PROLOG

151 9 2
                                    

After DREAMINGdreams don't work unless you do

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

After DREAMING
dreams don't work unless you do

🔮

"Kak Javier. Aku suka sama kakak, kakak mau engga jadi pacar aku?"

"Huh?"

"Ecieee"

"Kiw~ kiw~ ada yang lagi laris nih, seminggu sampe ditembak cewek 3 kali"

"Lo pake pelet apa, Jav? Bagi-bagi rahasia lah sama kita? Hahaha"

Nathan melirik Javier dari bangkunya. Terlihat laki-laki itu tidak bergeming meski sudah menjadi bahan ledekan serta perbincangan. Lagipula, cukup berani juga gadis berkacamata menembak Javier di Cafetaria.

"Padahal dia pasti udah tau jawabannya apa" Nathan bergumam

"Sstt Jav" Haikal menyenggol kaki laki-laki Alvandra yang sama sekali tak bergerak

"Gue engga tertarik, La. Maaf"

Benarkan?! Sesuai dugaan Nathan, Javier menolak.

"Yaah penonton kecewa" seru beberapa mahasiswa di belakang bangku Haikal

"Maaf ya" Rendy mengulurkan sekotak tisu kepada si gadis yang terlihat malu dan ingin menangis

"Lo.. bisa coba lagi.. lain kali?" lanjutnya mencicit

"Engga perlu!!" tisu di tangan Rendy direbut. "Gue udah cukup tau sikap temen lo yang sok jual mahal itu"

BRAK

Haikal mengangkat tangan ketika si gadis melempar kotak tisu ke meja mereka begitu keras. "Gila! Dia murid lo sama Yohan di UKM atau gimana, Jav? Lihat! Ni kotak tisu sampai rusak"

"Dia emang salah satu anak karate, Kal. Namanya Bella dari prodi Managemen semester 2" sahut Javier tanpa mengalihkan pandangan dari buku

"Pantesan. Lo pasti baperin dia ya pas latihan? Makanya dia berani nembak lo di depan semua orang" tuduh Haikal

"Heh! Ada gitu sejarahnya seorang Javier baperin cewek? Yang ada, cewek-cewek yang baper sendiri ngelihat Javier" sahut Rendy

"Heran deh gue. Udah tau banyak yang ditolak tapi masiiih aja ada yang nembak. Ujung-ujungnya Javier juga yang dibilang sok jual mahal"

"Namanya juga cowok ganteng, Nath. Biasa lah"

BRAK

"Ampun mama!! Ya Tuhan~" sekali lagi, Haikal mengangkat tangan karena gebrakan di meja mereka

"Kak Javier, bisa kita ngomong sebentar?" tanya seorang gadis manis yang berhasil mengalihkan pandangan Javier, suaranya terdengar tidak asing

"Kalau lo mau ngomong, ngomong di sini aja. Langsung to the point biar engga kelamaan"

FROM DREAM SHOW #2 - After DREAMINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang