Lisa melepaskan genggaman tangannya. Lalu ia terkekeh kecil melihat Sooyoung yang diam seribu bahasa.
"Unnie, candaan mu itu tidak lucu sama sekali," ujar Lisa menutup mulutnya, berusaha menahan tawanya sendiri.
"Aku tidak berbohong, Lisa," ujar Sooyoung penuh dengan penekan.
Lisa menghentikan tawanya. Ia menatap lekat manik mata Sooyoung yang menatapnya dengan serius.
"Bagaimana ini, Lisa? Aku harus bagaimana," ucap Sooyoung yang sudah terisak. Sooyoung kalah. Seberapa kuat ia berusaha menahan air matanya, seberapa kuat ia menahan rasa takutnya. Tetap saja, itu adalah hal yang sia-sia.
Atau mungkin, ia masih Sooyoung yang sama? Sooyoung yang menyayangi adiknya?
Lisa langsung menatap Yerim yang berdiri seperti patung manekin. Lisa mencoba menenangkan degup jantungnya. Lisa membalikkan tubuh adiknya dengan kasar menghadapnya.
"Sial!" ujar Lisa saat melihat tatapan kosong Yerim.
Lisa langsung merogoh sakunya dan mencoba menghubungi kakak mereka yang tak kunjung datang.
"Kenapa, mereka tidak bisa dihubungi?" Lisa melempar ponsel genggamannya dengan kesal.
"Unnie," panggil Lisa.
Sooyoung yang kembali memeluk erat Yerim hanya bisa menoleh dengan raut wajah frustasi.
"Aku akan mengeluarkan spell, Unnie minggir sebentar, bisa?"
Sooyoung menggeleng kepalanya lemah.
"Kita tidak bisa mengeluarkan spell untuk saat ini, Lisa. Kita dilarang," jawab Sooyoung, ia juga kesal dengan keputusan menteri sihir yang melarang keluarga Jung menggunakan sihir.
"Tapi kita sudah cukup umur, Unnie!" Hardik Lisa yang tak terima.
"Hanya Irene, Seulgi, Wendy dan Jisoo Unnie yang bisa menggunakan sihir, Lisa. Bahkan Jennie Unnie yang mempunyai kuasa atas sihir saja tidak diperbolehkan menggunakan sihir."
"Bahkan, Jennie Unnie?" tanya Lisa heran. Bagaimana Lisa tidak heran, Jennie itu adalah salah satu petinggi di kementerian sihir Jangankan menjadi petinggi penting di kementerian sihir, untuk melamar menjadi staff saja sulit untuk lolos.
"Iya, keputusan itu diambil karena menteri sudah mendengar penyerangan keluarga kita. Dan dia takut jika kita mengeluarkan sihir yang berbahaya demi membalas dendam atas Jisoo Unnie yang belum sadarkan diri." jelas Sooyoung panjang lebar, hal yang sedikit konyol.
"Jika kita mengeluarkan sihir sekarang, tidak ada yang tau, Unnie."
"Kita sudah di tracking dengan orang-orang di kementerian, Lisa. Mau kita mengucapkan spell di bawah tanah pun. Mereka akan tetap tau."
"Jadi kita harus bagaimana, Unnie? Yerim sudah seperti itu," ucap Lisa binggung. "Aku ... Sedikit merasa takut, Unnie," lirih Lisa.
"Kita bawa yerim saja dulu ke ruangan oppa. tadi dia menyuruh kita ke ruangannya kan?"
"Kau lupa? Aku tadi menyuruhnya membawa Chaeyoung pulang, dan setelah itu baru oppa menyuruh ke sana, " sesal Lisa yang merasa bodoh. Dia bahkan lupa dengan keadaan Yerim dan bisa-bisanya Lisa menyuruh Ten membawa Chaeyoung pulang ke mansion agar lebih aman.
"Maafkan aku," lirih Lisa. Ia benar-benar menyesali keputusannya. Tadi, ia terlalu panik melihat keadaan Chaeyoung.
"Gwenchana," ujar Sooyoung menenangkan Lisa.
Ia sendiri, sebenarnya sangat kebingungan harus berbuat apa. Jika orang-orang lain berpikir bahwa dia bodoh karena tetap berpijak ditempat yang berjam-jam lalu ia pijaki tanpa bisa melakukan apapun. Mereka tak sepenuhnya salah dan tak sepenuhnya benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗧𝗵𝗲 𝗧𝗿𝘂𝘁𝗵
Fanfiction𝐘𝐞𝐫𝐢𝐦 𝐤𝐢𝐫𝐚 𝐝𝐢𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐞𝐠𝐚, 𝐉𝐢𝐤𝐚 𝐢𝐚 𝐭𝐚𝐡𝐮 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐤𝐞𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐬𝐞𝐦𝐛𝐮𝐧𝐲𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚 𝐢𝐧𝐢. 𝐓𝐚𝐩𝐢, 𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚𝐧𝐲...