Maudyn menggendong tas berwarna biru langitnya itu lalu jalan keluar kelas. Dia menunggu seseorang untuk berbincang perihal tugas praktik senamnya.
Setelah ditunggu, datang lah tubuh jenjang yang mendekat ke arah Maudyn lalu tersenyum kecil. Hariz terlihat udah kembali sadar sepenuhnya sih karena tadi dia tidur selama pelajaran matematika. Psst, Maudyn gak bermaksud ngeliatin Hariz ya. (o_o)
Maudyn balas dengan tersenyum kecil dan melangkahkan kakinya meninggalkan kelas berdampingan dengan Hariz.
"Woy Harimaw, mau kemana???" teriak Yolan yang membuat Maudyn dan Hariz memutar kepalanya ke belakang.
"Gue duluan ya!" balas Maudyn dengan teriakan juga.
"Balik, kepo banget dah lu." giliran Hariz yang menjawab.
"TIATI BAWA MAUDYN NYA YA LO HARIZ!" teriak Yolan yang membuat Maudyn salah tingkah lalu memijat dahinya pening.
Hariz mengangkat sebelah sudut bibirnya, "SIAP!"
"Ck, Hariz," gumam Maudyn dengan raut wajah yang terlihat gak nyaman, pikir Hariz.
Hariz mengulum bibirnya merasa bersalah lalu melanjutkan langkahnya, tentu dengan Maudyn.
Suasana diantara mereka hening, hanya terdengar suara murid lainnya disekitar mereka."Mau ngobrolin apa?" tanya Hariz memecah keheningan.
"Senam loh. Gue baru tau kalo batas waktunya cuma sampe minggu depan, terus gue mau nanya sih kita mau latihan senam kapan??" tanya Maudyn tanpa melirik Hariz.
Hariz yang daritadi menatap Maudyn itu merasakan keanehan pada cewek itu. Cara Maudyn berbicara kepada Hariz berbeda. Entah karena apa.
Maksud Hariz tuh, apa Hariz punya salah sama Maudyn selama ini? Padahal kan terakhir kali mereka barengan itu gak terjadi apa-apa.
Jadi Hariz pun bingung sendiri, dia mau nanya langsung ke orangnya pun takut gimana-gimana.Merasa gak ada jawaban dari Hariz, Maudyn mendongakkan kepalanya ke Hariz yang tingginya super menjulang itu. "Gimana, riz?"
"Hah–eh iya, yuk kapan aja bisa gua mah." jawab Hariz.
"Eh tapi," Maudyn diam sejenak berpikir untuk melanjutkan kalimatnya atau tidak.
"Hm?" gumam Hariz.
"Tapi.. bukannya bentar lagi ada latihan tanding ya?" tanya Maudyn dan sedetik kemudian dia menyesali pertanyaannya itu.
Beneran deh, bukan karena Maudyn ngestalk Hariz sampe ke jadwal latihan tanding, tapi waktu itu Maudyn sempet denger temennya ngomongin ini sama Hariz. Gak sengaja denger.
Hariz berpikir sejenak lalu menjentikkan jarinya, "AH! Iya, gua baru inget. Bulan depan sih, Maw."
"Ih sama aja! Sekarang tuh udah akhir bulan."
Hariz terkekeh, "gua mah gampang, Maw. Lo free kapan?"
Maudyn menipiskan bibirnya, "emm, weekend sih."
"Yaudah Sabtu aja." ujar Hariz. Maudyn menganggukan kepalanya setuju.
Suasana kembali hening. "Emm, lo mau pulang?" tanya Hariz.
Maudyn melirik sebentar ke arah Hariz lalu mengalihkan pandangannya. "Iya, sama Hanni sih."
Hariz membulatkan bibirnya. "Ohh."
'Rencana gagal dah.'
"Naik motor lo?"
Maudyn mengangguk. "Duluan ya, Riz. Gue janjian sama Hanni dikantin."
KAMU SEDANG MEMBACA
unpredictable hariz
Fanficjust shut up and wait for Hariz ©️ ssanturnus, October 2022