⚠️Warning: Toxic word, Kdrt. Diharapkan bijak dalam membaca. Trims, and.. Welcome!
Suara jam tua berdetak memenuhi sebuah ruangan yang tampak hampa dan suram. Jendela enggan membiarkan cahaya matahari masuk dan benda-benda di sana tampak kusam dan tua. Seorang wanita yang kurang lebih berusia 36 tahun tampak terbaring lemas di atas ranjang, lengkap dengan matanya yang menutup rapat.
Wanita asal Prancis itu menyandang nama Genivee Koustine, dulu dia dikenal sebagai nyonya dari perusahaan teh ternama yang dia kelola semenjak di usia remaja. Wanita cantik itu menjalin pertemanan dengan banyak orang karena hatinya yang lembut dan ramah. Kemudian wanita itu menemukan cinta sejatinya pada usia 24 tahun. Bersama Audrick Dergant, seorang anak dari perusahaan besar yang mengurus tanah dan perkebunan, mereka menjalani hidup bersama dengan harmonis di ujung kota yang tergolong lingkungan yang strategis dan nyaman.
Audrick dan Genivee sendiri membangun rumah yang sederhana dengan luas yang cukup, di salah satu perumahan yang ditinggali oleh orang-orang ternama. Di usianya yang ke 26 tahun, Genivee melahirkan seorang anak laki-laki yang sangat tampan bernama Cedric Dergant. Anak itu mewarisi sebagian besar fisik ibunya, warna mata ligth brown dan rambut cokelat terpampang jelas di kepalanya. Para tetangga, saudara, dan orang-orang dikenal sangat mendambakan rumah tangga harmonis seperti mereka. Genivee pun tetap optimis bahwa rumah tangganya akan selalu harmonis.
Namun, mimpi hanyalah mimpi. Semua ekspetasi itu berbalik dan menampar Genivee Dergant sampai dia jatuh sejatuhnya. Suami yang didambakannya berubah total semenjak bertemu dengan sahabat karibnya, Aulie Scarrow, anak dari pedagang emas asal netherland. Mengenalkan sahabat karibnya ke suaminya itu merupakan suatu hal yang fatal. Suaminya yang sekarang seperti orang asing bagi Genivee. Audrick sering pergi dari rumah dan pulang larut malam, bahkan tak jarang juga lelaki itu tidak pulang.
Genivee sendiri sering mendapati suaminya itu minum anggur pemberian Aulie sampai mabuk hingga tertidur pulas. Anggur pemberian Aulie sangat mahal. Membuat Audrick dengan seenaknya memenuhi brangkas dengan uang hasil judi dan minuman-minuman keras yang dia miliki. Tak jarang lelaki itu melempar botol anggur ke sembarang arah, Genivee yang takut itu pun mengunci anaknya di kamar agar amarah suaminya itu tidak dilampiaskan ke Cedric.
"Hei wanita jelek! Sampai kapan kau akan berdiri di situ? Cepat ambilkan aku anggur lagi!" teriak Audrick setengah sadar membuat Genivee menutup telinganya. Wanita itu terisak, terduduk di depan pintu kamar, matanya berkaca-kaca.
"Kau sama saja dengan anak itu! Hanya bisa menangis dan menangis. Sebagai istri kau harus mempunyai mental kuat! Kulihat kau seperti orang gila yang aku temui di jalanan. Apa kau tidak malu melihat sahabatmu Aulie yang anggun itu??" marah Audrick menatap tajam.
"Kau gila Audrick! Dasar lelaki bajingan! Tidak tahu malu, seenaknya menyukai wanita lain, walau sudah beristri dan mempunyai anak!! Kau yang gila Audrick!" teriak Genivee tak kalah keras sembari menendang botol anggur di dekatnya. Meledak sudah amarah yang dipendamnya selama ini. Genivee tak tahan lagi, dia lelah memendam semua emosi ini.
"Kau tak seperti ini sebelumnya, kenapa Audrick? Kenapa kau berubah? Apa karena wanita murahan itu, kau jadi gila seperti in–"
"Cukup, kau yang murahan biadab!" potong Audrick sambil menampar keras pipi Genivee hingga wanita itu jatuh tersungkur. Genivee sontak terenyak, dia melirik Audrick sambil memegang pipinya. Semakin membanjir air matanya itu. "Gila, biadab ini gila...," gumamnya sambil menatap lekat Audrick.
"Kau harus berkaca Genivee! Kau jelek, murahan, seperti orang gila. Wanita sepertimu tak sebanding dengan Aulie yang anggun dan baik hati! Kau benar-benar layak untuk diinjak! Seperti botol anggur tadi, diinjak dan ditendang oleh wanita murahan sepertimu," putus Audrick menatap dingin ke istrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Ceramic Doll
General FictionSetelah perpisahan dan tragedi yang terjadi menerpa keluarganya, sang Ibu harus menerima kondisi fisik dan mentalnya yang berantakan. Cedric tidak habis pikir, kenapa musibah ini harus menimpa keluarganya? Namun, Ibunya pernah berpesan, "Hiduplah un...