9| Tarikan Energi Telekinesis

47 26 69
                                    

🍃

Perkataan terakhir Havi membuatku berasumsi jika ia memahami apa yang aku dan Denzel pikirkan. Yang terpenting, portal menuju Dominic ada di hutan kabut yang kami masuki tadi. Namun sepertinya aku tak bisa sembarangan masuk ke hutan itu lagi, mengingat amarah peri berambut merah yang sempat aku serang dengan Volna, belum lagi peri pria yang aku lihat tadi ketika ia terbang di atas langit bukit bunga. Mereka berdua bisa memberikan pertarungan yang sengit jika aku kembali ke hutan itu sekarang. 

Tadi, Havi juga mengatakan bahwa Tube Corp mengincar Joel. Jelas ada sesuatu yang direncanakan oleh perusahaan itu. Entah aku harus mencurigai Havi seperti aku mencurigai Miriam, atau pria Medium di hadapanku ini bersih dari tuduhan. Mengingat keduanya sama-sama bekerja untuk perusahaan itu, kemungkinan bahwa mereka memiliki niat terselubung bisa saja terjadi.

Aku menyipitkan mata, menatap Havi dengan sorot heran. "Sudah berapa lama kamu di sini? Menjadi subjek uji coba makhluk dan perusahaan terkutuk itu." Aku merendahkan suara, tidak ingin terdengar emosional.

"Tujuh belas hari," jawab Havi tanpa berkedip. Ia kemudian menundukkan wajah, sebelah tangannya menarik keranjang dari atas meja, meletakkannya di atas pangkuan. Havi mulai menyisihkan beberapa daun herbal yang ia bawa tadi.

Tujuh belas hari jelas bukan waktu yang singkat. "Apa tujuannya? Mengingat kamu Medium, tidak mungkin kamu tidak mengetahui detail dari uji coba ini?" tanyaku menuduh.

Havi mengangkat kepalanya dengan cepat. Tatapan matanya berubah tajam. Aku tak bisa melihat dengan jelas, apakah ia menggertakkan rahangnya atau tidak dari balik jambang tebalnya itu. Havi mengusap dahinya, sebelum tatapannya kembali mengarah pada herbal di keranjang. "Aku tak bisa menceritakan detailnya. Mereka menghapus ingatan itu. Atau menguncinya. Kalian tahu, beberapa Telepath memiliki kemampuan kendali yang tinggi. Dia bisa mengatur apa yang kamu ingat dan tidak. Jabatanku tidak sepenting dan setinggi itu untuk mengetahui siapa Telepath tingkat tinggi yang memegang kunci Ruangan Memori di perusahaan tempatku bekerja."

Ruangan Memori merupakan ruangan gelap yang diterangi oleh cahaya dari tabung energi Telepath. Tidak seperti kebanyakan tabung energi yang berfungsi untuk menyimpan cadangan sihir, tabung energi Telepath berfungsi untuk menyimpan memori yang terekam di dalam pikiran. Para Telepath yang memiliki akses ke ruang Memori bisa melakukan manipulasi pikiran. Meski ketahanan dari kekuatan ini berlaku sementara untuk full magic, bagi grade di bawahnya akan sangat beresiko, hingga terjadi penghapusan ingatan secara permanen.

"Yang jelas, mereka memiliki perhitungan waktu tersendiri. Setiap delapan hari... atau kelipatannya, akan ada yang menjadi korban Of. Batu itu ada hubungannya dengan kemampuan Of dan juga tempat ini. Aku belum tahu pasti apa itu." Havi kembali memasukkan daun herbal ke dalam keranjang. Ia kemudian menarik diri, menyandarkan punggungnya ke belakang. "Kalian sudah bertemu dengan makhluk yang menghuni dimensi ini. Kita tidak seperti mereka yang memiliki jiwa dan tubuh, kita hanya jiwa di sini. Tapi pertanyaannya, mengapa jiwa kita tampak utuh seperti ini? Seharusnya kita berbayang."

Aku mengernyitkan kening menatap Havi. "Aku ingin menanyakan hal itu padamu, tapi tampaknya... kamu masih mencari tahu." Havi mengangguk pelan. Ia kemudian berpaling, menatap hutan yang terletak sekitar empat meter di samping kananku.

Aku merasakan tarikan energi teleportasi lainnya dari arah pintu.

Gadis manis yang tampak cemberut berjalan dengan langkah cepat. "Miriam marah besar pada kalian. Terutama..." ia menatapku dengan melebarkan matanya. Tidak ada sorot marah di sana. Samar, aku melihat senyum kecil tertarik di sudut bibirnya. "Padamu. Karena pasti kamu yang namanya Regen. Peri itu penjaga hutan. Dan kamu menyakitinya. Lalu saudaranya datang, dan menginginkanmu datang menemuinya," jelasnya panjang dengan nada tegang.

Clandestine Regen PoV~editedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang