash and burn
Teen FictionDio bersumpah bakal membuat Rafa bertekuk lutut, dan Rafa terus berusaha menghancurkan Dio. Nggak ada yang bisa diharapkan dari cowok slengean dan murid teladan yang saling bermusuhan. Sampai satu insiden terjadi membuat mereka sadar, bukan cuma ben...