9、there is something abt maudyn

148 27 2
                                    

"WOY HARIZ!" Hariz yang sedang berjalan dengan posisi menunduk itu reflek menoleh ke sumber suara. Ternyata itu Jefan.

Jefan datang mendekati Hariz, "woy, lesu banget lu."

Hariz senyum tipis lalu menaruh tangannya disaku celana. "Biasa aja sih."

"Alay lu. Mau ke Warung Emak dulu gak?" tanya Jefan yang notice liat kawan lamanya itu lagi sendu. Jefan harus tau sesuatu dari Hariz.

Sempat berpikir lumayan lama, akhirnya Hariz mengangguk. "Yok, dah lama gak nyebat."

"Wesssss, ada problem brow???"

"Gitu dah, yok." Hariz berjalan ke arah motornya begitu juga dengan Jefan yang letak motornya lumayan jauh dari tempat mereka berdiri.

Setelah bayar parkir, Hariz menunggu Jefan yang belum juga muncul didepan gerbang.

"Duluan aja bro!" teriak Jefan dibalik pagar. Hariz mengacungkan jempol lalu menancapkan gasnya

Abang-abang parkir yang baru aja menerima uang parkir dari Jefan itu geleng-geleng kepala liat Hariz yang ngebut. "Dek, itu temennya lagi ada masalah ya?"

"Gatau bang, nanti saya kasih tau ya kalo dia udah cerita."

"Siap dek, hati-hati jangan ngebut kayak temennya."

"Yokay bang, duluan!"

_______________________________

    Baru aja Jefan sampe didepan warung, Hariz udah terlihat memegang rokoknya sambil ngescroll tiktok. Jefan yang liat itu geleng-geleng kepala, ada yang salah nih sama temennya.

"Woy," teriak Jefan lalu jalan ke arah Hariz.

"Gimana gimana?" tanya Jefan yang baru aja duduk disebelah Hariz.

Hariz mengisap rokok yang menempel dijarinya itu. "Maudyn,"

Jefan nengok, "kenapa Maudyn?" tanyanya.

"Marah sama gua kayaknya." setelah selesai berbicara, Hariz terlihat mengisap rokoknya lagi.

Jefan tidak menjawab, dia malah terfokus ke batang rokok yang memempel diantara jari Hariz. Jefan tiba-tiba teringat oleh ucapan Bunda Hariz dulu.

Setelah lulus SMP, Bunda Hariz memberi pesan kepada Jefan. Beliau bilang untuk jagain Hariz dan selalu ingatkan Hariz untuk hal-hal baik. Contohnya tidak merokok.

Jefan tentu aja merokok, kalau lagi sendirian. Dia ikut berhenti merokok setelah Bunda Hariz menitipkan Hariz kepadanya. Jefan jadi ikut sadar akan bahayanya rokok.

"Lu masih ngerokok, Riz?" tanya Jefan.

"Hm? Gak sih, gua lagi pengen aja sekarang."

Jefan mengangguk, "ohh. Btw, emang si Maudyn ngapain?"

"Tadi gua ajak ngobrol kan, dia nyaut sih cuma cara ngomongnya beda banget. Terus kayak keberadaan gua tuh bikin dia gak nyaman gitu, kayaknya." jelas Hariz.

"Emang lu abis ngapain sih?" tanya Jefan dan diam-diam ngambil rokok punya Hariz lalu menyalakannya. Jefan gamau kalau cuma Hariz yang ngerokok.

"Gatau anjir. Beres kita pulang bareng tuh gak ada apa-apa, terus weekend lewat kan, nah hari ini nih.. dia tiba-tiba begitu sama gua." ucap Hariz lalu menyisir rambutnya kasar.

Jefan mengangguk. "Hmm.. lu ada ngechat dia yang bikin risih gak?"

Hariz menggeleng, "mana ada anjir."

unpredictable harizTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang