Kenyataan

7 3 2
                                    

"RESTU!!! SUDAH BERAPA KALI SAYA BILANG!? SAYA BILANG JANGAN, YA JANGAN! KENAPA KAMU NGEYEL!?" Tangan Aiza terangkat mencubit telinga Restu keras.

Restu kecil menangis terisak kencang, "huwee bundaaa, sakiiiit."

"TAU RASA! SURUH SIAPA NAKAL! MASIH KECIL UDAH NAKAL? MAU JADI APA KAMU NANTI HAH! JAWAB BUNDA!" Teriaknya Aiza menggelegar didalam kamar Restu.

Restu semakin terisak ketika telinganya ditarik paksa ke atas yang sudah memarah, rasanya seperti mau copot, "b-bunda maaf, Restu engga sengaja... Restu lupa... hik... maafin Restu janji engga ulangi."

Aiza tersenyum remeh, tangannya melepaskam jeweran telinga Restu yang merah. Kekehan terdengar, "pinter, ini baru anak bunda."

Restu mulai mengatur tangisnya yang masih sesegukan. Dia menatap takut ke arah Aiza yang menghisap kembali nikotin itu.

Tatapan Aiza kini beralih menatap Restu nyalang, "tapi anak nakal tetap harus dihukum, hm?"

Tangan Aiza terangkat ke atas jauh lalu,

"BUNDAAA!"

gelap yang menguasai pandangan Restu.

Aiza tertawa miris, anaknya terkapar tak berdaya. Pingsan.

"Hahaha, gila lu Aiza."

"IYAAA GUA GILA ANJING!"

PRANKKK

Aiza GumelarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang