JOANNA : DREAMING

37 10 0
                                    

After DREAMINGdreams don't work unless you do

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

After DREAMING
dreams don't work unless you do

🔮

CTAK

Javier menyalakan lampu UKS dan segera membaringkan badan disalah satu ranjang di sana, dadanya terasa semakin sesak sejak ia meninggalkan Cafetaria. Sedikit berbohong kepada teman-temannya soal pekerjaan tidak apa kan?

"Javier"

Laki-laki itu tersentak, melihat seorang gadis masuk ke ruang kesehatan. "Arini? Ngapain lo di sini?"

"Harusnya gue yang nanya, kenapa lo lari ke sini? Bukannya tadi lo bilang mau pergi ke tempat kerja?"

Javier mencoba menarik nafas. "Gue mampir sebentar buat istirahat. Dada gue tiba-tiba sakit engga karuan"

"Kenapa? Lo punya asma atau asam lambung kaya Haikal?" Arini berjalan ke lemari obat untuk melihat-lihat. "Mau gue cariin obat buat lo supaya mendingan?"

"Engga. Engga usah, bentar lagi juga baikan. Lagian gue tau lo engga ngerti apa-apa tentang obat, jadi jangan sembarangan. Gue engga mau mati muda di tangan lo, Ar"

Kedua bola mata Arini membulat. "Gue juga tau kali, spesialis gue di bidang IT bukan farmasi. Mana berani gue kasih obat ke lo dari sini"

"Terus kenapa nawarin?"

"Basa basi aja. Seenggaknya gue udah usaha buat bantu lo, Alvandra"

"Cih kalaupun bisa, emang lo mau bantu gue pake apa? Ilmu coding? Makasih" Javier meringis sambil mengubah posisi menjadi duduk

"Ish! Lo tuh kenapa sih? Tambah hari bukannya tambah baik, malah tambah nyebelin" Arini mengeluarkan sesuatu dari saku cardigan yang ia kenakan

"Nih. Bantuan yang gue maksud itu, ini. Lo kalau naruh barang jangan disembarang tempat dong, Jav. Untung Yohan yang nemuin cincinnya, bukan orang lain kan"

Javier mengernyit menatap gadis di depannya. "Lo dapet cincin gue darimana?"

"Yohan yang nemuin di tempat latihan"

"Lo ambil itu dari tas gue?"

Gerakan tangan Arini terhenti. "Udah gue bilang, Yohan yang—"

"Jangan coba buat bohongin gue, Ar. Gue bisa tau apa yang lo pikirin sekarang" Javier mengucapkan kalimat itu dengan datar

"Darimana lo tau?"

"Kelihatan dari muka lo yang sok polos itu"

"Jav!!"

"Sorry" laki-laki Alvandra mengatur nafas sebelum meraih benda kecil yang Arini pegang. "Gue belum sempat make cincin ini sehabis mandi karena kesiangan tadi pagi"

"Terus?"

"Lo engga mau minta maaf karena udah ambil barang orang sembarangan?"

"Kalau gue engga ngelakuin itu, lo pasti engga akan mau ngaku sampai kapanpun" Arini mengambil langkah mendekat kearah Javier. "Lo.. sebenernya apa yang lagi lo sembunyiin dari kita?"

FROM DREAM SHOW #2 - After DREAMINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang