senasib

160 12 4
                                    

.
.
.
.
.
.
.

Sampai di rumah sakit mereka bertujuh menatap lekat ke arah seorang wanita separuh baya yang tak lain ialah ibu Riko mereka menatap dengan tatapan sedu walaupun hanya di batasi dengan kaca yang memisahkan pasien dengan penjenguk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai di rumah sakit mereka bertujuh menatap lekat ke arah seorang wanita separuh baya yang tak lain ialah ibu Riko mereka menatap dengan tatapan sedu walaupun hanya di batasi dengan kaca yang memisahkan pasien dengan penjenguk

"Riko.."Arjuna seraya menatap kearah Riko anak itu paling dekat dengan pembatas kaca

"Bang...gw harus gimana?.."Riko terlihat dari pantulan bayangannya Riko meneteskan air mata

"Sabar ya dek.."Hendra

"Apa memang benar kata teguh gw anak haram yang di buang dan tidak di inginkan...jadi itu sebabnya takdir ga membiarkan gw bahagia?.."Riko di setiap kalimat yang Riko ucapkan selalu ada tetesan air mata

"Ck ga boleh ngomong gitu ah"Hendra menarik Riko ke dalam pelukannya

"Riko anak baik bukan anak haram"lanjutnya

"Udah udah percaya Ama Abang semuanya bakalan baik baik aja"Hendra tangan nya tak berhenti menepuk nepuk punggung Riko yang gemetar akibat menangis

Untuk menenangkan Riko akhirnya mereka pergi ke taman rumah sakit di sana Ada banyak sekali pasien yang sedang berjalan jalan

"Ko jasad papa lu udah di temuin blum?"Zayan

"Eh mana mungkin pea lu kira tengelam di sungai?!?"azzka

"Lah bedanya apaan kan sama sama tengelem"Satya

"Nih ya sungai mh dangkal kalo samudera mh dalem"azzka

"Lah emang tuh pesawat jatuhnya di samudera?"Satya

"BUKAN!! BUKAN SAT"Zayan yang sudah muak dengan pertanyaan dari Satya

"Lah trus?"Satya

"Jatuh ke got!!"Zayan dengan tatapan sinis nya

"Lah berarti cuma lecet dong kaga mati"Satya

"Lu-"Zayan

"Huh~"lanjutnya

"Udah lagian lu ladeni aja"Hendra

"Ga bang emang Nih anak otaknya rada rada"Zayan sementara Riko hanya menahan tawa melihat tingkah laku abangnya

"Yee tau tuh bang Satya umur remaja otak balita huuu"ejek Sean

"Badan lansia huuu"lanjut Arjuna

"Heh bocil!"Satya

"Yee tua mh tua aja kali"Sean dengan muka julid khas Sean

"Sini kaga lu sini"Satya berusaha menangkap Sean yang kini sudah berlari

"BANG.. Hendra tolong~"Sean langsung bersembunyi di belakang Hendra

"Sat ngalah udah"Hendra

"Ck cape gw ngalah mulu"Satya

Hari mulai gelap bintang bintang mulai bermunculan kini tugas sang Surya telah selesai dan di ganti kan dengan sang rembulan semua anggota wolf king sudah pulang ke rumah masing-masing Riko,anak itu agak sedikit terlambat pulang karena dia masih nyaman duduk di taman rumah sakit

Mythomania Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang