6.

2.4K 240 8
                                    

Weekend memisahkan Dio dan Rafa sehingga prank war mereka ikutan break.

Sampai Senin keduanya sama-sama masih nggak melancarkan aksi balasan. Pada kena tugas menumpuk. Di sekolah pun mereka nggak ketemu.

Rafa lega, bekas lem di kursinya sudah hilang, berkat diresapi solar semalaman, kemudian digosok dan dikelupas.

Sementara Dio menuruti ajakan Josie ke rumahnya sepulang sekolah.

"Pake baju lo Sie."

"Dio ...."

"Nggak usah dibuka gini."

Setelah mengatakannya, Dio meraih kain seragam Josie yang sedang terbuka seluruhnya. Terlihat dada Josie tertutupi bra hitamnya.

Dio mengatupkan bibir rapat. Dia mengancingkan kembali seluruh kancing seragam Josie.

"Jangan gini Sie. Kalo bukan sama gue, lo pasti udah diapa-apain," Dio mengancingkan kancing terakhir di seragam Josie bagian bawah.

Tapi Josie malah sedih, "Kenapa sih Yo? Lo nggak pernah mau tidur sama gue."

Dio mendongak menatap Josie yang sedang duduk di pangkuannya dengan menghadap ke Dio. Josie terlihat kecewa, dia mengerutkan alis dengan sedih.

"Gue nggak tidur sama temen sendiri," Dio jujur sekaligus ingin menenangkan Josie.

Sebenarnya Dio nggak pernah tidur dengan siapa-siapa, nggak kepikiran ke sana. Apalagi tidur dengan Josie sahabatnya sendiri.

Kamar Josie temaram dengan pintu tertutup serta lampunya mati. Cuma lampu tidur yang dinyalakan di samping kasur.

Punggung Dio bersandar di sandaran ujung kepala tempat tidur, dan kedua kakinya selonjor di atas kasur Josie.

Sementara, Josie membuka kedua kakinya sambil duduk di atas paha Dio. Josie nggak ragu duduk merapat banget ke Dio sambil merangkul bahu Dio dengan kedua tangannya.

Sementara tangan Dio berpindah ke paha Josie kanan dan kiri yang nggak tertutup apa-apa, kain rok abu-abunya tersingkap seluruhnya.

Dio meraba lalu mengelus kedua paha Josie.

"Ngh ... Dio."

Josie mendesah karena geli sekaligus menikmatinya. Lalu Josie membungkuk kemudian mencium bibir Dio. Dio balas menciumnya sambil terus meremas paha Josie.

Nggak berselang lama.

Dio duduk di tepi tempat tidur Josie. Sementara, Josie sedang berdiri di dekat lemarinya. Josie barusan ganti baju, dia pakai T-shirt panjang dan legging sekarang.

Sedangkan Dio masih pakai seragam putih abu-abunya. Dio menatap Josie, sahabat yang dikenalnya sejak kecil itu.

"Lo beneran ikut ke rumah gue?" tanya Dio.

Josie bilang, "Iya. Gue mau ngerokok."

"Hm," balas Dio.

Josie biasa ke rumah Dio buat merokok. Dio juga ikutan biasanya. Josie nggak merokok di rumahnya sendiri karena nggak mau ketahuan papa dan mamanya.

Kalau di rumah Dio, lebih bebas. Biasanya Dio mengajak Josie merokok di warung kopi Bang Roy dekat rumah Dio.

Sekarang, Dio dan Josie turun dari lantai dua tempat kamar Josie berada. Sampai di bawah mereka melewati ruang makan.

Di ruangan tersebut, dua asisten rumah tangga---satu berambut pendek dan satunya berambut panjang diikat ekor kuda---menoleh dengan sopan ke Josie saat cewek itu pamit.

crash and burnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang