[05] Sudah Berhenti

3.4K 640 61
                                        

"Nyonya."

Tubuhku perlahan berbalik dan mendapati seorang wanita muda tersenyum begitu lebar menatapku seolah dia sangat lega melihatku berdiri di depannya. Ah, aku tahu. Wanita ini pasti Seira. Asisten pribadi Kylana yang begitu setia—sekalipun Kylana adalah wanita jahat.

"Saya sangat bersyukur nyonya sudah baik-baik saja."

Aku mengulas senyum. "Seira," panggilku. Dan Seira seketika menangis kencang sampai membuatku begitu terkejut. "Hei, hei, ada apa denganmu? Berhenti menangis." Tetapi Seira justru semakin menangis. Karena kebingungan, aku akhirnya bergerak untuk memeluknya. Lagi-lagi, Seira semakin menangis kencang dan membalas pelukanku kuat-kuat.

"Saya... saya senang sekali nyonya akhirnya kembali dan sudah baik-baik saja."

Aku tertegun. Seketika perasaan hangat menjalari seluruh sudut hatiku. Entah kekuatan apa yang sudah mimpi-mimpi tentang Kylana berikan padaku sampai semakin hari aku merasa seperti telah berbagi perasaan dengan wanita itu. Aku yang dulu saat membaca novel Clarity, begitu membenci Kylana, sekarang justru lambat laun mulai memahami perasaan wanita itu. Seperti sekarang ketika aku merasa begitu haru saat mendapati seseorang yang menangis lega setelah mendapati kalau Kylana masih hidup.

Karena masih jelas kuat dalam ingatanku, tentang bagaimana akhir kisah Kylana Dwynetta yang mati tertembak—bahkan diceritakan hanya Arnold-lah yang memberinya pemakaman layak sebagai Luke manusia. Hanya Luke yang terlihat menangis menyadari kepergian Kylana selama-lamanya. Sedangkan Kenneth justru melangsungkan pernikahan dengan Elora hanya berselang dua minggu setelah kematian Kylana. Pun dengan Roland dan seluruh keluarga besar Arthur ikut tertawa bahagia merayakan pernikahan itu, tanpa pernah mau merepotkan diri bahwa Kylana Dwynetta telah mati setelah menyelamatkan Elora Arthur.

"Terima kasih, Seira."

Aku bisa merasakan tubuh Seira menegang dalam pelukanku. Seira pasti terkejut saat mendengar sosok Kylana mengucapkan terima kasih padanya untuk pertama kali. Sejujurnya, tak banyak yang kuketahui tentang hubungan Kylana dan Seira. Karena di novel, kisah hidup Kylana tak terlalu banyak dibahas—selain dia adalah wanita jahat dan menyebalkan yang selalu menyakiti Elora. Tetapi yang kuingat, di novel diceritakan kalau sekalipun sering dimarahi oleh Kylana, Seira adalah satu-satunya sosok yang bertahan di sisi wanita itu karena merasa hutang budi. Itu sebabnya, aku pun pernah tak menyukai Seira dalam novel Clarity, karena wanita itu beberapa kali membantu Kylana dalam melaksanakan rencana jahatnya pada Elora.

"Berhentilah menangis jika tak ingin aku memotong gajimu." Aku tertawa dalam hati mengingat kalau kalimat itu yang selalu diucapkan Kylana pada Seira jika wanita itu terlihat berusaha memperlihatkan penolakan rencana jahat Kylana melalui raut wajahnya. Sepertinya, ancamanku berhasil, karena Seira seketika menghentikan tangis dan perlahan menjauhkan diri dari pelukan kami.

"Maaf, maafkan saya, Nyonya."

Aku kembali tertawa, pelan. Kemudian membantunya merapikan penampilan wajahnya yang sedikit kusut karena menangis. Seira terkejut, tentu saja. Tetapi aku membiarkan. Mulai saat ini, aku adalah Kylana yang baru. Aku akan mulai menghargai siapa pun yang menerima kehadiran Kylana dengan baik dan tulus di masa lalu. Jadi ketika nanti jiwa Kylana yang asli kembali, wanita itu tak perlu lagi sendirian di dunia novel ini. Sekali lagi, Kylana harus bisa menikmati hidup selayaknya aku menikmati hidup di dunia nyata.

"Seira, apa kau mau menjadi temanku?"

Kubiarkan kedua mata Seira membulat penuh keterkejutan sampai akhirnya dia mengangguk kuat-kuat dan memberiku senyum penuh kebahagiaan—seolah sangat menyukai permintaan yang baru saja kuucapkan tadi.

=+=

Untuk kesekian kalinya—setelah beberapa hari keluar dari rumah sakit, aku menatap tubuh Kylana—maksudnya saat ini adalah tubuhku—di depan cermin. Bekas luka tembak di beberapa bagian tubuhku masih terlihat jelas.

Clarity [Completed] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang