"Hmmm, mau ke rumah gua?" tanya Hariz sedikit ragu.
Maudyn terdiam sambil mengeratkan pegangannya ke seragam olahraga yang sedang ia peluk.
"M-Maksud gua lo ganti baju doang dirumah.."
Maudyn terlihat masih diam memeluk seragamnya sambil berpikir. Wajahnya terlihat gak nyaman.
Maudyn membuang nafasnya. Dengan memberanikan diri, Maudyn mengangguk. Karena dia mau ganti baju dimana lagi? Tengah jalan?
"Rumah lo gak sepi kan? Ada orang kan?" tanya Maudyn bertubi-tubi.
Hariz mengangguk, "ada adek gua, udah pulang sekolah sih harusnya." jawab Hariz.
"Adek?? Cowok? Cewek?"
"Iyaa, lo gak tau ya. Adek gua cewek kok."
Hariz rasa jawabannya itu bisa menenangkan Maudyn. Hariz gak tau apa yang Maudyn rasakan sekarang, kenapa dia begitu terlihat panik bahkan menanyakan hal seperti itu. Tapi yang pasti, Maudyn harus tenang dulu.
Maudyn membuang nafas lega mendengar jawaban Hariz, kini resah nya hilang.
"Ayo?" tanya Hariz yang dijawab anggukan oleh Maudyn.Hariz dan Maudyn jalan berdampingan menuju rumah Hariz. Hariz pengen banget buat ngelus-ngelus pundak Maudyn supaya dia tenang.. tapi dia urungkan niatnya itu.
_______________________________
"Lo mau masuk atau diluar dulu? Soalnya didalem kosong, adek gua belom pulang ternyata." tanya Hariz hati-hati setelah melirik dalam rumahnya dari jendela. Dan ternyata masih gelap dan gak ada siapapun disana.
Maudyn menggigit bibir bawahnya, ragu untuk menjawab. Hariz yang lihat itu langsung nyeletuk, "eh tapi bentar ya kamar mandi cuma satu, gua kebelet dulu. Tunggu diluar gapapa ya? Kalo ada apa-apa, lari aja ke warung bang Aksa."
Maudyn mengangguk disertai senyuman kecil. "Makasih ya, Riz." ucapnya.
Hariz bingung sebenernya tapi dia ngangguk-ngangguk aja lalu masuk kedalam rumahnya.
Maudyn memilih untuk duduk dihalaman rumah Hariz. Masih tak percaya seorang Hariz mempunyai adik perempuan.
Disitu terdapat dua kursi terpisah dan satu sofa. Terlihat nyaman. Dan Maudyn memilih untuk duduk disofa.
Beberapa menit berlalu, Maudyn dibuat kaget oleh seorang perempuan yang turun dari motor didepan rumah Hariz. Yang jemput bukan pacarnya sih, soalnya dari kepala sampe ujung kaki ijo ijo.
Setelah melakukan pembayaran, terlihat perempuan itu berjalan menuju rumah Hariz. Gak salah lagi, itu pasti adiknya Hariz.
Oh? Bentar..
EH?!?!???
Maudyn terlihat familiar dengan wajah perempuan tersebut. Walaupun ngawang-ngawang, tapi itu masih tergambar dimemori Maudyn.
Itu kan yang ada di sg Hariz beberapa waktu lalu, yang sempat menjadi kehebohan antara Maudyn dan Hanni. All make senses, now. Jadi, itu adik Hariz? Bukan pacar Hariz?
KAMU SEDANG MEMBACA
unpredictable hariz
Fanfictionjust shut up and wait for Hariz ©️ ssanturnus, October 2022