Chapter 4 Payung Biru

15 1 0
                                    


{}{}{}{}{}

Tik....tik....tik..... Rintikan hujan yang tak begitu deras mengguyur kota Bali. Suasana sejuk menutupi seluruh kota Bali,karena beberapa hari yang lalu tidak turun hujan dan sangat panas.

Kring....suara bel pintu yang menandakan ada seseorang yang masuk ke dalam toko buku.

"Hai Uncle."sapa INARA

"Hallo Nara, tumben sekali kau kesini bukankah kemarin kau baru datang?",sapa balik uncle Chen pemilik toko.

"Hehehe, iya nih uncle mau beli novel keluaran terbaru itu." Jawabnya.

"Iyaa,tuh ada di rak pojok soalnya belum uncle tata!" Tunjuk uncle Chen ke arah rak buku.

INARA mengangguk dan mulai berjalan ke arah rak buku novel.

Tumpukan kerdus berisi novel - novel baru masih tertata disamping rak. Inara membuka kerdus paling atas dan mengambil 1 buku yang akan dirinya beli.

"Ah.. ini dia. Huh,gak sabar sekali ingin baca iniii", ucap INARA sambil sedikit melompat kegirangan.

"Buk...ahh!" Rintih INARA tak sengaja menabrak punggung seseorang yang sedikit lebih tinggi darinya.

"Maaf...maaf saya tidak sengaja," Seru INARA sedikit menunduk dan mengambil bukunya yang jatuh.

"Kau tak apa?" Suara yang terdengar di telinga INARA yang tak lain dari laki laki yang ia tabrak tadi.

INARA mulai berdiri dan menatap orang tersebut. INARA sedikit terkejut,ternyata orang yang ia tabrak adalah tamu kampus nya 3 hari lalu.

"Ak..aku tidak apa apa",jawab INARA.

"Baiklah. Berhati hati lah saat berjalan", jawab laki - laki tersebut dengan menepuk pelan bahu INARA dan tersenyum.

"I..i...iya,terima kasih", jawab INARA sedikit ragu.Laki laki tersebut meninggalkan INARA.

"Bukankah....dia tamu kampus 3 hari lalu. Mengapa datang ke toko buku sendirian dan waktu hujan lagi?bukannya dia seorang CEO muda terpandang?" Bisik INARA.

" Ahh .. sudah lah mengapa aku jadi memikirkannya. Urusan orang masing masing Nara!!"oceh INARA kepada dirinya sendiri.

INARA berjalan ke arah kasir untuk membayar bukunya. Disana ternyata dirinya bertemu lagi dengan laki laki tadi yang duduk di pinggir dekat kasir.

"Uncle ini sudah, berapa jumlahnya?" Tanya INARA sambil memberikan buku novelnya.

Setelah membayarnya, INARA sebenarnya ingin langsung pulang tapi saat ingin keluar Uncle Chen bertanya kepada laki laki itu pelan tetapi masih bisa di dengar.

"Nak,kau mau aku telpon kan pengawalmu supaya bisa menjemput mu?sebenernya aku ingin meminjamkan mu payung tapi aku lupa ternyata aku tak membawa payung dan toko sekitar sudah banyak yang tutup", ucap uncle chen.

"Tak apa uncle,aku akan berlari saja saat hujannya sedikit mereda", jawab laki itu.

"Ehh INARA...nak bukankah kamu mau pulang sekarang?Dan arah rumah mu searah dengan arah apartemen nak JOVAN, maukah kamu menumpangi payung untuk nya?" Panggil uncle Chen dan meminta INARA untuk menumpangi laki laki tadi yang  bernama JOVAN.

"Eh..i..iya uncle. Ak..aku akan menumpanginya". Ucap INARA sambil menatap JOVAN sekilas.

"Terimakasih ya Nara. JOVAN orang nya baik kok,uncle udah tahu" jelas uncle Chen.

Akhirnya JOVAN pulang diantar seorang gadis yang menabraknya tadi dan yang membuat perhatiannya teralihkan waktu kunjungan kampus kemarin.

{}{}{}{}{}

Malam yang tak pernah INARA duga,Dimana seorang INARA berjalan dengan seorang laki laki yang baru di temuinya pada malam hari. Dan dirinya tak ada rasa menolak pada hatinya,karena biasanya jika ia dekat dengan laki -laki yang ia belum kenal ia merasa tak nyaman. Tapi entah kenapa dengan JOVAN ia merasa nyaman.

Tap ..tap ..tap .tap...

Langkahan kaki milik INARA dan JOVAN bergantian,mereka berjalan berdua menyusuri jalanan kota yang lumayan sepi. Karena INARA hanya membawa 1 payung yaitu payung kesayangannya warna biru,dirinya terpaksa harus berpegangan tangan dengan JOVAN karena JOVANlah yang membawa payungnya sedangkan dirinya memegang tangan JOVAN agar tak kehujanan.

Deg..deg..deg deg....

Suara detak jantung INARA yang sedikit berjalan cepat.

"Heyy...kau kenapa?kenapa berbunyi?diamlah!!! bagaimana jika laki -laki ini mendengarnya?" Batin INARA yang sedang berbicara pada jantungnya yang berdetak tak karuan.

"Emm....kalau boleh tau rumah mu sebelah mana?" JOVAN membuka pembicaraan,karena sejak awal tak ada yang membuka suara dan hanya keheningan yang ada.

"Hem...a..apa kau bertanya kepadaku?",jawab INARA sedikit mendongak ke arah JOVAN sedikit ragu.

"Kau melamun?aku bertanya dimana rumah mu?" Ulang JOVAN dengan menampilkan senyuman indahnya.

"Oh...rumahku ad..da di gang depan itu. Sebentar lagi sampai" .

"Baiklah."

Tibalah mereka di depan rumah INARA,sedangkan restoran papanya ada di seberang jalan pas di depan rumahnya.

"Oh iya,kita belum berkenalan. Aku JOVAN,kau sendiri?" Tanya JOVAN saat tiba di depan pintu gerbang rumah INARA.

"A..aku INARA GHAZALA."jawabnya
"Baiklah. Aku akan membawa payung mu dulu,besok akan ku kembalikan"

"Ahh... Iya. Kau bisa mengembalikannya sewaktu waktu" ucap INARA.

"Terima kasih. Aku akan pulang masuklah dulu" pinta JOVAN.

INARA hanya mengangguk dan menuruti permintaan JOVAN. Entah kenapa kali ini dia sangat berbeda, biasanya dia tidak akan meminjamkan payung kesayangannya kepada siapa pun kecuali kedua orang tuanya. Bahkan sahabat nya IFANYA tak pernah ia pinjami payung itu.

Apakah INARA mulai ada masalah di hatinya?atau benih ketertarikan mulai tumbuh di hatinya?

































*HAI GUYS,AKHIRNYA AKU UPDATE LAGI✨🤩.INI AKU UPDATE CHAPTER 4 YA TUNGGU CHAPTER SELANJUTNYA,MAAF KALO UPDATENYA AGAK LAMA YA GUYS SOALNYA MASIH UJIAN*🙏🙏

Partner MasalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang