Part 42 (End)

516 44 25
                                    

Pagi yang cerah seperti biasa, bedanya kali ini lebih berwarna. Suasana ruang makan menjadi lebih ramai. Dua keluarga telah berkumpul untuk sarapan bersama, itulah alasan ruangan itu menjadi lebih ramai dari biasanya.

Keluarga Seungri dan keluarga Sutopo masih berada di rumah persembunyian. Ryujin dan Aerin membantu Dara serta Bom menyiapkan sarapan. Sementara para lelaki tengah asik berbincang, bahkan Yeonjun dan Yoshi juga ikut bergabung.

Namun diantara mereka semua, yang paling ribut adalah Yeonjun dan Hyunsuk. Entah apa yang mereka debatkan, tidak ada yang tahu. Yang jelas, Hyunsuk terus membujuk Yeonjun untuk melakukan sesuatu.

Entah sejak kapan keduanya dekat, padahal Hyunsuk sendiri sudah tau kalau pemuda inilah orang yang selama ini Hyunsuk cari, orang yang hampir mencelakakan dirinya. Tapi karna Hyunsuk juga tau bahwa Yeonjun juga ikut turun tangan dalam menangkap Mino, maka dia melupakan apa yang telah terjadi sebelumnya.

Ngomong ngomong soal Hyunsuk, pemuda itu masih menggunakan kursi roda, karna kaki kanannya masih sulit digerakkan. Untuk itu, Hyunsuk harus menjalani terapi sampai kakinya benar benar sembuh.

Pemuda itu juga sudah tau tentang Mino yang menjadi dalangnya dan orang itu telah tertangkap. Aerin memang sengaja memberi tahu hal itu kepada Hyunsuk agar pemuda Choi tersebut merasa lega dan tidak perlu mengkhawatirkan Aerin. Hanya itu, selebihnya Aerin tidak menceritakan apapun, termasuk kejadian saat Junghwan diculik.

Kalau Hanbin, pemuda itu sudah sembuh. Hanya saja memang beberapa perban masih melekat di bagian tubuh nya.

"Weh Jun, mau ya." Kalimat yang sudah Hyunsuk ucapkan berkali kali kepada Yeonjun, bahkan Yeonjun sendiri terlihat sudah sangat muak.

"Gue bilang kaga ya kaga. Ngeyel banget sih lo."

"Ah gaasik lo."

"Bodo amat."

Sebenarnya, selain mereka berdua, ada lagi oknum keributan di pagi yang cerah ini. Siapa lagi kalau bukan Junghwan dan Aerin. Namun bedanya, hal yang keduanya ributkan kali ini sangat tidak berbobot.

"Eh ayam gue mana?" Ribut Aerin saat mendapati Ayam yang telah ia jaga sepenuh hati tidak berada di tempat.

"Kamu nanyeaa? Bertanyea tanyeaa?" Ingat kan Aerin untuk menyumpal mulut Junghwan. Dia benar benar sudah muak dengan kalimat dari dilan cepmek itu.

Tidak mempedulikan Junghwan, Aerin terus celingukan mencari ayamnya.

Tentu saja pelaku pertama yang Aerin curigai adalah orang yang duduk di sampingnya. Di sebelah kiri Aerin ada Ryujin, dan di sebelah kanannya ada Junghwan. Aerin berani bertaruh kalau Ryujin tidak mungkin melakukan hal itu.

"Lo nyolong ayam gue ya!" Tuduh Aerin dengan menatap tajam Junghwan.

"Enak aja! Jangan sekate kate mulut lo." Jawab Junghwan yang tak terima dituduh oleh Aerin.

"Kalo bukan lo siapa lagi? Gamungkin ayamnya jalan sendiri."

"Ya siapa tau. Kan ayam juga punya kaki."

"Lama lama gue sambit keranjang ya lo!"

"Tangan kosong kalo branee!"

Dara hanya menggeleng melihat tingkah anak anaknya. Yang anteng disini hanya Hanbin, Yoshi dan Ryujin.

"Udah udah, nih ayamnya masih ada banyak." Kata Dara sembari meletakkan sepotong ayam krispi ke piring Aerin.

Melihat itu, Aerin tersenyum manis ke arah Dara, "Makasih tante." Ucapnya riang.

"Sama sama sayang." Dara mengusap pelan rambut Aerin, lalu kembali duduk ke kursinya.

Baru saja merasa senang, Aerin kembal dibuat geram saat melihat Junghwan dengan tidak berdosanya mengeluarkan sepotong ayam yang ia sembunyikan. Ya, Ayam yang sedari tadi Aerin cari. Sontak Aerin langsung menginjak kaki Junghwan dan membuat si empunya mengaduh kesakitan.

In Your Eyes-So Junghwan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang