After DREAMING
dreams don't work unless you do🔮
Kelulusan. Salah satu moment yang paling Anna nanti-nantikan sejak ia memasuki kelas 12. Berfoto ria bersama teman, membuat album kenangan, mengupload foto di media sosial, makan bersama keluarga, dan melakukan perayaan di tempat yang ia suka. Semua sudah Anna rencanakan dengan matang, jika kejadian setahun lalu tidak menghancurkan harapannya.
TOK.. TOK
"Non Anna"
Gadis yang dipanggil melirik ke pintu kamar. "Iya bi. Ada apa?"
"Maaf non, non Anna udah selesai? Bapak udah nunggu di meja makan buat sarapan"
"Oh! Udah bi, sebentar. Bibi duluan aja, lima menit lagi aku ke sana" ujar Anna
"Baik non" ART tersebut mengangguk sebelum pergi dari depan pintu
Dan lima menit kemudian.
"Pagi sayang" sapa seorang laki-laki paruh baya ketika Anna memasuki ruang makan
"Pagi yah" Anna tersenyum singkat, nampak kurang bersemangat apalagi saat hazelnya menangkap seorang gadis berkaus putih yang duduk di sebrang dengan senyum terkembang
Percayalah, dulu dia sangat menyukai senyum gadis itu tapi sekarang—TIDAK. Anna tidak lagi menyukainya.
"Mau makan sama apa?"
"Hm nasi goreng boleh, yah"
"Boleh. Kalau kamu Na, mau makan apa? Di sini ada nasi goreng, nasi putih, telur dadar, sama sayur lobak" sambil menyendokkan nasi ke piring sang anak, laki-laki itu bertanya pada gadis di sampingnya
"Nasi putih sama telur dadar aja.. o-om"
Morgan. Laki-laki yang tidak lain adalah ayah dari Anna, menoleh kepada si gadis dan anaknya bergantian.
"Oke. Nasi sama telur dadar, ini. Habiskan ya"
"Makasih om"
"Sama-sama"
Gadis tersebut mulai memakan makanannya, pelan.
"Oh ya yah, hari ini kita jadi kan pergi ke puncak? Ayah udah janji bakal ajak aku ke sana pas hari kelulusan" tagih Anna setelah beberapa saat terdiam
"Iya. Nanti kita langsung berangkat habis acara di sekolah selesai" senyum Morgan
"It's just the two of us, right?"
"Ya?"
Gerakan sendok gadis berkaus putih terhenti, ia tahu kemana arah pertanyaan si gadis Wijaya ini. "Kamu tenang aja, aku engga ikut kalian ke puncak kok, Na. Aku engga akan ganggu waktu kalian" sahutnya yang sukses membuat mata Morgan membulat
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM DREAM SHOW #2 - After DREAMING
Teen FictionLihat bagaimana panggung pertunjukan ini akan kembali berjalan. Setelah melewati dimensi penuh rintangan, perasaan benci, juga pembalasan dendam. Apa kalian pikir hidup sang pemain utama sudah berubah menjadi tenang? *** Javier hanya memegang satu j...