Suara musik DJ yang mengalun, lampu remang-remang berkelap-kelip serta aroma bau alkohol dapat Naruto rasakan ketika baru pertama kali masuk ke dalam pub. Sejujurnya, ini pertama kalinya ia masuk ke tempat hiburan karena amat sangat tidak mungkin baginya untuk menginjakkan kaki ke pub jika bukan untuk mencari Kiba. Sementara itu, bagi Sasuke pub gay tidak begitu berbeda dengan pub-pub lainnya. Yang membedakan hanya pengunjung yang datang, melalui penglihatannya yang tajam—melihat sepasang gay berciuman di sudut pub.
“Apa kau yakin, dia ada di sini? Seingatku Kiba bukanlah orang yang seperti itu,” kata Naruto sedikit mendekati Sasuke karena jika tidak seperti itu suaranya tidak akan begitu terdengar—tertutup suara musik yang keras.
“Selama ini mungkin dia berpura-pura baik padamu. Jika kau tidak nyaman di sini, kita pulang saja.”
Naruto masih terdiam. Tapi tidak lama kemudian ia menemukan sesosok lelaki yang dikenalnya. Tidak. Tunggu! Lelaki itu Kiba! Naruto sangat yakin itu Kiba, refleks ia mengikuti tanpa memberitahu Sasuke di belakangnya. Beruntung Naruto tidak pernah lepas dari pandangan Sasuke, sehingga ketika Sasuke melihat Naruto pergi mengikuti seseorang—ia juga berlari mengikuti.
Setelah memasuki sebuah lorong di pub, Naruto semakin mempercepat langkahnya. Ia sangat yakin Kiba masuk ke dalam sana, dengan perasaan membuncah yang langkahnya semakin mendekat.
Kedua matanya membulat, di hadapannya agak begitu jauh terlihat seorang lelaki berjongkok di depan Kiba yang berdiri menutup mata. Suara erangan dan kuluman terdengar. Tidak lama kedua matanya ditutup sebuah telapak tangan yang lebar. Ia hampir saja akan memberontak, jika orang yang menutup matanya tidaklah bersuara.
“Jangan lihat, itu pemandangan yang menjijikan bagi seorang tenaga pendidik, bukan?” kata Sasuke lalu menuntun Naruto keluar dari lorong. Ada baiknya mereka menunggu di luar lorong sampai urusan Kiba dengan orang itu selesai, sebab Sasuke tidak ingin menimbulkan keributan.
Sasuke telah melepaskan tanggannya yang menutupi mata Naruto. Naruto berbalik, bertepatan dengan seorang lelaki besar tidak sengaja menabrak punggung Sasuke sehingga tubuh Sasuke terhuyung menekan Naruto sampai tersudut pada dinding.
“Maaf,” ucap Sasuke. Salah satu tangannya juga menahan kepala belakang Naruto agar tidak terkena dinding.
“Tidak, terima kasih.”
Posisi saling mendekap seperti berpelukan. Naruto merasakan sebuah dada yang hangat nan lebar milik Sasuke, seorang model benar-benar memiliki tubuh yang bagus. Bukan hanya kali ini saja ia terpukau dengan tubuh milik lelaki di hadapannya.
Saat keduanya saling menjauhkan diri, kecanggungan mulai sedikit sirna. Naruto berdiri di samping Sasuke dan masih dengan sabar menunggu sampai Kiba keluar. Entah sampai kapan mereka harus menunggu, pikiran Naruto juga dipenuhi dengan pemandangan pertama yang membuatnya terkejut. Ia masih tidak percaya; Kiba yang selalu ia anggap adalah mahasiswa yang baik dan tidak pernah macam-macam kini bukan lagi Kiba yang ia kenal. Menipunya dan suka pergi ke pub serta melakukan seks bebas, benar-benar membuat dirinya terguncang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommate | SasuNaru
FanfictionDalam jangka waktu lima tahun; Naruto telah mengumpulkan uang untuk membeli apartemen yang lebih baik dari tempat tinggalnya saat ini. Semakin beruntung, teman masa kuliah membantu mengurus pembelian apartemen. Namun, saat hari pertama ia pindah...