𝙳𝚘𝚗'𝚝 𝚏𝚘𝚛𝚐𝚎𝚝 𝚝𝚘 𝚟𝚘𝚝𝚎 𝚊𝚗𝚍 𝚌𝚘𝚖𝚖𝚎𝚗𝚝𝚜, 𝚌𝚑𝚒𝚗𝚐𝚞-𝚍𝚎𝚞𝚕 (っ◔◡◔)っ ♥
Yerim tak menyadari tatapan orang-orang yang melongo keheranan melihatnya berlari kesetanan seperti itu. Belum lagi tatapan terkejut dari mereka melihat Yerim yang menjatuhkan MacBook miliknya dan tak sengaja ia injak dengan keras.
MacBook bisa diganti, dicari, bisa dibeli. Tetapi, Kakaknya tidak bisa diganti. Mau Yerim sekaya apapun, mau Yerim usaha seperti apapun. Kakaknya tak akan bisa diduplikat atau diganti.
Ia juga tak berpikir bahwa tindakannya ini mungkin akan berdampak buruk bagi petinggi sekolahnya. Sebenarnya, Yerim tak terlalu peduli dengan pandangan orang lain. Jika mereka menganggap dirinya buruk, ia tak masalah. Asalkan, orang lain jangan berbicara yang tidak-tidak tentang keluarganya. Yerim rela namanya buruk demi kakaknya sendiri.
Dari jauh, Yerim bisa melihat raut gelisah dari kakaknya, sooyoung yang entah sejak kapan sudah berada disana. Yerim juga melihat Lisa yang menangis.
Sebentar, Lisa menangis? Yerim mengucek pelan matanya. Takut-takut ia salah lihat. Lisa bukan tipekal orang yang mudah menangis. Jika Lisa menangis berarti itu benar-benar sesuatu yang buruk.
"Unnie," panggil Yerim pelan yang berhasil menarik perhatian mereka berdua.
Lisa dan Sooyoung enggan untuk menjawab panggilan dari adik bungsunya. Entah itu karena rasa cemas yang terlalu kuat. Ataupun tak ingin adik bungsunya itu merasakan apa yang mereka rasakan.
Sikap mereka, terkadang memang bisa membuat orang lain salah paham. Apalagi mereka itu lebih mementingkan ego dan gengsi.
"kalian tuli? Atau bisu?" sinis Yerim.
Yerim mengepal tangannya, mereka berdua tidak mau menjawab pertanyaannya sama sekali. Jangankan untuk menjawab pertanyaan darinya. Kehadiran Yerim pun mungkin tidak mereka sadari atau tidak dianggap.
"Unnie," panggil Yerim penuh dengan penekan.
Sooyoung menoleh menatap mata Yerim yang kesal padanya dan Lisa. "Apa?" jawabnya malas.
"Apa yang terjadi, kenapa kau ada disini?" tanya Yerim.
"Tidak terjadi apa-apa. Aku hanya ingin melihat Lisa," ucap Sooyoung, ia mengalihkan pandangannya kearah lain. Yerim agak sedikit mengerikan. Mirip seperti Irene yang sedang serius.
Yerim berganti menatap Lisa. "Dan Lisa Unnie, kenapa kau ada didepan ruang kesehatan? Siapa yang sakit?"
"Tidak ada, kebetulan saja bertemu Sooyoung Unnie disini."
Yerim terkekeh geli melihat tingkah mereka berdua. "Apakah kebiasaan kalian itu berbohong? Dalam keadaan seperti ini, kau masih bisa berbohong, Unnie?" bentaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗧𝗵𝗲 𝗧𝗿𝘂𝘁𝗵
Fanfiction𝐘𝐞𝐫𝐢𝐦 𝐤𝐢𝐫𝐚 𝐝𝐢𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐞𝐠𝐚, 𝐉𝐢𝐤𝐚 𝐢𝐚 𝐭𝐚𝐡𝐮 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐤𝐞𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐬𝐞𝐦𝐛𝐮𝐧𝐲𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚 𝐢𝐧𝐢. 𝐓𝐚𝐩𝐢, 𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚𝐧𝐲...