After DREAMING
dreams don't work unless you do🔮
"Jadi Anna sering begitu kalau di rumah?"
"Dia begitu karena masih berduka, Ghan. Jangan terlalu marah sama dia"
Laki-laki yang kini duduk di samping Joanna menghela nafas. "Aku engga akan marah seandainya dia bisa minta maaf dan nyoba buat berubah. Tapi lihat? Selama beberapa bulan terakhir, apa Anna pernah menyesali perbuatannya? Engga Na. Udah jelas kamu engga salah apa-apa"
"Ghani please, Anna masih ada diumur yang labil. Dia.. suatu saat pasti bisa ngerti kalau semua yang terjadi sama tante Dara adalah takdir"
"Tapi mau nunggu sampai kapan? Sampai kamu pergi dari keluarga Wijaya dan dia ngelupain semua perlakuannya?"
"Dia engga akan lupa" Joanna mencoba meraih tangan sang sahabat. "Maksud aku, kamu harus percaya sama aku. Percaya kalau waktu itu engga akan lama lagi terwujud, karena-"
"Karena alasan kamu ikut ke sini sama bunda, emang buat pergi kan?" terdengar nada bicara Ghani sedikit melemah. "Kamu mau pulang ke keluarga kamu, Na?"
Joanna terdiam. "Apa om Morgan udah cerita?"
"Iya, dia udah cerita semuanya. Termasuk, soal operasi yang harus kamu lakuin supaya bisa melihat lagi" Ghani menatap Joanna yang memandang lurus ke belakang kepala
"Na"
"Hng?"
"Kamu.. Mau aku antar ke sana? Ke rumah keluarga Affandra?"
Joanna memasang mimik terkejut. "K-kamu tau mereka ada dimana?"
"Baru" laki-laki itu melepaskan tangan Joanna dan menyandarkan tubuh di kursi taman. "Semalam om Morgan telfon aku. Dia jelasin secara detail gimana keadaan kamu dan hal apa yang harus aku lakuin buat bantu kamu. Salah satunya dengan mempertemukan kamu sama keluarga Affandra"
"Keluarga yang baru aku tau ternyata mereka sangat dekat" Ghani tersenyum. "Kakak dan adik kamu.. kamu percaya kalau aku bilang, aku kenal mereka di kampus?"
Kedua bola mata Joanna bergetar, rasa rindu dan perasaan bersalah kembali hadir di hatinya setelah sekian lama.
"Lalu Javier-ah! Kayanya aku salah waktu dulu bilang kamu engga akan kenal dia. Javier Alvandra Putra, nyatanya dia malah pacar kamu sejak dua tahun yang lalu, right? Orang yang aku panggil waktu kita jalan-jalan" netra laki-laki Alfarizi menatap si gadis
"Kalau kamu udah tau semuanya. Apa kamu juga udah bilang ke Javier kalau aku masih hidup?"
"Belum. Aku engga ada niatan buat bilang atau tanya apapun ke dia soal kamu karena aku engga ada hak buat itu. Lagipula, aku tau kamu pasti punya alasan kenapa engga mau ketemu dia selama dua tahun, padahal kamu engga hilang ingatan. Kamu bisa minta tolong om Morgan cari alamat Javier di Jakarta, orangtuanya cukup terkenal. Atau mungkin kamu bisa dateng ke kantor polisi dan bilang kalau kamu adalah perempuan yang pernah hilang di sungai Suaka Loji. Kamu tau kamu punya kesempatan tapi kamu engga gunakan"
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM DREAM SHOW #2 - After DREAMING
Teen FictionLihat bagaimana panggung pertunjukan ini akan kembali berjalan. Setelah melewati dimensi penuh rintangan, perasaan benci, juga pembalasan dendam. Apa kalian pikir hidup sang pemain utama sudah berubah menjadi tenang? *** Javier hanya memegang satu j...