𝑭𝒍𝒂𝒔𝒉𝒃𝒂𝒄𝒌

166 17 0
                                        

" So, kau kerja dengan bapak aku? " Tanya Aariz

" Sekejap je, pastu aku keluar daripada group tu "

" Asal kau keluar ? " Tanya Aariz lagi.

" Dia bunuh adik - adik aku " Darlon mengalihkan pandangan memandang ke arah tasik di hadapan mata.

" Sorry, aku tak tahu "

" Tak pe " Balas Darlon

" Kenapa Tuan Arraz nak Tasnim? " Tanya Darlon. Wajah dikerutkan.

" Beberapa tahun yang lepas...... "

FLASHBACK

" Maaf tuan, saya janji, bulan depan saya akan bayar kepada tuan, saya janji tuan ! " Rayu Zuki

" Aku dah bagi kau masa yang lama dah. Ni hari terakhir kau akan hidup ! " Tuan Aaraz menghiris lengan Zuki dengan lebih dalam.

" ARGHHHH " Jeritan Zuki bergema di segenap ruang.

" Tu-Tuan, sa-saya mintak satu benda je, to-tolong jangan bagitahu anak perempuan saya yang saya akan mati sebegini tuan " Rayu Zuki lemah. Darah merecik ke seluruh tempat.

" Wow ! Kau ada anak perempuan? Interesting. Baguslah tu,aku akan hancurkan hidup dia sebagaimana aku hancurkan kau, HAHHHAHA "

" Tu-tuan tolonglah ja-jangan kacau anak saya tuan " Zuki merayu lemah.

" We'll see " Tuan Aaraz memancung leher Zuki, tanpa belas kasihan.

" Cari maklumat pasal anak dia, dia patut tahu apa akibat mungkir janji " Senyuman sinis terukir cantik di bibir Aaraz.

Aariz yang hanya memerhatikannya sedari tadi hanya menggenggam penumbuk. Dia bernekad untuk menjaga dan lindungi Tasnim daripada keganasan ayah kandungnya sendiri.

" Saya janji akan jaga anak pakcik sampai akhir nafas saya, pakcik Zuki " Kata Aariz sambil menahan kemarahan yang meluap-luap terhadap bapanya.

END FLASHBACK

" Camtulah ceritnya " Kata Aariz sayu.

" Ouh, i see, kau mesti ahli group Dream Killer kan? " Teka Darlon.

Aariz tersentak " Macam mana kau tahu ? "

" Aku kan bekas anak buah bapak kau, mestilah aku tahu "

" Kau nak masuk group aku tak ? " Tanya Aariz

" Kau percayakan aku ke? "

" Kalau tak percaya, takdenye aku nak cerita panjang lebar ngan kau hanat " Aariz menepuk kepala Darlon dengan kuat.

" Boleh jugak, hehe " Darlon tersengih

" Masa kau kerja dengan bapak aku, kau amik jawatan apa ? " Tanya Aariz ingin tahu

" Aku headhunter, kau? "

" More of a killer " Aariz membalas

" Kau nak masuk group aku tak ? " Tanya Aariz semula.

Darlon mengangguk laju.

" Okay cun, nanti aku bawak kau jumpa member aku yang lain "

" Baik boss, hehe. Eh Tasnim mana ? " Tanya Darlon sambil matanya meliar memerhatikan sekeliling.

" Eh haah lahhh, aku lupaa ! " Jerit Aariz kuat. Dia turut memerhatikan sekeliling.

Matanya berhenti pada sekujur tubuh yang elok berbaring di atas bangku sambil memeluk tubuh. Matanya terkatup rapat. Aariz dan Darlon menghampiri Tasnim.

" Tidur rupanya " Darlon tersengih.

" Nini bangun , jom kita balik jom. Alololo shian dia tidur kat sini " Aariz memujuk.

Tasnim mula bangun daripada pembaringannya sambil memandang Darlon dan Aariz silih berganti bersama mata yang terkebil - kebil. Setelah dapat , mengecam gerangan manusia di hadapannya, dia terus tersengih.

" Awwhhh , my cutie patootie you are shoooooo cuteee kitten, erghhh geram akuh " Aariz menendang - nendang kerusi tersebut bersama senyuman yang tidak pernah lekang di bibirnya.

" Kau ni, tak rileklah " Balas Darlon sambil menyilangkan tangannya.

" Erghhh comel " Aariz menolak - nolak kepala Tasnim.

" Ah kau, dah jom balik " Darlon menarik lengan baju Tasnim menyuruh untuk mengikutinya.

" Tunggulah !! " Aariz membuntuti mereka daripada belakang.

DI RUMAH TASNIM

" Eh, banyaknya kereta hitam kat sini, dorang buat apa ? " Tanya Tasnim sambil memerhatikan beratus - ratus kereta Audi R8 dihadapan rumahnya bersama beribu - ribu lelaki berkemeja hitam mengelilingi kawasan rumahnya.

Aariz keluar daripada kereta Ferrari 812 GTS miliknya sebelum meluru ke arah seseorang.

" Yo bro ! " Sapa Michael a.k.a. hacker group Dream Killer

" Yo, kepala hotak kau ! aku cakap jangan bagi Tasnim perasan kehadiran korang, dahla beratus - ratus kereta korang bawak ! Kalau macam ni, bukan Tasnim sorang je perasan, tapi satu kampung sekali ! " Aariz menarik - narik rambut Michael dengan sekuat hati.

" Aduh, sorry la, dah takde tempat nak sorok. Kau suruh kitaorang 10, 000 orang ni jaga rumah kecik macam ni ? " Sindir Michael.

" Hey ! Mulut kau tu, jaga sikit eh, ni rumah bakal bini aku tau ! " Aariz membidas laju.

" nyenyenye tak tanya punn " Michael menutup telinganya sambil menggoyangkan kepalanya ke arah kanan dan kiri secara bergilir - gilir.

" Sampai bila nak gaduh nye ? " Soal Darlon sambil menyilangkan lengannya

" Suka hati aku lah nak gaduh sampai bila pun, kau sape? " Balas Michael sedas

" Aku kawan Aariz la, takkan anak kau pulak " Bidas Darlon sinis.

" Oi, takyah nak gaduh sangat. Aku cekik kau berdua ni karang " Aariz menjeling mereka

Darlon dan Michael membalas jelingan Aariz

PADA MASA YANG SAMA

Tasnim melangkah keluar daripada kereta dengan perlahan - lahan. Dia menjenguk ke arah beberapa orang lelaki yang berdiri tegak seperti patung di hadapan rumahnya. Dengan keadaan yang berjengket - jengket dia menghampiri Aariz. Bahu Aariz ditepuk lembut.

" Erm, Ayyash. Kenapa banyak sangat lelaki dekat sini? Nak kata saya ada buat open house, takde pulak " Bisik Tasnim di telinga Aariz.

Aariz memandang Tasnim

" Panjang ceritanya " Bisik Aariz kembali

" Pendekkan - pendekkan " Balas Tasnim laju sambil tersengih

Aariz memnadang ke arah Michael dan Darlon silih berganti sebelum memandang ke arah Tasnim semula.

" Oh boleh, tapi kena jemput kitaorang masuk dalam dulu, hehe" Kata Aariz sambil tangan membuat jari berbentuk ' peace '

" Yela- yela. Jemputlah masuk. Eh kejap, sebelum tu awak siapa ya? " Tasnim menghalakan jari telunjuknya ke Michael.

" Saya Michael "

" Oh ok ok, marilah masuk " pelawa Tasnim

Darlon, Aariz dan Michael melangkah masuk ke dalam rumah Tasnim sebelum melabuhkan punggungnya di atas kerusi kayu yang tersedia.

" Jemputlah duduk. Sekejap ye, saya pergi buatkan air untuk awak semua " Tasnim melangkah ke arah dapur

" Bapak ah! Kosong gila rumah dia " Ucap Michael separuh berbisik

" Hm, kan " Balas Darlon

Aariz hanya diam sambil memerhatikan sekeliling ruangan tersebut.

Beberapa minit kemudian...

" Ni air, maaf tak seberapa sangat. Jemputlah minum " Tasnim meletakkan tiga cawan kaca di atas meja bulat yang berada ni antara 2 kerusi kayu yang di duduki oleh Aariz, Darlon dan Michael.


𝑫𝑹𝑬𝑨𝑴 𝑲𝑰𝑳𝑳𝑬𝑹Tempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang