Ujian(2)

12 3 0
                                    

Happy Reading

''Mentari dengan Rembulan. Bumi dengan Langit. Angkasa dengan Semesta. Semu adalah Rival dan Teman. Salam Nona yang Terhormat.

'Si Bintang Fajar' menyapamu dengan hati yang lapang dada'

''T-tak...tak mungkin'' Maria terbata - bata ketakutan. Aku berusaha tersenyum seramah mungkin. Ya seramah mungkin.

''A-Alicia. Kau menakuti kami. Senyummu itu mengerikan hey!!'' Jack bergetar sembari melindungi Maria. Aku ingin menakuti mereka lebih dari ini. Namun Kak Rosa datang memecah keadaan.

''Nona! Saya membawakan minumannya'' Kak Rosa datang sembari membawa gelas berisi minuman. Aku menghadap Kak Rosa dan tersenyum tipis. ''Terima kasih, kak''

Aku meminum minuman dengan sekali teguk. Aku mengusap bibirku sehabis minum. ''Apa masih lama waktu istirahatnya?'' Tanyaku. Kak Rosa menggeleng pelan.

''Tidak. Sebentar lagi waktu istirahatnya habis. Jika ingin cepat, ayo kita segera kesana. Begitu katanya Rashel'' Ujar Kak Rosa. Aku mengangguk.

''Kalau begitu...'' aku menengok ke arah dua sejoli tersebut dan tersenyum ramah. ''Aku permisi dulu. Maaf mengganggu waktu kalian'' ucapku lalu memegang Kak Rosa dan pergi meninggalkan mereka berdua.

• • •

''Baiklah, tes terakhir. Nona akan bertarung dengan seseorang. Kalahkan seseorang tersebut sampai tak berdaya atau berkata 'menyerah'. Sebelumnya, nona ingin menggunakan senjata apa?'' Jelas Rashel lalu bertanya. Aku memegang dagu.

''Hm...tangan kosong saja. Saya mau mencoba trik baru'' ujarku memutuskan. Rashel tersentak lalu menghela nafas. ''Baiklah...kalau begitu hati - hati, nona'' tutur Rashel lalu keluar dari arena pertarungan.

Aku berniat mencoba sihir pembentuk dari elemenku yang kali ini telah kusempurnakan secara diam - diam. Aku berhasil menggunakannya dalam beberapa percobaan walaupun berkali - kali aku hampir membakar dan merusak perpustakaan milik Alex.

''Baiklah...Siapa lawanku kali ini?'' Monologku sembari melihat seseorang masuk kedalam arena. Seketika aku membulatkan mataku.

''J-jack?!'' Aku terkejut saat mengetahui Jack adalah lawanku.''Kita bertemu lagi, Alicia. Maaf jika tunanganku mencacimu berlebihan. Mulutnya memang pedas sampai aku tak bisa berkata - kata'' Ucap Jack meminta maaf.

'Ah..pantas saja Jack dapat di kendalikan olehnya' Batinku. Aku melirik dari tribun arena. Maria mendukung Jack dan menatap antusian.

''Baiklah. Aku tidak akan main - main. Sebenarnya aku ingin mengukur kehebatanmu dari pertama kita mulai berteman, Alicia'' Ucap Jack dengan sikap aslinya. Aku terkekeh pelan.

''Lebih baik keluarkan sikap aslimu di hadapanku, Jack. Aku juga tidak main - main denganmu'' Ujarku menyerigai kecil.

''Bersiap...'' Rashel memberi aba - aba. Aku memasang kuda - kuda depan, tanganku membentuk cakaran bak kucing siap menerkam. Aku mulai serius.

Jack memasang kuda - kuda depan juga, dengan pedang yang ia bawa sedari tadi. Aku menggerakkan otot - otot jemariku hingga terdengar suara gemeretak. Ku kumpulkan energi sihirku, berpusat di kedua tanganku.

Alicia Stories : Royal AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang