Bab 5 – Ketangkap Basah
Rara masih terbaring miring di ujung ran jang dengan tubuh yang telaanjang tanpa busana. Ya, Eldrick benar-benar melakukan apa yang dia inginkan. Menyentuh Rara lagi namun dengan cara yang cukup berbeda, bukan dengan cara yang lembut dan penuh cinta seperti dulu ketika mereka masih menjadi sepasang kekasih. Sentuhan Eldrick tadi terkesan seperti sentuhan seorang pria yang hanya ingin melampiaskan hasratnya saja, tak lebih.
Rara sangat kesal, tentu saja. Tak pernah dia diperlakukan seperti ini dengan seorang pria. Selama ini, Rara selalu menjalin kasih dengan pria yang memang dia sukai. Bercinta dengan mereka karena dia ingin melakukannya tanpa paksaan sedikitpun hingga Rarapun menikmati setiap percintaan panas yang diberikan oleh para mantan kekasihnya. Namun tadi, adalah pertama kalinya Rara tidak menikmati seks yang dipaksakan padanya. Karena itulah, Rara benar-benar sangat kesal.
Meski begitu, Rara tak menangis. Dia tahu bahwa dia baru saja diperkosa oleh suaminya sendiri, tapi Rara cukup tegar untuk mengeluarkan air matanya. Rara hanya memilih tidur meringkuk sejauh mungkin dari Eldrick yang kini berada di belakangnya.
"Aku tahu kamu belum tidur," suara Eldrick terdengar memecah keheningan. "Aku tak akan meminta maaf, karena itu memang hak-ku," lanjut Eldrick lagi.
Rara tidak menanggapi ucapan Eldrick. Dia tidak peduli apa Eldrick akan meminta maaf atau tidak, yang pasti adalah, Rara sangat maraah dengan Eldrick karena sudah memaksakan kehendaknya pada diri Rara.
"Karena kita sudah melakukannya, maka aku akan membahas hal ini padamu. Aku tidak menggunakan pengaman, jelas, tujuan kita menikah adalah untuk membuat keturunan."
Rara mengerutkan keningnya, mencerna apa yang dikatakan oleh Eldrick. Apa maksud Eldrick dia ingin segera punya anak?
"Kalau kamu mau punya anak, maaf, aku nggak siap," Rara akhirnya membuka suaranya.
Ya, sudah berkali-kali Rara menjelaskan pada siapapun seperti sahabatnya, bahwa memiliki bayi sama sekali tak ada dalam pikiran Rara. Rara sangat berbeda dengan sahabatnya yang bernama Cilla. Dulu, Cilla sangan menginginkan bayi tanpa memiliki suami karena sahabarnyaa itu memiliki terauma dengan sebuah pernikahan. Berbeda dengan Cilla, Rara malah menginginkan sebaliknya.
Memiliki suami mungkin akan sangat menyenangkan untuk Rara, namun tidak dengan seorang bayi. Rara bukan sosok perempuan yang keibuan, jadi dia berpikir bahwa bayi tak akan cocok dengannya.
Kini, dia dihadapkan pada sebuah kenyataan, jika pria yang menikahinya ini tampaknya sedang sangat ingin memiliki penerus darinya.
"Aku tak bertanya tentang kesiapanmu. Bagiku, kamu hanya perlu menyiapkan wadah untuk janinku tumbuh dan melahirkan dia dengan selamat ke dunia. Tugasmu hanya itu."
Rara kesal setengah mati. Apa pria ini berpikir bahwa Rara hanya sebuah penampung spermanya? Kenapa Eldrick sudah berubah sangat banyak?
"Meskipun bagimu aku hanya sebuah wadah, tapi aku nggak mau. Aku nggak mau punya anak, dan nggak pernah berniat punya anak," jawab Rara. Ya, dia bahkan selalu mengamankan diri dengan meminum pil pencegah kehamilan.
Rara merasakan Eldrick mendekat ke arahnya, "Sayangnya, bukan kamu yang memutuskan," Eldrick mendesis tajam sebelum dia meraih kembali tubuh Rara hingga menempel pada tubuhnya.
Rara jelas bisa merasakan bagaimana tegangnya bukti gairah pria itu yang kini sedang menempel pada bagian belakang tubuhnya. Oh! Pria ini sangat bergairah, dan Rara tahu bahwa pria ini akan segera menyentuhnya kembali. Eldrick memaksa Rara untuk menolehkan wajahnya, kemudian, dalam sekejap mata, bibir Rara sudah disambar oleh Eldrick dan pria itu sudah melumatnya lagi dengan begitu pana.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE with My EX
RomanceLelah menjelajah cinta, Zhafira Wirawan, atau yang biasa dikenal sebagai Rara, akhirnya memutuskan menyetujui rencana perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Pria yang akan dijodohkan dengannya adalah Sebastian Arya Rajasa, pria dari kelu...