Bab 2 - Bulan Madu

17.4K 1.6K 38
                                    


Bab 2 – Bulan Madu



Rara terbangun dari tidur lelapnya. Rasanya, tubuhnya kaku. Sepanjang malam dia tidur meringkuk di ujung ranjang karena enggan berdekatan dengan Eldrick. Beruntung sekali, Eldrick tidak melakukan hal-hal yang tak diinginkan, seperti memaksanya untuk melakukan hubungan suami istri.

Sekali lagi, Rara tak takut jika Eldrick menginginkan hal itu. Dia bukanlah seorang perawan, dan ingat, pria itulah yang menyentuh Rara untuk pertama kalinya dulu ketika Rara masih menginjak bangku SMA. Hanya saja, Rara tak ingin melakukan itu lagi dengan Eldrick saat ini. Pria ini berbeda, Rara seolah-olah tidak mengenalnya, karena itulah Rara tak ingin melakukannya.

Kini, Rara bisa bersyukur karena dibalik sikap dingin dan datarnya, Eldrick masih memiliki sikap gentle dengan tidak memaksa Rara.

Rara bangkit dari tidurnya, pada saat itu, dia sudah melihat Eldrick yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Pria itu sudah tampak segar, rapi, dan tampan tentunya. Astaga... setelah bertahun-tahun, Rara tak bisa memungkiri bahwa Eldrick adalah pria paling tampan yng pernah men jadi kekasihnya.

Rara mencoba menguasai dirinya dari rasa gugup yang menderanya. Berada du dalam ruangan yang sama dengan Eldrick dengan status baru, tentu membuat Rara canggung. Apalagi, sikap pria itu yang dingin dengan tatapan matanya yang seolah-olah menelanjangi Rara benar-benar membuat Rara sulit mengendalikan dirinya sendiri.

"Sudah bangun?" tanyanya.

Rara tak menjawab dan dia hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Bagus. Pergilah mandi, pesawat sudah nunggu kita," ucap Eldrick tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya dari Rara.

"Pesawat? Nunggu kita? Jadi... kita jadi ke Bali?" tanya Rara kemudian.

"Enggak." Eldrick menjawab singkat.

"Lalu?"

"Sudahlah, ikut saja." Pungkasnya. Pada akhirnya, Rara tak bisa berbuat banyak. Dia berjalan melewati Eldrick menuju ke dalam kamar mandi. Sedangkan Eldrick hanya bisa menatap rara seolah-olah pria itu tak sanggup lagi menahan diri untuk tak menarik diri Rara hingga masuk ke dalam pelukannya.

*****

Rara sudah selesai mandi. Dia mengenakan pakaian yang sudah disiapkan. Pakaian yang terasa cukup aneh untuk dikenakan ke Bali. Rara jadi curiga bahwa mereka tak akan ke bali siang ini. Meski begitu, Rara hanya diam saja.

Saat ini, Rara sedang menikmati sarapannya dengan Eldrick. Pria itu sudah selesai sarapan saat Rara masih mempersiapkan diri tadi, kini, Eldrick sedang sibuk dengan tabnya dan hanya menikmati kopinya saja.

"Jadi, bagaimana rasanya dikhianati, Rara?" tanya Eldrick secara tiba-tiba, membuat Rara menghentikan aksinya seketika.

Pertanyaan tersebut jelas sebuah ejekan untuk Rara. Dari cara bicaranya saja, Rara bisa menilai bahwa pria di hadapaannya ini sedang mengejeknya, bukan sedang berempati dengannya.

"Biasa saja," jawab rara dengan pendek. Rara tak ingin membuat Eldrick tersenyum puas atas nasib yang sedang menimpanya saat ini.

"Takdir benar-benar sangat lucu. Di masalalu, kamu melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh Bastian. Saat itu, aku berdo'a agar kamu merasakan apa yang kurasakan saat itu. Kini, Tuhan menjawab do'aku, bahkan dia membiarkanku menyaksikan nasib burrukmu ini."

Rara akhirnya menaruh sendok dan garpunya lalu menatap Eldrick dengan penuh kekesalan, "Kalau begitu, kenapa kamu tidak pergi saja sembari mengejekku? Kenapa kamu harus mengemukakakn niat tak masuk akalmu itu pada keluarga kita? Apa karena kamu belum move on?" dengan kesal, Rara akahirnya mengemukakan pertanyaannya tersebut.

MARRIAGE with My EXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang