••••
Happy reading!
••••
Malam ini Mark memenuhi janjinya untuk mengajak orang yang dijodohkan dengannya jalan-jalan, dia sudah rapi kini duduk diruang tamu keluarga Seo ditemani ibu dari orang yang akan dijodohkan dengannya.
"Jadi Mark sekarang belum pegang kerjaan ya?" Mark mengangguk sambil tersenyum sopan.
"Iya, niatnya sih dekat-dekat ini mau mulai belajar sama ayah biar nanti juga kalo udah nikah gak susah." Mark tersenyum puas melihat reaksi antusias lawan bicaranya, dia tentu tau caranya mengambil hati orang tua.
Orang tua mana yang mau anaknya susah, jadi Mark selalu menyaring kata-katanya terlebih dahulu sebelum berbicara.
"Eh dad, adek mana?" Sang suami yang baru dari kamar anaknya kini duduk dihadapan Mark.
"Lagi ngirim tugas katanya, tapi udah selesai kok." Istrinya mengangguk paham dan kembali menatap Mark yang kini gugup saat melihat pria berbadan kekar itu.
"Kamu nanti jagain anak saya, jangan sampai lecet." Mark segera mengangguk, dia tak mungkin tidak menuruti perkataan pria di depannya itu.
Tak lama, yang ditunggu-tunggu kini tiba. Mark melongo melihat pemuda yang sempat membuatnya emosi di jalan ternyata adalah orang yang dijodohkan dengannya.
Berbeda dengan Mark yang terkejut, pemuda itu terbilang sangat tenang seperti tak pernah bertemu dengan Mark.
"Dad, mae, adek pergi dulu kasihan kakaknya udah nunggu dari tadi." Kedua orang tuanya mengangguk sambil tersenyum membiarkan anak mereka pergi dengan Mark.
Mark menepis rasa kagetnya sebentar lalu ikut berpamitan pada kedua orang tua itu.
Setelahnya mereka keluar, dan Mark kembali emosi, dia langsung saja memaki pemuda bernama Haechan.
"Bangsat kenapa gue ketemu lo lagi hah?!" Haechan tak merespon, dia menatap jam tangannya.
"Maaf kak, waktu saya cuma satu jam setelahnya saya masih punya kesibukan, jangan buang-buang waktu saya." Mark tertawa mengejek, Haechan mapres kampus sekaligus orang yang dijodohkan dengannya berani berbicara seperti itu padanya.
"Denger ya anjing! Gue gak mau jalan sama lo!" Mark menunjuk tepat di depan wajah tenang Haechan.
"Kalo gitu harusnya bilang dari tadi, yasudah saya masuk lagi masih banyak tugas, kakak pulangnya hati-hati." Segera Mark menahan tangan Haechan yang sudah berbalik ingin kembali kedalam rumah.
Dia masih memikirkan mobil yang dijanjikan ayahnya jika dia menerima perjodohan ini dan menemani pemuda ini jalan-jalan.
Jika Haechan kembali masuk, bisa saja orang tuanya memberitahu ayahnya tentang hal itu dan bukannya mendapat hadiah, barang-barangnya malah disita.
Segera dia tarik Haechan masuk kedalam mobil, kepalanya sempat terbentur tapi Mark tak peduli dan segera masuk kedalam mobil.
"Mau kemana lo?" Mark sungguh malas menatap Haechan yang sedang mengelus kepala sendiri yang terbentur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Wealth || Markhyuck
أدب الهواةWe married because of wealth but my love is sincere without valuing any wealth -Markhyuck -bxb Ranking : #2 in romantics 18/12/2022 #1 in wealth 10/01/2023 Start : 03/12/2022