Part 3

9.5K 538 3
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

-----------------------------------------
Akal Bulus Alana

Alana saat ini tengah duduk di depan teras rumahnya untuk menunggu kedatangan Ady, lelaki pujaannya.

Alana sangat hafal jam pulang dari lelaki itu. Bagaimana tidak, gadis tersebut setiap harinya selalu menunggu di depan rumahnya untuk menanti mas Ady nya pulang bekerja. Tingkah Alana yang seperti ini seperti seorang istri yang sedang menunggu suaminya pulang dari bekerja setelah bekerja keras mencari nafkah untuk keluarga kecilnya. Membayangkan itu, membuat Alana menjadi tersenyum-senyum sendiri.

Tak lama, terdengar suara mobil yang sangat Alana kenali. Mobil itu adalah mobil milik Ady.

Alana dengan cepat bangkit dari duduknya dan berlari sampai ke depan pagar rumahnya.

Dengan senyum yang di buat semanis mungkin, Alana menyelipkan beberapa helai rambutnya yang terurai ke belakang telinganya.

"Mas Ady ...."

Ady yang baru saja keluar dari dalam mobilnya langsung menolehkan kepalanya ke belakang ketika mendengar suara yang sangat dia kenal memanggil namanya.

Ady bisa melihat di depan sana Alana tengah tersenyum manis menatap dirinya.

"Walaupun habis pulang kerja kaya gini, muka mas Ady masih aja keliatan ganteng. Emang mas Ady gak bosan?" tanya Alana.

"Bosan kenapa?" sahut Ady dengan wajah datarnya.

"Bosen ganteng terus. Tiap hari mas Ady keliatan ganteng terus, kan aku jadi makin cinta" jawab Alana dengan tersenyum. "Ih, tapi aku kesel tau mas?" lanjutnya dengan wajah yang cemberut.

"Kenapa?" tanya Ady.

"Ya kesel. Kalau mas Ady keliatan ganteng terus, berarti saingan aku bertambah dong. Pokoknya aku gak mau tau ya mas, meskipun banyak perempuan yang suka sama mas Ady, aku mau yang di hatinya mas Ady cuman ada nama Alana Putri Gibson seorang'' jawab Alana.

Ady yang mendengar jawaban Alana pun hanya menampilkan wajah datar miliknya. Setelahnya langsung berjalan meninggalkan Alana untuk masuk ke dalam rumahnya karena saat ini dia sangat membutuhkan air dingin untuk memulihkan tenaganya yang terkuras selama berada di kantor tadi.

Alana yang di tinggalkan begitu saja oleh Ady pun seketika cemberut. "Masa cewek cantik di tinggalin gitu aja sih. Eh, tapi gak papa. Yang penting udah liat wajah gantengnya mas Ady hari ini."

Karena hari yang sudah semakin sore di tambah dirinya di tinggalkan begitu saja oleh Ady, Alana pun memutuskan untuk masuk ke dalam rumahnya dengan wajah girangnya.

*****

Malam harinya, Alana yang merasa gabut pun memutuskan untuk pergi berkumpul dengan para sahabatnya ke sebuah cafe yang tak jauh dari rumahnya.

Dengan baju crop top yang di lapisi kemeja oversize dan celana pendek, serta rambut bagian bawah yang dia curly, Alana sudah siap berangkat menuju lokasi tempat kumpul bersama para sahabatnya.

Alana yang berjalan melewati ruang keluarga langsung berhenti ketika melihat kedua orang tuanya tengah duduk sambil menonton televisi. "Pi, Mi. Aku mau pergi nongkrong dulu ya sama my best friend."

"Pulangnya jangan terlalu malam ya" peringat Mami Jessi.

"Iya, Mi. Palingan subuh aku pulangnya" sahut Alana santai.

Melihat Maminya melototkan mata ke arahnya membuat Alana langsung mengangkat kedua jarinya membentuk peace. "Bercanda Mamiku sayang. Iya aku gak malam-malam baliknya. Yaudah, pamit dulu ya, Mi, Pi. Dadah."

"Alana, hati-hati" ucap Papi Richard setengah berteriak.

"IYA, PAPI" sahut Alana yang sudah berada di depan pintu.

Alana yang hendak menuju mobilnya seketika melihat mas Ady nya yang keluar dari dalam rumah.

Penampilan rapi yang terkesan santai dari lelaki pujaannya membuat Alana berpikir jika lelaki itu akan pergi. Tiba-tiba saja satu ide cemerlang muncul di otaknya. Dengan cepat Alana menghampiri Ady yang saat itu hendak masuk ke dalam mobilnya.

"MAS ADY ..."

Ady yang hendak masuk ke dalam mobilnya pun sontak mengurungkan niatnya.

Dengan nafas yang sedikit terengah-engah, akhirnya Alana berdiri tepat di depan lelaki pujaannya.

"Mas Ady mau pergi?" tanya Alana basa-basi.

Ady pun menganggukan kepalanya menjawab pertanyaan dari Alana.

"Mm, mas Ady ..." panggil Alana dengan wajah yang di buat tak enak.

Ady yang melihat gerak-gerik dari gadis di depannya itu pun hanya mengangkat salah satu alisnya.

"Boleh gak, kalau aku ikut nebeng mas Ady ke cafe depan. Bukan ada maksud apa-apa mas, suwer deh. Mobil aku gak bisa nyala tadi. Boleh gak mas?" sambung Alana dengan nada yang pelan agar idenya ini berhasil.

"Kalau gak boleh, gak papa kok mas. Maaf ya, mas Ady" ucap Alana dengan wajah sedihnya dan langsung membalikkan badannya ke belakang.

Ady yang melihat wajah sedih dari Alana pun tiba-tiba saja menjadi tak tega. "Masuk."

Alana yang mendapatkan lampu hijau dari Ady pun sontak membalikkan badannya dan menatap lelaki di depannya dengan wajah yang berbinar. "Serius? Boleh mas?"

Ady lalu menganggukan kepalanya singkat sehingga membuat Alana sontak memeluk tubuh Ady yang mendadak kaku akibat pelukan tiba-tiba dari gadis di depannya.

"Makasih ya, mas Ady" ucap Alana tulus dan mengeratkan pelukannya.

Deg ... Deg ... Deg ...

Bukan jantung Alana yang berdetak dengan cepat, melainkan jantung milik Ady.

Entah mengapa, jantung miliknya berdetak dengan cepat ketika Alana mengeratkan pelukan di tubuhnya. Baru kali ini dirinya merasakan sensasi seperti ini setelah sekian lama berdekatan dengan gadis yang berada di pelukannya.

Ady yang masih tersadar jika Alana masih memeluk dirinya pun sontak berdehem. "Lepas, Alana."

Alana langsung melepaskan pelukannya dan tersenyum kaku menatap lelaki di depannya. "M-maaf mas Ady, enak so--- ah maksudnya refleks karena di bolehin mas Ady nebeng di mobilnya."

"Yaudah, yuk. Kita cus mas Ady" lanjut Alana dan masuk duluan ke dalam mobil milik lelaki tersebut.

Alana yang melihat lelaki pujaannya masih berdiri di samping mobil langsung membuka kaca di sebelah kanannya. "Mas Ady, ngapain berdiri di situ. Atau mas Ady mau aku bantu masukin ke dalam."

Ady yang tersadar dari kediamannya pun langsung masuk ke dalam mobil.
"Ucapan kamu itu terlalu ambigu untuk di dengar, Alana."

"Ambigu apanya? Orang maksud aku ngebantuin mas masuk ke dalam mobil. Atau mas Ady mikir yang lain ya ..." goda Alana. "Mikir apa sih mas? Kali aja pikiran mas bisa kita realisasikan berdua" lanjutnya sambil mesem-mesem ke arah lelaki di sampingnya.

"Diam, Alana" sentak Ady karena merasa malu di goda oleh seorang gadis remaja seperti Alana.

Alana pun langsung terdiam mendengar suara dari sampingnya. Namun, diam-diam Alana terkekeh pelan karena berhasil menggoda lelaki pujaannya dan berhasil menjalankan rencananya agar bisa berduaan dengan lelaki yang saat ini sedang fokus menyetir di sampingnya.

-bersambung-

CLBK With Duda (END) | SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang