bintang

344 79 1
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seorang gadis berdiam diri di depan pintu ruang rawat inap nomor 413. Sudah sekitar sepuluh menit dia berdiri disana, akhirnya setelah siap gadis itu membuka pintu secara perlahan tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

Matanya melihat gadis lain yang sedang berjoget kecil, gadis itu memakai headset maka nya ia tidak mendengar suara pintu terbuka.

Karina yang awalnya tersenyum langsung panik ketika tidak melihat selang infus. Dia menghampiri Winter, namun ketika gadis pucat itu menoleh ke arahnya; dia langsung naik ke atas ranjang dan bersembunyi di bawah selimut.



"Aku datang kesini karena khawatir, maaf kemarin pulang engga pamit dulu. Udah engga pakai infusan? Udah sembuh? Udah boleh pulang?"


Winter mengintip, ia sembunyikan senyumannya ketika melihat wajah Karina yang terlihat sangat khawatir.


"Mama lagi ngambil infus yang baru." Jawabnya dengan pelan.

"Jadi? Belum boleh pulang?"

"Belum."

Karina menghela nafas kecewa, ia menatap Winter yang masih bersembunyi dalam selimut. "Winter."

"Hm?"

"Dari kamu aku belajar banyak hal." Karina tersenyum saat melihat wajah pucat sang pujaan hati.

"Eh? Kenapa tiba-tiba nih?" Tanya Winter.

"Aku masih pengen belajar banyak hal lagi dari kamu. Maka dari itu, aku minta sama kamu buat engga nyerah sama hidup kamu. Kamu belum lihat planet mars kan? Ayo lihat bareng aku."


Winter terdiam, ia melihat keseriusan dari wajahnya Karina. Hatinya begitu sakit melihat wajah itu, ia menghela nafasnya dan bangkit duduk. "Berdiri." Suruhnya dan Karina langsung berdiri.

Gadis pucat itu langsung memeluk tubuh hangat Karina, ia benamkan wajahnya di perut gadis yang lebih tua.

"Belakangan ini, aku suka merasakan suhu tubuh orang lain." Katanya Winter memberitahu alasan mengapa dia memeluk Karina.

"Hm?" Karina membalas pelukan, "kamu baik-baik aja kan? Kondisi kamu engga memburuk kan?"

"Engga, aku baik-baik aja."


Disaat dua gadis itu sedang berpelukan erat pintu kamar terbuka, menampakkan tiga orang gadis yang terkekeh geli melihat pemandangan di depannya. Karina menghela nafas kasar lalu melepaskan pelukan.

Winter pun bersembunyi dalam selimut lagi karena malu, dia hanya mendengarkan percakapan Karina dengan tiga sahabatnya.

"Ketuk dulu kek." Kesal Karina.

"Maaf-maaf, kita engga tahu kalian lagi pelukan."

"Yeji jagain dulu Winter ya, kita berdua mau ajak Karina buat makan. Dia belum makan dari kemarin."

AstronomyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang