Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Karina Bumantara, gadis itu pernah bertanya pada orang tuanya, apa arti dari namanya, apa itu Bumantara? Bunda menjawab, jika Bumantara itu memiliki arti Angkasa.
Dan karena namanya itu, Karina suka sekali dengan angkasa, dengan planet Saturnus dan mars lalu planet-planet yang lainnya juga. Terlalu suka dengan angkasa sampai Karina lupa belajar tentang pelajaran sekolahnya.
Sekarang gadis itu sedang tertidur dengan buku yang menutupi wajahnya. Bunyi alarm saja dia tidak mendengar apalagi suara bundanya yang sudah memanggilnya sedari tadi.
"Bumantara! Ini sudah jam 7, kamu tidak sekolah memangnya?"
Karina sepenuhnya terbangun saat melihat jam dinding, dia melompat dari atas tempat tidur lalu bergegas menuju ke kamar mandi.
Mandinya tidak lama, asal saja yang penting tubuhnya basah. Setelahnya dia memakai baju seragam secara cepat, dasinya ia kalungkan.
"Bumantara!"
"Iya Bundaaa."
Karina mengambil tas ranselnya dan menutup pintu kamar, baru saja turun beberapa anak tangga dia sudah berlari ke kamarnya lagi.
Kunci jawaban yang kemarin ia buat bersama ketiga sahabatnya itu tidak boleh ketinggalan. Setelah memegang beberapa kertas yang penting itu baru Karina turun lagi ke bawah.
Gadis itu tidak perlu repot-repot untuk memakan sarapannya, dia hanya mengambil roti lalu berpamitan kepada Bunda.
"Bun, berangkat ya." Karina mengecup kedua pipi bundanya.
"Hati-hati, jangan ngebut."
Karina mengangkat tangan untuk hormat, "siap ibu negara!"
*~*
Kring! Kring! Kring!
Suara bel masuk berbunyi, Karina baru saja memarkirkan motornya, dia dengan cepat berlari ke arah gerbang bersamaan dengan para murid yang telat juga.
Salah satu murid itu tidak sengaja menyenggol lengannya dan membuatnya terjatuh ke tanah. Karina mendongak, menatap si pelaku yang berwajah datar.
"Kalau jalan tuh pakai mata!" Karina bangkit berdiri.
"Kamu bodoh kah? Jalan tuh pakai kaki. Lihat pakai mata." Balas gadis di depannya ini.
"Lah, iya juga." Karina mengangguk lalu kemudian menggeleng. "Hush! Minta maaf cepet." Suruhnya.
"Sorry." Ucap gadis itu dan pergi.
Karina menganga, dia memakai kembali ranselnya dan berjalan cepat menyusul si gadis pendek yang berwajah datar.
Karena itu, dia terlambat datang ke kelas. Karina masuk dan cengengesan, "halo Bu, tadi ngobrol dulu sama Pak Pian, jadi telat masuknya hehe."