+ Pizza Delivery Guy

955 95 3
                                    

Lisa as Lisa
Yibo as Jeremiah
Jihyo as Bella
Kalau Gabriel, bayangin sendiri ya.

•••

"Pft— you what? Pizza delivery guy? Are you serious, Sa?" Lisa terbahak; menertawai Bella dengan telak. Lantas, yang jadi objek tawa memutar bola mata. Merasa diremehkan seleranya. Kemudian dengan cepat, dia menyanggah tak suka.

"Lis, dia ganteng. Gue yakin lo juga bakal suka kalau liat dia."

Lisa menggelengkan kepala sembari berusaha mengontrol tawa. Seolah berkata: Tidak mungkin, ya! Terlanjur kesal dengan sahabatnya, Bella mengambil ponsel kemudian memesan pizza. Lisa dapat mendengar suara sabatnya itu berubah menjadi sok manis, dan itu membuatnya merinding.

"Tunggu dua puluh menit dia bakal ke sini," Bella mengambil sebuah kartu, melanjutkan permainan uno yang terpause selama sepuluh menit. Lisa mengikuti. Sejujurnya, Lisa tak mahir bermain permainan kartu semacam ini. Tadi waktu dijelasih, dia ngerti. Tapi yang namanya baru main pertama kali, yang dibutuhkan cuma keberuntangan, bukan nyali.

"Uno game!" teriak Bella. Gadis itu melukis wajah bahagia, sementara Lisa langsung melempar kartunya di meja.

"Karena lo kalah, lo harus nyambut Iel."

"Iel?"

"Gabriel, itu nama pengantar pizza yang gue ceritain tadi."

Lisa mengangguk, toh ini hal yang mudah; bukan masalah. Tinggal buka pintu, beri beberapa lembar uang sembari sedikit tersenyum manis, dan sudah. Terlalu mudah. Seperti bukan konsekuensi untuk orang yang kalah. Namun sebelum Lisa benar-benar merasa lega, Bella dengan cepat memberinya perintah tambahan; "But, naked." 

Mata Lisa nyaris keluar dari tempatnya. Bella pasti sudah gila. "Sinting, what if i get fucked by him?"

Bella menjentikkan jari, "Nah, itu dia tujuannya. I wanna see him fuck you rudely. Then I'll record it secretly, so we can play it every time we meet."

"I already have a crush, and i'm not interested to your fucking agenda about pizza delivery guy, Bel!" Lisa mengatur napasnya sejenak sebelum melanjutkan. "Why don't you do your plan by yourself? You likes him, i'm not!"

Bella tampak acuh. Sebenarnya, dia hanya ingin memastikan sesuatu sebelum dirinya benar-benar jatuh. Ada satu hal tentang Gabriel yang membuat Bella ingin menjauh. "Fine, take off your clothes. Sisain underwear-nya aja."

Lisa berdecak. Bella itu kerasa kepala, mau diberi jutaan penolakan pun tak akan masuk ke telinga. Jadi, Lisa terpaksa melepas pakaiannya. Menyisakan bra dan cd hitam. Sekitar lima menit, suara bel berbunyi. Bella langsung masuk ke dalam kamar. Sebelumnya, dia sudah meletakkan kamera tersembunyi.

Pusing, Lisa memejamkan mata. Mencoba membuang seluruh rasa malunya. Dengan tangan sedikit gemetar, dia mengintip dari pintu. Benar, di sana ada seorang membawa dua kotak pizza, namun sedikit tak terlihat seperti pengantar pizza. Setelah puas menarik napas, dia langsung membuka pintu sembari tersenyum.

Ceklek.

Lisa dapat melihat jelas wajah keterkejutan laki-laki itu, pun sebetulnya sama dengan dirinya. Dua insan yang tengah berhadapan itu mematung. Seolah baru terkena serangan jantung. "Jeremiah?" gumam Lisa.

"Lisa? What are you doing here? And why you— ekhm, sorry." Jeremiah membuang muka, alihkan perhatiannya dari tubuh Lisa yang mampu membuat pipinya merona.

"This is your order," sambungnya sembari memberi dua box pizza ukuran large. Niatnya, Jeremiah hendak kabur melarikan diri. Namun, Lisa tak akan melepaskannya lagi. Tidak untuk kali ini.

"Is this already paid?" tanya Lisa, cowok itu mengangguk pelan. "Enjoy your meal," balas Jeremiah. Lebih terdengar seperti salam perpisahan ketimbang ucapan selamat makan. Dia nyaris pergi kalau Lisa tak mau menurunkan gengsi.

"Do you want any tip?" tanya Lisa takut-takut. Mungkin, Jere tidak bisa melihat kegelisahan itu, karena memang selalu Lisa sembunyikan. Mungkin dia tidak bisa melihat ladang perasaan yang tumbuh tiap kali mereka berpapasan. Dan mungkin, dia tidak tahu kalau sekeras apapun Lisa mengelak, Jeremiah akan selalu menang telak.

Jeremiah mengerutkan dahi. Seingatnya, Lisa itu sama sekali tak tertarik padanya. Cintanya ditolak, entah berapa kali. Namun, kenapa gadis ini malah— tidak, ini mungkin salah otaknya. Pasti dia salah mengartikan kata tip.  Untuk menetralkan pikiran yang sudah berkelana, dia menggelengkan kepala. "No need. save your money, Lisa."

"I'm not talking about money. I'm talking about me. Don't you want me as your tip, Jeremiah?"

•••

Lanjutannya ada di Trakteer, kalian
bisa abaiin aja kalau nggak mau baca
di sana. Fyi, ini mau gue jadiin 3 part
di Trakteer. Dan kayaknya untuk oneshot
semacam ini, gue bakal masukin ke
sana terus. Jadi di Wattpad gue bisa
fokus namatin RUMORS dan cerita
yang lain. So, tenang aja kalau
kalian nggak bisa baca cerita di
Trakteer, baca cerita yang di wp
aja ya! Rumors update akhir bulan!

See you.


YILISM WORLD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang