1| INSIDE

124 19 12
                                    

Publish 4 Desember 2022
Work from Asrama Scifer Blackpandora_Club
Prompt from:
Aku Dilempar Dari Atas Kapal

•INSIDE•

Degup bergeluruh tak kalah guntur langit sang pilar bentala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Degup bergeluruh tak kalah guntur langit sang pilar bentala. Bagai cermin sejajar yang memantulkan bayangan fana sama persis, jauh di atas singgasana angkasa yang tak tergapai manakala kabut putih cumulonimbus berkecamuk dalam badai emosi sedang di bawahnya sang biru raksasa samudra penuh misteri, ombak mengaung-ngaung tinggi. Deburan itu melebur senada sirkulasi darah. Lantas bumi menangis, menjatuhkan ribuan air mata pada daratannya yang telah rapuh, mengasihi tua umurnya, lagi menderas seiring waktu.

Dan katakanlah leluhur kita memperingatkan legenda turun-temurun bahwa nyanyian seorang Siren sangatlah mematikan, namun mereka tak menegaskan seberapa mengerikannya laut yang bercerita dalam histeris. Suara air yang menggulung rasa benak, pertemuan kasar ombak yang menggetarkan jiwa, hingga busa gelembung yang mengradasikan biru gelap temaram. Menghipnotis seluruh mahluk yang menyaksikannya penuh seksama.

Dengarkanlah wahai manusia yang penuh tanya.

Jemari ini tetap erat memegang palang besi penahan.

Kaki ini masih kuat memaku lantai dek kapal.

Kepala ini berusaha keras mengelabui lagu-lagu ombak itu.

Sedang kalian mendobrak kasar pintu belakang, membanting perkakas dalam kamar, berseru nyaring mencari sesosok yang sudah siap melompat dari atas balkon. Apa yang kalian harapkan dari anak gadis lima belas tahun tanpa nama, seorang imigran gelap sebatang kara yang hanya menumpang barangkali sejenak? Yang merangkuh penuh ketakutan beban masa lalu sebagai Yahudi Jerman dalam masa kuasa Hitler Perang Dunia II, lalu kabur merangkai mimpi-mimpi baru dengan harap-harap sampai di Negeri Paman Sam, Amerika?

Tangan kekar pria raksasa itu menangkap raga ini, mencengkram kasar dengan tatapan remeh. Menegaskan bahwa gadis putus asa dalam genggamannya tak punya kesempatan kabur. Meski rintihan meraung-raung minta ampunan. Meski suara memohon-mohon datang pertolongan. Pria itu hanya bertambah emosi alih-alih simpati. Kemudian tubuh mungil ini diangkat tanpa belas kasih, mencekik leher rapuhnya sebelum melemparkannya menjadi santapan air biru raksasa.

Tubuh ini dihempaskan menuju pelukan gelombang pasang. Biarkan gelap menelan seutuhnya. lagipula gelap merupakan teman kematian yang setia. Lagipula kesendirian merupakan akhir cerita. Biarkan dingin membekukan hingga tulang terdalam. Biarkan tekanan memecahkan gendang telinga. Toh, akan mati kehabisan nafas dalam waktu dekat.

Sayang andai kau tahu, di bawah sini tentram. Penuh kedamaian nan jauh dari pelik. Senyap tanpa suara yang mengusik.

Sayang andai kau tahu, kelopak mata ini terbuka perlahan sebelum tubuh didera lemas terpana. Disini hitam tak selamanya gulita. Jutaan milyaran gemerlap menghias sekeliling penjuru hitam tanpa batas. Tak lagi dalam bayang-bayang laut terdalam, namun mengambang ringan dalam angkasa penuh nebula. Sungguh besar kuasa Tuhan menciptakan pesona keindahan alam baka.

Beruntunglah bagi orang-orang yang mati, kebebasan menikmati di tangan antaranya.

INSIDE [PROMPT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang