3. Tiga

87 22 8
                                    

Vote, komen dan Sharekan!!
Tolong dukungannya dengan Baik!

Di dalam kantor guru keduanya duduk bersama di Depan seorang guru yang menatap tajam keduanya dan terlihat cukup Ramai di luar. Bagaimana siswa-siswi yang berada di luar sangat ingin tau apa yang terjadi di dalam.

"Apa yang kalian berdua lakukan dan bicarakan?!" tanya sang Guru.

Bayu tidak menjawab dan demikian juga dengan perempuan bernama Annisa itu. "Kenapa diem? Nggak mau jawab Ibu?!"

"Annisa, kamu kenapa tendang kemaluan punya Bayu?" Tanya sang Guru.

"Nggak sengaja, Bu." ucap Annisa. Jawaban Annisa membuat Bayu menoleh dan menatap tajam Annisa yang merasa dirinya tidak bersalah itu.

"Anj-- maksud gue--- Aelah, maksud saya tadi dia sengaja Bu nendang punya saya." ucap Bayu.

"Apa itu bener, Nisa?" Annisa mengangguk untuk itu.

"Tapi Bu, tadi Dia bilang susu." ujar Annisa.

Lantas ucapan Annisa membuat sang guru tidak mengerti dengan maksud ucapannya. "Ini cewek kenapa, dah?" batin Bayu.

"Maksud kamu?"

"Maksud saya itu---"

Bayu mencoba untuk memotong ucapan Annisa. "Bu, saya sama Annisa mau berdamai. Nggak baik berantem lama-lama." ucap Bayu dengan senyum manis yang ditujukan untuk sang Guru.

Annisa lantas bingung untuk itu, tapi kakinya terasa di injak oleh Bayu. Dan bahkan Bayu menunjukkan senyumannya kepada dirinya. "Annisa, kamu mau berdamai sama Bayu dan minta maaf ke dia, kan?" Tanya sang Guru.

Annisa mengangguk begitu saja. Siapa juga yang mau masalah ini berlanjut. Jadi perempuan itu memilih untuk menyetujui itu.

"Maaf Bayu." ucap Annisa.

"Maaf juga Annisa Ba--" kali ini Kaki Bayu yang di injak oleh Annisa.

Sang guru tersenyum senang. "Kalian berdua cocok kalo berteman dan nggak berantem." puji sang Guru.

Keduanya tersenyum dan tetap duduk meski sang guru bangkit dari duduknya dan mengusir murid-murid yang melihat keduanya dari luar jendela. "Ibu, kasih waktu buat kalian berdua duduk dan bicara baik-baik. Jangan bertengkar apalagi kalian perempuan dan laki-laki." ucap Sang guru yang pergi keluar setelah mengucapkan kalimat itu untuk kedua muridnya.

Keduanya cukup canggung dan memilih untuk diam di ruangan itu. Annisa menelisik area ruangan itu ada cctv atau tidak. Tapi dirinya merasa tidak ada apa-apa. "Btw, gue mau minta maaf dengan tulus kali ini ke lo yang bernama Bayu." ucap Annisa dan bagaiman Bayu kembali melihat Annisa yang duduk di sampingnya itu.

"Maksud Lo?"

"Maaf gue nendang punya Lo dan kalo itu lo kenapa-kenapa gue siap buat tangung jawab." ujar Annisa.

Entah kenapa Bayu tersenyum kecil untuk itu. "Tanggung jawab berupa apa? Lo mau jadi istri gue gitu, kalo gue nggak punya anak lo nggak apa-apa?"

Bugh

Lagi. Bayu di timpuk buku oleh Annisa, "Anjir Lo!" ucap Bayu.

"Lo ngeselin, ya."

"Lo yang bilang mau tanggung jawab."

"Maksud gue, kalo punya Lo kenapa-kenapa dan Lo mau ke rumah sakit gue siap buat tangung jawab!" jelas Annisa.

"Kirain lo mau--"

Annisa bangkit dari duduknya. "Udah. Sekarang impas. Gue mau masuk ke kelas." ujar Annisa.

"Soal Lo kemari pura-pura buta itu kenapa?" Tanya Bayu dengan cepat. Itu membuat Annisa yang hampir membuka pintu itu diam.

"Gue lihat ranting pohon yang kelihatan bagus dan gue ambil. Dan gue cuma buat mainan nenek sihir di
Jalan. Tapi nggak sengaja nabrak lo yang cowok, gue nggak mau tambah panjang. Makannya gue pura-pura buta ke lo, eh malah tambah panjang." terang Annisa.

Bagaimana keterangan dari Annisa membuat Bayu tersenyum. "Lo emang aneh-aneh." ucap Bayu.

"Gue cabut dulu. Gue harap punya lo nggak kenapa-kenapa." pamit Annisa dan meninggalkan Bayu sendirian di dalam ruangan itu.

••••

Maaf typo dan kesalahan kepenulisan akan di revisi. Seiring berjalannya waktu!

2 Jiwa || Kim Doyoung✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang